14. Awkward

7 0 0
                                    

Night, and Next!

Cewek pada hakikatnya memang manja. Maka tugas bagi cowoknya untuk memanjakan gadisnya.

______________________________________________________

"Kaak... bangun napa!"

"Enghh---eumh huaaah!"

Hugo mengusap mukanya yang terasa sangat khas dengan muka bantal. Ia menyelesaikan aktifitas menguap dan menngeliatnya dengan sangat terpaksa. Ia membuka matanya dengan penuh dan menatap gadis cantik dengan rambut tergerai lengkap dengan seragam sekolah yang tiba-tiba muncul di depannya. Sesaat setelah tatap-tatapan itu, ia kembali membenamkan kepalanya disela-sela bantalnya dan kembali terlelap.

"Kak Hugooo! Bangun ihh!" Rengek Senja menarik ujung baju kakaknya dengan brutal hingga lelaki bertubuh jangkung itu merasa terganggu dan bangun walau terpaksa.

Hugo menatap Senja datar sambil sesekali mengucek matanya dan menyudahi nguap-nya. "Apaan sih dugong! Nggak tau pagi lo?!" Kesal Hugo.

"Antarin aku," rengek Senja bergelayut manja di lengan kekar Kakaknya itu.

Dengan cepat, Hugo menepis Senja pelan dan beranjak dari kasurnya dengan terpaksa menuju Kamar mandi. "Ojek ada kali Syah! Ngapa harus gue sih?" Ucapnya disela-sela kegiatan mengambil handuknya.

"Itu gunanya seorang Kaka!" Tukas Senja menampilkan gigi kelincinya nan imut.

"Sekarang aja baru lo ngaku! Dulu aja lo ngenalin gue ke temen lo sebagai tukang ojek langganan" Rajuk Hugo menatap Senja yang tengah duduk di kasur dengan sinis.

"Hehe...masih ingat aja," Senja cengengesan mengusap belakang lehernya yang tidak gatal.

Ketika Senja kelas 10 di Arghiwala, banyak sekali teman sekelas Senja yang caper kepadanya hanya untuk mendapat nomor WA kakaknya ini. Hugo Abimanyu.

Tidak jarang ketika Hugo menjemput Senja sepulang sekokah banyak yang terang-terangan menyatakan rasa sukanya kepada Hugo. Hal itupun berhasil membuat emosi Senja tersulut karna ada saja yang tiba-tiba mencegat Hugo ketika akan menjemput Senja dan hasilnya ia pun terlambat menjemput Adik cerewetnya itu.

Sejak saat itu, Senja mengaku kepada semua temannya bahwa Hugo adalah Tukang ojek langganannya. Saat itu pula, semua fans Hugo berkurang drastis bahkan tidak tersisa sedikitpun.

🐞🐞🐞

"Bagi duit!"

Senja menyodorkan telapak tangannya kehadapan Hugo. Cowok itu menatap Senja tidak percaya. Sudah dibangunkan pagi-pagi, jadi tukang ojek, dan sekarang? Senja malah minta duit? Dia kira Hugo bapaknya!

Pletak!

"Aww! Sakit asou!" Erang Senja mengelus puncak kepalanya cemberut.

"Udah lo jadiin gue kang ojek, sekarang lo minta duit? Nggak dikasih jatah lo sama Harley?!"

"Eh itu Bapak lo juga kali!" Geram Senja mencubit lengan Hugo dengan beringas.

"Iya Bapak gue! Apa lo? Sana hush! Anak haram!" Usir Hugo dengan tangan sebelah yang ia lambaikan. Ia bersiap-siap kembali memakai helmnya dan meninggalkan gerbang Sekolah Senja sebelum ada yang menahannya.

Senja mengepalkan tangannya di udara bersiap untuk memukul mulut Cowok nyinyir yang ada didepannya. Mungkin kalau dikartun, pasti sudah ada kereta api yang lewat begitu saja melintai telinganya dan menunggalkan asap yang mengepul.

"Gue nggak Anak ha---"

"Omooo!!! Ini kakak lo? Ganteng banget! Mirip mantan gue!"

Cih! Mantan aja masih diingat!

Laksamana SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang