-9-

213 20 18
                                    


Ponsel di atas nakas kembali berdering keras. Namun, si empunya ponsel tak bergerak dari bawah selimut. Deringan itu berhenti, jeda sedetik sudah berbunyi lagi. Kali ini, ada sedikit pergerakan.

Kepala Leeteuk menyembul dari balik selimut. Sebelah tangannya meraba-raba nakas. Netra yang belum terbuka sepenuhnya itu menyipit mengamati nama si penelepon.

Ternyata Shindong yang menghubungi. Seingatnya, jadwal hari ini baru dimulai pukul 10. Buat apa manajernya itu menelepon pagi buta seperti ini?

"Halo?"

"Hyung! Kenapa baru kau angkat?" cerca Shindong setelah berhasil tersambung.

Leeteuk tak terima, "Ya! Aku masih tidur tadi! Ada apa kau meneleponku sepagi ini?"

Terdengar helaan napas Shindong dari seberang telepon, "Buka situs pencarian sekarang! Aku dalam perjalanan ke apartemenmu!"

Panggilan terputus begitu saja. Leeteuk misuh-misuh sambil membuka kanal situs pencarian sesuai perintah Shindong. Matanya yang masih bersinar 5 watt, langsung terbelalak ketika membaca pencarian nomor 1 di Korea saat ini.

Dia mulai membuka artikel terkait satu per satu. Lagi-lagi dia dibuat terkejut karena terdapat foto-fotonya dengan Taeyeon beberapa hari ke belakang.

Apa-apaan ini? Apa selama ini dia tidak sadar telah dibuntuti oleh paparazzi? Leeteuk segera membuat panggilan. Bukan dengan Shindong, melainkan Taeyeon yang mungkin belum mengetahui keadaan genting ini.

"Yeoboseyo?" sapa Taeyeon serak khas bangun tidur.

"Taeyeon-ah, hari ini jangan pergi kemana-mana! Tetap berdiam di gashiwon dan jangan membuka media sosaial! Arasseo?"

"Kenapa, Oppa? Bukannya ada jadwal hari ini?"

"Tidak ada jadwal! Patuhi perintahku tadi, kau mengerti?"

"Tapi kenapa?" Taeyeon masih keukeuh bertanya alasan Leeteuk memerintahnya seperti itu. Leeteuk menghela napas.

"Sementara ini, kau hanya perlu menurut padaku. Jika sudah kondusif, Shindong akan menjemputmu untuk pergi ke apartemenku. Jadi, bisa kau lakukan apa yang sudah kusuruh tadi?"

Taeyeon sebenarnya belum puas, namun mendengar Leeteuk yang seperti orang frustasi membuatnya menganggukkan kepala.

"Baiklah!"

"Bagus! Aku tutup teleponnya!"

"Leeteuk Oppa!"

Leeteuk urung mengakhiri panggilan, "Ada apa?"

"Emm, apapun yang sedang terjadi, aku tahu oppa bisa mengatasinya. Jadi, semangat!"

Pria itu tersenyum, bebannya sedikit terangkat mendengar ucapan penyemangat dari Taeyeon. Ah, gadis itu sudah benar-benar berpengaruh kepadanya.

"Iya. Aku tutup teleponnya!"

Taeyeon menatap layar ponsel yang telah menghitam. Tadi dia diminta Leeteuk untuk tidak pergi ke mana-mana, tidak boleh membuka media sosial. Apa mungkin paniknya Leeteuk hari ini berhubungan dengan sesuatu yang ada di media sosial?

"Ah, molla! Tidur lagi saja!"

***

Taeyeon sungguh sangat syok saat mengetahui apa alasan Leeteuk menyuruhnya tetap berada di gashiwon dan tidak membuka media sosial. Jika saja Sunny tidak mengiriminya pesan beruntun dan link berita dari naver, mungkin seharian ini dia menjadi orang bodoh seharian.

LOV3 5CENARIO [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang