🍍4. perunggu 🍍

1.8K 219 16
                                    


"Jake-ah! Mau ikut denganku nanti malam?"

"Hm? Ah, jangan bilang kau mengajakku ke club lagi?!"

Sedangkan pihak satunya hanya tertawa renyah. Jay Park, sahabat sekaligus anak teman papanya itu tida bosan-bosannya untuk mengajak Jake pergi ke club.

Hanya sekedar minum, tidak lebih. Tapi tetap saja, Jake tidak suka alkohol. Mencium baunya saja sudah dapat membuatnya muntah!

"Ya! Mending kau jalan dengan pacarmu Jungwon. Ajak dia ke pasar malam atau hanya sekedar di taman kota!!"

"Ah, Jungwon setiap malam selalu memilih menonton drama daripada keluar. Aku telfon saja tidak pernah diangkat"

Kini giliran Jake yang tertawa. "Yasudah Jay, aku pergi ke lapangan dulu ya! See you!!"

.
.
.
.
.
.
.
.

Jake's pov

Siang ini memang jadwalku untuk pelajaran olahraga. Senang sih, tapi bikin lelah!

"Eh?"

Ramai. Ramai sekali hingga aku ingin berjalan pun terhambat. Papan informasi yang diletakkan di dekat lapangan sekolahku tiba-tiba saja menjadi ramai.

"Huh? Tumben mereka mau membaca informasi? Biasanya hanya sekedar lewat, haha"

Awalnya aku tidak peduli dengan sesuatu di depan mataku ini. Tapi . . .

Park Sunghoon?

Ya, aku kira dia hebat! Ternyata haha . . .

Bagaimana bisa dia tidak mendapat medali emas lagi huh?

Ini pasti ulah * * * , dia sengaja menggagalkan Sunghoon!

Karena penasaran, aku pun melangkah mendekati salah satu siswi yang tengah heboh bergosip dengan teman lainnya.

"Permisi? Ini ada apa ya?"

"Kau harus baca ini! Park Sunghoon, si peraih medali emas kini hanya dapat meraih medali perunggu di perlombaan ice skating minggu lalu!" Ucap siswi itu sambil membaca informasi yang tertera di papan mading.

"Lalu?"

"Ya!! Kenapa kau bodoh sekali?! Jelas-jelas berita ini dapat merusak reputasinya! Apalagi Sunghoon sudah di kenal banyak orang!"

Aneh. Mungkin kata orang medali perunggu itu buruk. Tapi menurutku, Sunghoon sudah berusaha keras, aku yakin itu. Jadi ya . . . apa salahnya mendapat medali perunggu?

Jake's pov end

.
.
.
.
.
.
.

"Maaf mama, Sunghoon belum bisa memberikan yang terbaik. Sunghoon bodoh, kenapa Sunghoon tidak latihan saja hingga larut malam? Kalau perlu sampai kakiku lecet pun tidak apa apa! Sunghoon bodoh, andai saja kau tidak jatuh waktu perlombaan itu . . . hiks!"

"Sudah mengeluhnya?"

Sunghoon terkejut karena tiba-tiba saja ada seseorang mendatanginya. Ia langsung mengusap air matanya yang sempat keluar.

"Kenapa kau di sini, Shim?"

"Tidak usah pakai marga, panggil Jake saja"

"O-ok, jake? Huh, ada apa kau kemari?"

"Hanya mencari udara segar. Rooftop memang tempat yang cocok untuk meluapkan emosi"

"Kau . . . tau?"

"Siapa sih yang tidak mengenal Park Sunghoon? Pria tampan yang katanya menjadi idaman semua siswi di sekolah ini hm?"

Terkejut bukan main. Sunghoon tiba-tiba menangis begitu kencang di depannya.

"E-eh Sunghoon? Aku ada salah?"

"Ya, pergi saja jika kau mau mengejekku karena tidak lagi mendapat medali emas!"

Hah?

"Aku bilang pergi, Jake Shim! Kalau perlu bawa saja medaliku jelekku ini, aku tidak perlu!"

Hah??????

"Ya! Bodoh sekali!!! Teganya kau membuang hasil kerja kerasmu huh?? Lagipula aku kesini untuk memberimu semangat, bukan malah menjatuhkan atau membuatmu malu, Park!"

Memang bodoh. Sunghoon telah bersifat tak sopan terhadap Jake.

"M-maaf! Aku kira kau mau mengejekku"

Hangat. Nyaman. Jake tiba-tiba memeluk Sunghoon dan membiarkannya menangis di dada Jake.

"Aku takut Jake, aku takut mengecewakan mama. Aku takut untuk keluar dari sini, pasti semua orang akan . . . hah aku lelah Jake"

"Sudah, menangis dulu saja. Suaramu jelek kalau sedang menangis, jadi tuntaskanlah"

Dan benar saja, Sunghoon kembali menangis dan semakin mengeratkan pelukannya kepada Jake.

5 menit tanpa suara. Kini, Sunghoon baru menyadarinya. Malu. Sangat memalukan menangis di depan Jake seperti ini.

"Sudah nangisnya? Begini ya Sunghoon, kau sudah berusaha . . ."

"Kau tidak tau apa apa!"

Jake menghela nafasnya. "Aku tau, aku sering melihatmu pergi ke tempat latihan ice skating sendirian saat semua murid lainnya sudah pulang. Aku bahkan pernah menunggumu selesai berlatih dan aku benar benar takjub atas kerja kerasmu. Mungkin kemarin memang bukan hari keberuntunganmu Sunghoon. Aku yakin, kegagalanmu kemarin bukanlah akhir dari semua. Kau bisa ikut lomba lagi yang diadakan bulan depan!!"

"Jake?"

"Hm?"

"Makasih. Aku bahkan baru tau kau sebaik ini? Aku salah pernah mengiramu orang pendiam yang tidak dapat bersosialisasi. Maaf Jake"

"Ya! Kau terlalu berlebihan! Sudah, sekarang mau aku traktir makan? Hanya sekedar merayakan kemenanganmu?"

"Tapi aku tidak menang?"

"Bodoh! Kau menang Park"

"Tapi aku tidak dapat emas?"

"Ah dasar keras kepala! Yasudah, kau telah memenangkan hatiku, Park. Sekarang, ayo pergi ke kedai depan sekolah kita"








End


SungJake oneshoot [ bahasa ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang