Chapter - 11

155 26 17
                                    

Maaf guys updatenya kemalaman, td mau up tapi nanggung dan pikir sayang klo di jadiin 2 chapter jadi aku hajar nulisnya deh.

2850 Words nih kali ini, jadi cukup panjang. Semoga puas dengan chapter ini ya.

Jangan lupa Vote & Komennya.

Happy Reading.

Rose POV

Lagi-lagi air mataku kembali terjatuh, setelah aku memeluk grandpa dan granny kini aku berhambur ke dalam pelukan Flynn.

Memeluknya tak kalah erat dari dirinya yang juga memelukku dengan erat.

Sebelah tangannya ia gunakan untuk mengusap punggungku berusaha menenangkanku seperti biasanya namun ku akui kali ini ia gagal. Air mataku semakin deras karna aku tau beberapa jam lagi aku tidak akan bisa merasakan pelukan ini seperti dulu setiap harinya.

Flynn adalah salah satu dari orang yang termasuk berperan besar dalam kurun waktu 2 tahun.

Di saat aku koma dan ketika granny dan grandpa tidak bisa menjengukku, maka Flynn lah yang akan datang ke rumah sakit untuk melaporkan perkembangan diriku saat itu. Orang yang selalu berusaha berbicara pada diriku saat pertama kali juga hanyalah dia setelah grandpa dan granny.

Itulah sebabnya pergi jauh darinya akan terasa sangat sulit bagiku.

Lelaki ini yang selalu ada di saat aku merasa kacau. Aku selalu berusaha menyembunyikannya dari grandpa dan granny karna aku tidak mau mereka mengkhawatirkanku namun jika dengan lelaki ini, aku lebih jauh sering mengutarakan apa yang ku rasakan.

"Aku akan sangat merindukanmu." Ucapnya masih sambil memelukku.

Aku mengangguk di dalam pelukannya. "Flynn, terima kasih karna kau selalu ada untukku selama ini. Terima kasih karna kau sudah sabar dan ingin selalu menemaniku di saat sulitku, aku tidak tau apa yang dapat ku lakukan untuk membalas semua kebaikanmu Flynn, aku hanya bisa berdoa pada Tuhan agar ia memberikanmu segala kebaikan di setiap jalanmu."

Flynn menarikku dari pelukannya hingga pelukan itu terlepas. Ibu jarinya dengan lembut mengusap air mataku. "Bahagia. Cukup itu yang kau lakukan untuk membalas semua yang telah aku lakukan untukmu. Aku ingin melihatmu bahagia Rose."

Lagi-lagi aku kembali berhambur ke dalam pelukannya. Ketulusan Flynn memang tidak patut untuk di ragukan, aku dapat merasakan itu baik dari tatapannya maupun dari semua yang telah ia lakukan untukku selama ini.

Tangan besarnya kembali mengusap punggungku namun tak selama tadi, ia segera menarikku kembali lalu mengusap kepalaku. "Sudah-sudah, mau sampai kapan kau menangis huh? Wajahmu sudah jelek akan semakin jelek karna kau menangis." Ujarnya berusaha menghiburku.

Bukannya terhibur aku justru merasa sedih karna aku tidak akan mendengar lagi ejekan darinya itu setelah ini.

"Sudah, sudah waktunya kau pergi Rose. Harry sudah menunggu." 

Akhirnya setelah sekian lama diriku menghabiskan waktuku untuk mengucapkan salam perpisahan dengan grandpa, granny dan Flynn, aku baru sadar jika lelaki itu sedang berdiri di belakangku, menyaksikan adegan yang baru saja aku lakukan bersama dengan ketiga orang ini.

Sedikit perasaan bersalah muncul karna aku melupakan perannya dalam hidupku dulu dan lebih mementingkan grandpa, granny dan Flynn namun ku rasa kalian paham betul bagaimana perasaan kalian jika kalian akan berpisah dengan orang yang sangat kalian sayangi.

Aku menatap ke belakang sejenak, melihat Harry yang sedang berdiri sekitar satu setengah meter di belakangku lalu kembali menoleh ke arah depan.

Menatap wajah grandpa, granny dan Flynn akhirnya aku menganggukkan kepalaku. Ini adalah waktunya. Hatiku terus berseru seperti itu.

Between Hurt | H.S SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang