Azma anak perempuan pertama dari pasangan Revan dan Ila. Sama-sama berumur 17 tahun hanya beda 5 bulan dengan Adinda.
"Lo udah sembuh?" Tanya Utia saat melihat Azma datang dengan sebuah senyuman di wajahnya.
"Pikirin sendiri. Punya otak kan?" Utia terhenyak mendengarnya.
"Astagfirullah. Kok bangun dari sakit langsung jutek?"
"Yah terus gue harus ngapain? Jadi orang baik gitu? Harus bercadar kaya Adinda? Ogah banget!"
Azma memang seperti itu. Tidak memakai jilbab, kesekolahpun hanya memakai rok pendek diatas paha, rambut panjang berponi seperti Lisa black pink.
"Disaat gue sakit, Adinda mendapatkan nilai berapa?" Utia sudah menduganya.
Beginilah antara Azma dan Adinda selalu berperang otak. Mereka berdua tidak mau terkalahkan, bedanya Adinda dibawa santai, tapi Azma malah di bawa serius sampai tidak menyukai Adinda meskipun mereka sepupuan sekalipun.
"Si cadar itu dimana?" Utia menjitak kening Azma sampai sang empu meringis kesakitan.
"Lo gila?!"
Utia tersenyum miring. "Lo yang gila! Beraninya main belakang."
Azma geram. "Gue gak benci dia hanya saja gue benci kalau dia selalu mendapatkan nilai lebih dari gue."
"Anak dosen memang seperti itu," cibir Utia.
"Memang lah. Kan ayah gue pinter. Gak kaya Lo!" Teriak Azma dengan mendorong kening Utia menggunakan telunjuknya sampai kepala Utia terdorong kebelakang.
Abram melihat tingkah Azma hanya bisa menggelengkan kepalanya saja. "Gue aduin ke ibu Lo, baru tahu rasa."
Azma membulatkan matanya. Ia berjalan kearah Abram sambil tersenyum manis, matanya berkedip-kedip, rambutnya ia kibaskan kebelakang sampai wajah Abram mengenai rambutnya.
"Lo bukan Lalisa! Yang membuat semua orang terpukau," ucap Abram penuh penekanan.
"Liat kaki jenjang gue! Liat body gue! Liat rambut sama poni gue! Heh," Abram bosan melihatnya apalagi sikap Azma selalu mengkibaskan rambutnya kebelakang sampai kepalanya ikut melilit.
"Kayaknya ibu Lo dulunya kaya gini yah? Sama kaya Lo, kecentilan!"
"Dari pada ibu Lo, kaya Jamet!"
Deg
Badan Abram menegang, jantungnya berdebar lebih cepat, nafasnya tidak beraturan, matanya berkaca-kaca. Utia yang melihatnya merasa kasihan langsung menarik Azma menggusurnya secara paksa.
"Mama ....," Abram memejamkan matanya, air matanya turun begitu saja memori dimana ayahnya Reza menyiksa ibunya Arsiy terulang lagi di pikirannya.
"Mas!"
Arsiy berteriak keras sampai air matanya terus membasahi wajahnya.
Plak
Tamparan itu membuat Abram sakit hati. Hidupnya memang seperti ini, sulit baginya untuk melindungi ibunya karena ayahnya selalu bersikap seperti itu setiap harinya. Semua masalah itu hanya gara-gara ibunya Adinda- Mia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adinda Kayra ("Bercadar kok berandal ?")
Novela JuvenilSQUEL 'LEPASIN JILBAB LHO!' Adinda Kayra. "Bercadar kok berandal?" Banyak yang mengatakan adinda memiliki 2 sipat, di luar seperti bidadari dan di dalam seperti iblis. Campuran antara sipat Mia dan Agra ketika di satukan akan menjadi adinda. gad...