12. Cara minta maaf?

10 0 0
                                    

Holla!
Up molor yaw? Maaf deh, aku kemarin sibuk ikut event cerpen😂... masih dalam fase coba-coba doang....

Hati yang telah terbagi, sukar untuk bersatu kembali.
Maafkan aku yang harus melupakanmu didesak oleh waktu dan didorong perlakuanmu dulu.
Kita adalah sekarang, bukan dulu yang telah dilindas kenangan.

______________________________________________________

Seketika tanpa aba-aba, jari Senja berhenti mengetik balasan Chat grupnya ketika melihat Laksamana keluar dari grup. Apakah karna keributan Senja adalah penyebabnya?

Senja memutar badannya kesamping menghadap Embun yang tengah berapi-api karna perang dengan si Playboy kelas itu. Siapa lagi kalau bukan Ravin.

Senja menyenggol betis Embun dengan jari kakinya. Jangan lupakan, mereka sedang duduk gaya bebas tak beralas dilantai kamar Embun.

"Apa salah gue?" Tanya Senja kepada Embun dengan ekspresi tegang. Bagaimana tidak tegang, cowok yang selama ini dia impikan pasti akan marah san membencinya. Hihh... itu mimpi buruk.

"Apa?"

Malah nih bocah nanya balik. Embun sedikitpun tidak melihat kearah Senja. Atensinya cukup sampai pada ponsel petak miliknya. Apa itu mereknya, yang ada boba 4 dibelakang ponselnya. Entah apa seninya meletakkan 4 butir boba dibelakang itu.

Ahh iya, Aipon Boba. Itu lah merek ponselnya. Maklum, anak juragan sembako.

Senja kembali menormalkan posisi duduknya dan menatap lurus kedepan. Terkilas dibenaknya bagaimana bengisnya Laksamana menatapnya nanti. Pasti muka cuek kuadrat itu akan berubah menjadi cuek kubik. Sudah yang awalnya pangkat dua, sekarang jadi pangkat tiga. Super-super cuek. Mungkin begitu.

Bagaimana ini? Apa yang harus dia lakukan dan ucapkan jika bertemu Laksamana nanti. Semua perjuangannya untuk mendekati Laksamana serasa sia-sia hanya karna masalah ini.

"Woi bengong lo!" Senja menatap Embun dengan tidak suka. Apa salahnya dia menyadarkan Senja dengan kelembutan? Bukan dengan senggolan maut yang tepat menghantam dengkulnya.

Senja menepuk-nepuk tempurung lututnya. "Heboh lo!" Racaunya tidak jelas.

"Apaan si?" Tanya Embun memperhatikan raut badmood dari wajah Senja.

"Nggak! Nggak papa," jawab Senja sekenanya. Apa dia harus bilang ke Embun kalau dia merasa bersalah?

Senja berdiri dari duduknya dan menepuk-nepuk debu yang lengket dicelanan belakangnya. Lalu dengan sigap dia mengambil helmnya yang sebelum itu ia letakkan di atas sofa.

"Gue pulang," pamitnya tanpa menunggu jawaban dari Embun. Senja langsung keluar kamar tanpa melirik kebelakangnya sedikitpun.

"Napa dah ni bocah?" Monolog Embun keheranan dengan perubahan sikap Senja secara tiba-tiba.

🗼🗼🗼

"Cle... aku harus gimana dong?"

Cleo berhenti menyeruput bobanya dan menerawang memikirkan jawaban yang cocok untuk pertanyaan Senja.

"Menurut gue, minta maaf aja. Eh iya, lagipun kan bukan lo doang yang menuhin grup," solusi Cleo menatap Senja dengan serius.

Mereka sedang bertemu di salah satu kafe baru yang sangat kekinian. Tadi, pas Cleo akan merebahkan tubuhnya untuk istirahat, Senja tiba-tiba datang mengajaknya bertemu dengan ancaman bunuh diri. Apaan coba? Padahal cuman untuk tempat curhat.

Laksamana SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang