-6-

260 28 13
                                    

Leeteuk tersenyum melihat Taeyeon keluar dari rumah bersama ibu dan adiknya. Rencana berubah. Leeteuk tidak menginap karena Taeyeon yang meminta. Dirinya yang tidak turun dari mobil juga permintaan gadis itu. Leeteuk menolak awalnya, namun ancaman gadis itu yang tidak mau bekerja menjadi asisten manajernya lagi membuat pria itu bungkam. Mana bisa dia membiarkan Taeyeon tidak dalam jarak pandangnya?

"Jaga kesehatan, Eomma! Kalau lelah, tidak perlu bekerja. Biar Taeho yang berjualan saat hari libur." ucap Taeyeon sambil menatap sang adik dengan senyuman. Taeho langsung merinding melihatnya. Itu bukan senyuman malaikat, tetapi senyuman iblis! batin Taeho berseru.

"Kau juga jaga kesehatan! Jangan lupa hubungi eomma kalau butuh sesuatu atau ingin bercerita!" ujar Jeyoung disambut pelukan hangat putri sulungnya. Taeho turut memeluk dua perempuan berarti di hidupnya.

Taeyeon melambaikan tangan sekali lagi sebelum masuk ke dalam mobil Leeteuk. Bunyi klakson satu kali mengisyaratkan pengemudi mobil turut berpamitan kepada tuan rumah. Jeyoung dan Taeho menatap mobil putih hingga hilang dari pandangan, seperti de javu.

"Menyenangkan berkumpul dengan keluarga?" tanya Leeteuk memecah keheningan.

"Eung." sahut Taeyeon singkat. Suasana mobil menjadi hening lagi setelahnya. Leeteuk memutar otak agar dia dan Taeyeon terlibat percakapan selama perjalanan kembali ke Seoul.

"Mau mendengarkan musik?"

"Boleh, Oppa!" Leeteuk menyalakan audio melalui ponsel lalu dia sambungkan pada panel head unit berukuran 10 inch.

Meski sudah tidak hening karena adanya musik, tetap saja dua manusia itu tidak berbicara satu patah pun. Berulang kali Leeteuk melirik Taeyeon melalui ekor mata. Gadis itu nampak terus menghela napas setiap beberapa menit. Leeteuk menebak ada sesuatu yang mengganggu pikiran gadisnya.

"Ada yang mengganggu pikiranmu, Tae?" tanya Leeteuk. Taeyeon menoleh sekilas, lalu menggeleng.

"Kau terlihat lebih pendiam."

"Tidak apa-apa, Oppa! Hanya... ingin diam saja."

Leeteuk membelokkan laju mobil ke rest area terdekat. Taeyeon yang merasa heran menoleh ke samping, bertanya tanpa suara kepada Leeteuk. Si pria membalas sekilas sebelum netranya sibuk mencari tempat parkir kosong.

"Aku belum sarapan. Jadi, kita mampir dulu untuk mengisi tenaga."

"Oppa, ini tempat umum."

"Siapa bilang ini area pribadi?"

Taeyeon menutup kedua mata, menahan kesal.

"Oppa seorang publik figur, tidak bisa seenaknya muncul di tempat umum seperti ini. Jika ada penggemar, atau yang lebih parah sasaeng fans bagaimana? Bagaimana kalau ada yang memotretmu lalu diunggah di sosial media? Bisa saja menjadi skandal, Oppa!" marah Taeyeon. Setelah mengatur rem tangan, Leeteuk menghadap Taeyeon sepenuhnya.

"Aku pernah bilang bukan? Aku sama sekali tidak keberatan kalau terjadi skandal denganmu." Taeyeon mendengkus.

"Kau tidak keberatan karena tidak akan digunjing. Lalu aku? Kau lupa jari netizen Korea lebih tajam dari taring harimau?"

"Taeyeon-ah, kau kenapa?" tanya Leeteuk yang merasa Taeyeon berbeda dari biasanya.

Taeyeon menghela napas, sepertinya dia sudah keterlaluan. Omongan tetangga benar-benar membuat mood-nya tidak karuan. Dan dia salah melampiaskan kekesalannya. Leeteuk tidak tahu apa-apa.

"Maaf, Oppa! Jika kau masih ingin sarapan, aku menunggu di dalam mobil saja."

Leeteuk tak menjawab, tangannya menyalakan mesin dan menggerakkan kemudi untuk keluar dari parkiran rest area. Taeyeon tidak berkomentar apa-apa. Range Rover putih itu membelah jalanan, tidak lagi membuang waktu untuk segera sampai di Seoul. Dua orang di dalamnya juga tak banyak bicara. Taeyeon hanya berbicara meminta Leeteuk menurunkannya di halte tak jauh dari gashiwon. Tanpa suara, Leeteuk menghentikan mobil tepat di halte seperti yang Taeyeon minta.

LOV3 5CENARIO [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang