When I Found You ❄ Epilog

22.5K 1.5K 131
                                    

Update...





Update...




Update..




Ready??




Happy Reading

---------------

"Apa belum ada yang bisa menghubungi Erick?" Tristan menggeleng. Erangan keras Emma terdengar ketika pintu ruangan yang terbuka oleh salah seorang pearwat membuat semuanya siaga.

"Oh Tuhan, mereka apakan cucuku di dalam sana?" Sentak pops sambil menghantamkan tongkatnya ke lantai rumah sakit. Lexa yang berdiri tak jauh dari Tristan mendengkus pelan.

"Masih benruntung dia tidak menerobos kamar bersalin seperti pada saat aku melahirkan dulu." Tristan memandang istrinya dan langsung melepaskan tawa.  Dokter yang menangani kelahiran Kylie dan Devon harus mendapatkan makian dari pops karena membuat Lexa kesakitan.

"Suami macam apa yang meninggalkan istrinya yang sedang hamil hanya untuk perjalanan bisnis?" Pops berdecak lalu memandang Letizia.

"Anakmu benar-benar pergi untuk berbisnis, bukan?"

"Jangan memulai pops, jangan menambah pikiran saat ini." Tristan memperingatkan pops yang merengut.

"Aku hanya bertanya." sahutnya kesal lalu mengalihkan pandangannya ke arah Daniel senior yang tengah duduk tak jauh darinya. Pops memandang pria itu tajam seolah memikirkan alasan apa yang harus ia buat agar dia bisa mengumpati pria itu.

Tapi Daniel sudah belajar dari pertemuan-pertemuan mereka, lebih baik menutup mulutnya rapat-rapat dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa daripada memberi pops amunisi untuk membunuhnya.

"Itu dia datang!" Suara Anna yang terdengar lega membuat semua kepala berpaling. Mereka melihat Erick berlari menghampiri mereka.

"Dimana Emma?" Ia bertanya sambil berusaha mengatur napas.

"Di dalam, masuklah." Erick memandang Letizia kemudian dengan segera membuka pintu ruang bersalin.

"Erick." Suara Emma yang terdengar lega membuat Erick berpaling. Ia tersenyum sembari mencuci tangannya dan mulai memakai baju pelapis. Ia mendatangi Emma dan melihat wanita itu sudah berkeringat.

"Maafkan aku. Aku tidak ada di sisimu." Erick mengambil tangan Emma dan menggenggamnya. Wanita itu mencoba untuk bernapas dengan teratur seperti yang dokter perintahkan.

"Yang penting kau ada di sini sekarang." Erick mengecup kening Emma yang lembab.

"Together?" Ia bertanya kepada Emma yang mengangguk.

"Together." Erick berpaling dan memandang dokter yang masih memeriksa jalan lahir anak mereka.

"Kami siap," dokter itu mengangguk lalu memberikan beberapa perintah untuk memulai tindakan.

"Pops berhenti membuatku gugup." Lexa menggerutu kepada pops yang sekarang mondar-mandir dengan kecepatan yang dizinkan oleh tubuhnya. Pops memandang Lexa sengit tapi tidak membalas, ia kembali duduk

"Kenapa lama sekali? Frank, cari dokter yang-" Ucapan pops terputus ketika mendengar sayup-'sayup suara tangis bayi yang kuat . Semua yang sedang menunggu langsung menarik napas lega.

"Terima kasih, Tuhan." guman Daniel, pops langsung berbalik ke arah pria itu dan mengacungkan tongkatnya.

"Bayi itu seorang Montgomery bukan Fanzio." Ancam pops membuat Daniel terdiam lalu mengangguk. Ia tidak mau mencari masalah. Pandangannya bertemu dengan Tristan yang hanya menarik napas melihat kekeras kepalaan pops.

--------------------

Tujuh bulan kemudian...

"Williem Frederick Vroom, I baptize you in the name of the Father, and of the Son, and of the Holy Spirit." Emma mengayun lembut bayi laki-laki yang menggeliat saat merasakan air dingin menyentuh puncak kepalanya.

Disampingnya Erick masih memandang takjub ke arah Williem yang mempunyai tangisan yang keras jika ibunya telat memberinya makan. Ia tidak pernah menyangka akhirnya dia berada disini dengan keluarganya yang utuh.

Bersama wanita yang awalnya terlarang bagi dirinya. Emma menempatkan diri sebagai istri, ibu dan patner dalam hidupnya.

Beberapa jam kemudian Emma mengambil tempat duduk disampingnya, mereka mengadakan makan siang pribadi yang hanya dihadiri oleh keluarganya dihalaman rumah pribadi yang Erick beli ketika mereka pulang ke Amsterdam.

"Kau melamun." Emma menyandarkan tubuhnya ke tubuh Erick yang langsung mengalungkan tangannya ke pundak Emma dan menarik wanita itu mendekat.

"Dimana Williem?" Ia bertanya saat Emma sendirian.

""Terakhir kali aku melihat, Willieam sedang menjadi rebutan antara Daniella dan Leonore." Erick tertawa kecil lalu mengecup kening Emma.

"Kau bahagia?" Pertanyaan itu terus menerus ditanyakan Erick setiap waktu, walaupun ia sudah mengetahui apa jawaban dari Emma. Seolah pria itu tetap ingin tahu dan mendengarnya.

Emma mengangguk. "Aku bahagia."

Ia berpaling dan mengecup bibir Erick lembut, Emma melihat ayahnya tengah duduk bersama Tristan tampak membicarakan sesuatu, pops tengah duduk disamping Letizia dengan Daniella duduk disampingnya tengah bermain dengan Anna.

Hidupnya lengkap dan tidak kurang apapun, semua sudah berada di porosnya masing-masing.

-------------------------------

Done ya Epilog ini.





Wahhh... ini benar-benar tamat ya. Terima kasih buat semua yang udah baca cerita ini, yang udah tetap simpan walau cerita ini sempat mangkrak. Terima kasih banyak. Akhirnya Ems bisa menamatkan cerita ini.




Jangan lupa vote dan komen

Dari Ems si fakir vote




Hope you enjoy this epilog

See you in next story





Regards,





Emslenora

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

When I Found You ✅ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang