Pada Akhirnya

3 1 0
                                    

***

Setelah Kelas di jam terakhir selesai, aku memutuskan untuk menunggu di lobby dan duduk di satu bangku Panjang dan mengeluarkan Ponsel untuk mengecek semua pesan yang belum terbaca. Aku menghela napas kecil saat melihat nama Angkasa mencoba mengirim Spam pesan, aku tidak tahu dia mendapatkan id Line ku dari mana, tapi bisa ku tebak seperti nya Mawar yang memberikan nya.

Saat sedang Asyik menonton video kucing yang lucu, aku melihat ada seseorang yang berdiri di hadapan ku, aku mengalihkan pandangan menatap sepatu lalu mendongak dan mendapati seorang laki-laki tinggi, berpakaian kemeja yang di gulung se lengan tengah melihat ku dengan wajah tersenyum.

Iya, dia adalah kak Rafly. Aku tersenyum kembali namun di detik ketiga senyuman ku perlahan luntur saat melihat orang yang ada di belakang kak Rafly. Ada kak Angkasa disana.

Aku pun langsung terdiam.

"Kamu kenapa belum pulang Kana?" Tanya kak Rafly yang langsung duduk di sebelah kiri ku.

"Masih nunggu Dinda" jawab ku seadanya.

Aku melirik sekilas ke arah kak Angkasa yang berdiri di depan ku yang sedang bermain hp. Seolah sadar jika aku merasa bingung, kak Rafly menginterupsi

"Lo tuh ngapain sih kesini sa? Bukan nya ngurusin restoran malah keluyuran" tanya Rafly dengan gelengan

"Owner mah keliling ke resto lain, bukan di resto cabang doang" jawabnya seraya duduk di sebelah kanan ku. Seketika aku menahan napas duduk di antara dua laki-laki ini.

"Gaya banget lo, mentang-mentang punya 5 cabang" jawab kak Rafly kembali yang bisa ku liat ia terkekeh kecil.

"Aku ke kelas dulu ya Kana" ucapan kak Rafly membuat ku mendongak saat melihatnya yang sudah berdiri seraya menenteng tas tabung yang biasa anak arsitektur bawa kemana-mana.

Merasa panik, aku pun segera menahan baju kak Rafly layaknya anak kecil yang takut di tinggal orang tuanya "l-lama gak?" Tanyaku dengan bodoh

Kak Rafly terkekeh kecil lalu mengelus rambut ku dengan lembut "bentar kok, cuman 3 jam" ujarnya tertawa ringan. Aku hanya mengulum senyum kecil, merasa bahwa aku benar-benar bodoh disini.

"Lo beneran mau nunggu gue 3 jam lagi nih sa?" Tanya nya pada lali-laki yang duduk di sebelahku ini sedang asyik bermain ponsel nya. Ia hanya berdehem "5 jam juga gue tunggu" ujarnya dengan tenang.

"Oke, awas ya lu godain Kana" ucapan dari kak Rafly membuat ku menggigit ujung bibir ku dalam-dalam. Sedangkan kak Angkasa? Bisa ku lihat dari ekor mata, dia hanya tersenyum kecil dan kembali bermain ponsel kembali.

Kak Angkasa memberikan lambaian tangan sebelum akhirnya ia berjalan menaiki tangga menuju kelasnya dan menghilang dari pandangan ku.

Aku menghela napas kecil dan mencoba mengeluarkan handphone dan berniat membalas beberapa pesan yang belum ku balas.

"Kenapa lo gak bales chat gue?" Pertanyaan dari orang di sebelah ku ini membuat ku berhenti mengetik, aku menoleh sebentar dan setelah itu kulanjutkan membalas pesan dan tak menghiraukannya sama sekali.

"Kayaknya lo bener-bener deket ya sama Rafly. Serius lo gak pacaran sama dia?"

Aku berdecak dan menghela napas dengan kasar dan segera berdiri "emang kenapa kalo gue pacaran sama dia? Gak boleh cewek kayak gue gini pacaran sama dia?" Ujar ku cukup keras.

Aku hendak pergi namun tangan ku lagi-lagi di cekal oleh nya, aku berusaha menghempaskan tangan ku namun apadaya ia mencengkal tangan ku cukup kuat

"Gue kesini mau ketemu lo Na, bukan Rafly" ucapnya yang tiba-tiba serius.

At the and (Short Story) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang