tadinya aku mau update jam sepuluhan malam, tapi pas sore aku ketiduran. huhu jadinya ngebut nulisnya pas malem.
selamat membaca~ ___
Follow ig reinjunity biar tau info-info seputar ceritaku di sana. (Aku udah ganti username)
🔒 100 votes + 100 comment to unlock the next part 🔒
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Reina yang keras kepala, lalu Jeno yang tidak ingin Reina dalam bahaya.
Pada akhirnya Jeno memilih untuk mengikuti gadis itu walau harus mendapat komentar-komentar seperti, "Kenapa mengikuti ku terus?"
"Apa seorang alpha itu sejenis makhluk pengangguran?"
Atau, "Kau tidak ada kerjaan ya?!"
Jeno hanya menanggapinya dengan senyum tipis. Sepertinya Reina sedang dalam mood yang tidak baik, sehingga membuatnya sedikit emosional hari ini. Keduanya memutuskan untuk menghabiskan waktunya sampai hari menggelap di jembatan penyebarangan jalan.
"Aku pernah menjadi korban bullying." Gadis itu menatap langit lalu tersenyum, tiba-tiba saja ia ingin membahas ini dengan pria di sebelahnya.
Jeno mengerutkan alisnya karena bingung. "Benarkah? Padahal kau anak baik, kenapa bisa?"
"Aku tidak tahu salahku apa... Tapi selama aku di sekolah dasar, teman-teman sebayaku membenciku. Bahkan ada yang terang-terangan tidak ingin bersamaku."
Gadis di sebelahnya ini terlihat sangat terluka ketika menceritakannya, tapi Jeno tetap membiarkan gadis ini bercerita sampai perasaannya membaik.
"Tidak hanya itu..." Reina berdiri menghadap ke arah Jeno yang sepertinya mulai tertarik dengan topik yang ia bicarakan. "Ayah dan ibuku bercerai ketika aku sekolah menengah. Itu sebabnya aku tinggal bersama nenekku."
Hubungan ayah dan ibunya sangat baik dan harmonis dulu. Hanya saja, setelah ayahnya sering fokus keluar kota karena tuntutan pekerjaannya, semuanya menjadi berubah.