Chapter - 25

148 22 9
                                    

Harry POV

"Ya mom, aku akan segera kembali dan aku akan mengunjungimu terlebih dahulu karna aku ingin memberitaumu sebuah kabar baik." Ucapku pada sambungan telponku dengan mom.

"Benarkah? Jadi kabar baik apakah itu?" Tanya mom penuh antusias yang membuatku mampu tersenyum.

"Akan ku beri tau ketika aku sampai di rumah nanti mom."

Dapatku dengar mom berdecak di sebrang sana. "Baiklah kalau begitu. Ah ya, kebetulan Steve ada di sini, ia bilang kebetulan sekali ia melintas di daerah sini jadi ia datang mengunjungi mom."

"Benarkah? Dia seperti lelaki kesepian yang berencana menggoda seorang wanita tua." Ucapku seraya terkekeh lalu aku dapat mendengar jika mom mengadu pada Steve.

"Hei!! Sialan kau Harry!!" Teriaknya yang lagi-lagi membuatku terkekeh.

Semenjak 2 tahun lalu, tepatnya saat Anastasia menghilang hubungan antara aku dan Steve kembali membaik bahkan bisa di katakan kami kembali menjadi sahabat seperti dulu.

Lelaki itu menjelaskan semuanya padaku dan setelah ku fikir-fikir sebenarnya dia tidak salah melainkan diriku yang terlalu egois dan tidak ingin mendengarkan segala penjelasannya.

Ketika Anastasia menghilang, ia juga selalu membantuku mencari keberadaan Anastasia bahkan ia membantu banyak. Aku paham betul mengapa dirinya sangat mengkhawatirkan kekasihku ini, tentu saja semua itu karna kebaikan Anastasia yang pernah hampir mendonorkan ginjalnya sendiri kepada mendiang ibu Steve.

"Kau dengar? Dia sudah memarahimu."

Aku kembali terkekeh. "Bisakah aku berbicara dengannya sebentar mom?" Ucapku lalu mom mulai memberikan ponselnya pada Steve.

Sudah cukup lama aku tidak berbincang dengan lelaki yang sudah dapat ku sebut kembali sebagai sahabatku maka dari itu lah aku meminta mom untuk memberikan ponselnya pada Steve sesaat.

Tidak banyak berubah, Steve selalu memberikanku saran terhadap pekerjaanku dan juga meledekiku mengenai beberapa hal.

"Baiklah, ku rasa sudah cukup. Kita bisa melanjutkannya nanti karna aku harus mengantar mommu ke rumah sakit untuk mengunjungi sahabatnya." 

Aku mengerutkan keningku. "Mengapa kau yang mengantarkannya?"

"Mommu mengatakan kalau hari ini Gemma merasa kurang enak badan jadi mom menyuruhnya untuk pergi bersama Gemma. Lagi pula ku rasa itu bukanlah masalah besar mengingat hari ini aku memiliki waktu yang cukup luang, jadi mengantar mommu bukanlah hal yang sulit apa lagi ketika mendengarnya akan mentraktirku dengan makan malam kesukaanku yang akan ia masakkan malam ini, mana mungkin aku melewatkan kesempatan bagus."

Ternyata benar kataku lelaki ini tidak berubah sejak dulu. Sejak dulu, Steve selalu suka untuk datang ke rumahku dan meminta mom untuk memasakkan daging yang di panggang dengan resep andalan mom. Jika mom sudah memasak masakan tersebut maka dapat ku pastikan lelaki yang satu itu selalu sigap untuk membantu mom apapun itu.

"Ya, ya, baiklah kalau begitu sampai jumpa nanti."

Setelah mengucapkan kata perpisahan akhirnya panggilan telfon kami selesai

Baru saja kembali menyesap kopi panasku, aku dapat mendengar langkah kaki dari arah belakang yang mulai mendekat padaku dan tak lama kemudian aku sedikit terkejut di buatnya saat ia tiba-tiba saja mencium pipiku.

Jujur saja ini adalah kali pertama ia menciumku terlebih dahulu dan aku tidak pernah menyangka akan hal tersebut. Meskipun hanya di pipi namun itu sudah cukup membuatku merasa bahagia.

Between Hurt | H.S SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang