Yena memasuki apartemen taeyong dengan langkah kaki yang berhati-hati agar taeyong tidak mendengarnya apa lagi keadaan sudah benar-benar malam, yena pulang ke apartemen taeyong tepat jam 22.30.
Ceklek
entah dari sisi mana tiba-tiba lampu yang mati itu menjadi menyala membuat langkah kaki yena terhenti. Yena pun berbalik badan dan ternyata yang menyalakan lampunya adalah taeyong
"darimana aja jam segini baru pulang?" Tanya taeyong dengan muka datar dan wajah dinginnya
Yena menengguk salivanya "D-dari mall sama temen-temen pak" jawab yena
tubuhnya sedikit bergetar kala taeyong menatapnya dengan tatapan tajamnya, membuat nya ingin saja lenyap dari dunia ini
taeyong tiba-tiba saja mendekati yena membuat yena menglangkah mundur kebelakang. Yena menatap taeyong dengan tarapan takut sambil sesekali ia menunduk
"Jangan pikir jangan macem-macem awas!" Usir taeyong sambil menarik tangan yena yang menghalangi lemari bajunya itu
yena memagangi dada nya, yang terasa sesak dan jantungnya juga berdebar aaat taeyong mendekatinya tadi yena juga merasa lega karna taeyong tidak berbuat apa-apa kepadanya malan ini, ya ilah kan belom sah, tungguh sah dulu atuh beb.
taeyong mengambil sesetel baju tidur laau menyerahkannya kepada yena, yena pun mengambil baju itu dengan rasa gugup
"pake di kamar mandi" suruh taeyong
yena hanya mengangguk lalu berlari kecil ke kamar, ia pun mengganti bajunya. Setelah dua puluh lima menit mengganti baju yena pun menaikki kasur, dan ternyata taeyong menghilang bahlan lubang hidungnya pun tak terlihat
yena membuang nafas kasar "baguslah dia pergi" gumamnya pelan lalu membuka hp nya dan memainkannya
taeyong tiba-tiba saja berada di pinggir yena sambil menyodorkan sebuah kertas dan di situ berisi banyak sekali sebuah perjanjian
yena menatap taeyong dengan tatapan bingung, ia tidak tau maksud dari semua yang taeyong buat ini "M-maksud bapak apaansi?" Tanya yena
"saya tau ga mencintai saya kan? Maka dengan itu ayo kita buat perjanjian, kamu bisa baca surat itu setelah itu kamu menandatangi surat itu" jawab taeyong
yena pun langsung membaca perjanjian yang taeyong buat, ia membulatkan matanya taeyong sudah benar-benar gila sekarang
Surat perjanjian tentang hubungan kita kedepannya
1.Kita (taeyong¥a) boleh berpacaran walau dalam status pernikahan dan terikat
2.Taeyong boleh meminta hak nya sebagai seorang suami, dan yena harus memberikkan hak tersebut kepada taeyong
3.Boleh berhubungan intim kapan pun jika taeyong/yena mau/seperlunya
4.ketika yena sudah melahirkan anaknya,taeyong dan yena segera berpisah
5.Pihak yena tidak boleh melanggar permintaan pihak taeyong
6.tidak boleh ada yang jatuh satu sama lain maupun itu dari pihak yena/taeyong
7.kedua belah pihak tidak boleh saling mengatur lawannya.
tertanda
-lee taeyong
Yena mendengus kesal kala membaca semua surat perjanjian itu, bagaimana bisa ia tidak boleh jatuh cinta kepada suami nya sendiri nanti
yena menatap taeyong dengan tatapan tidak percaya sedangkan taeyong membuang muka ia masih fokus dengan tv di depannya
"jadi gimana?" Tanya taeyong
yena hanya terdiam, ia harus benar-benar memutuskan semuanya secara matang-matang, ia tidak bisa begitu saja mengiyakan permintaan taeyong yang yena yakini akan mengahambat hubungannya bersama taeyong nanti
dengan lapang dada yena mengangguk pasrah lalu menandatangi surat itu, walau jujur ia tidak bisa melakukannya tapi ada baiknya juga yena bisa lebih bebas tanpa harus ada yang mengaturnya lagi
taeyong tersenyum lebar lalu mengambil kertas itu dan menaruh nya di laci lemarinya, dan mengulurkan tangannya "deal?"
Yena pun membalas uluran tangan taeyong walau ia sedikit ragu dengan keputusannya "deal" sahut yena
taeyong hanya tersenyum tipis lalu menaikki ranjang dan duduk di pinggir yena
"makasih" ucap taeyong
yena hanya mengangguk lalu menarik selimut hingga sampai di dada nya dan ia pun tertidur dalam posisi membelakangi taeyong
bahkan sebaliknya taeyong pun tidur dengan membelakangi yena, kedua nya benar-benar mati topik sekarang bahkan seterusnya pun akan seperti itu
"I'am sorry"
.
.
..
.
..
.
.
.TBC