Taeyeon melirik Leeteuk yang duduk di sampingnya. Pria itu tengah memejamkan mata, sama sekali tidak terusik dengan tawa Shindong sehabis mendengar lelucon yang dilontarkan sopir. Gadis itu mengalihkan pandangan, lantas teringat kejadian di ruang tunggu tadi. Leeteuk bak seorang pahlawan, menyelamatkan dirinya dari amukan penyihir jahat. Dan, tangan hangat yang menggenggamnya. Taeyeon menatap tangan kanannya yang sempat berada dalam genggaman tangan besar pria di sampingnya itu. Terasa hangat dan nyaman. Tangannya terkepal dan menggelengkan kepala. Tidak boleh. Perasaan asing ini tidak boleh berkembang di hatinya.
"Taeyeon-ssi."
"Nde, Manajer Shin!" mendengar suara Taeyeon yang sedikit tinggi, membuat Leeteuk membuka matanya perlahan.
"Kau terbangun, Hyung? Maaf aku hanya ingin menyadarkan Taeyeon, dia terlihat melamun sedari tadi." ujar Shindong. Taeyeon menundukkan kepala saat Leeteuk menatapnya lekat.
"Ada yang mengganggu pikiranmu?" tanya Leeteuk. Kantuknya mendadak hilang. Taeyeon menggeleng.
"Tidak, Leeteuk-ssi! Hanya... sedang kepikiran ibu dan adikku di Incheon."
"Kau ingin mengunjungi mereka?"
Taeyeon baru ingat, sudah tiga bulan ini dia belum pulang ke kampung halaman. Hanya bertukar kabar melalui pesan atau sesekali panggilan video dengan ibu dan adiknya. Meski Jeyoung –sang ibu- tidak pernah bertanya kapan pulang, dia paham sekali tatapan sendu dari mata senjanya. Tatapan yang menginginkan putri sulungnya pulang sebentar, melepas kerinduan. Dulu saat bekerja dengan Sora, dia tidak pernah diberi hari libur. Hanya ketika Sora tidak ada kegiatan, maka Taeyeon bisa mencuri waktu untuk pulang ke Incheon.
"Kim Taeyeon." panggil Leeteuk sekali lagi, membuat Taeyeon tersadar kalau dia kembali melamun, mengabaikan pertanyaan pria itu sebelumnya.
"Ma, Maaf, Leeteuk-ssi!" Leeteuk menghela napas sebelum mengalihkan atensi kepada Shindong dan bertanya, "Kapan aku free, Shindong-ah?"
"Ha?" tanya Shindong tidak paham. Leeteuk berdecak.
"Apakah bulan ini aku sama sekali tidak punya hari libur?" tanya Leeteuk sekali lagi yang langsung dipahami Shindong dengan mengucap 'ah' panjang.
"Ada, Hyung! Liburmu cukup panjang bulan ini, lima hari."
"Mulai kapan?"
"Hari rabu minggu depan." Leeteuk tersenyum lalu kembali menatap Taeyeon.
"Rabu depan, ayo kita ke Incheon!" Taeyeon menoleh ke samping dengan kedua mata yang membesar, pun dengan Shindong yang langsung membalikkan badan.
"Apa?!" ucap mereka bersamaan. Leeteuk mendengkus geli.
"Aku mengajak Taeyeon pulang ke rumahnya hari Rabu depan. Aku tidak ada jadwal bukan?"
"Ta, Tapi, Hyung–" kalimat Shindong terpotong karena Leeteuk berisyarat untuk diam.
"Kau juga bisa pulang ke kediaman mertuamu di Jeolla. Kau pernah bercerita padaku kalau istrimu sudah sering merengek ingin pulang kampung." tandas Leeteuk, tidak mau diganggu gugat.
"Jangan sembrono, Hyung! Kau publik figur! Apa kata dunia kalau muncul berita Leeteuk Park mengantar asisten manajernya pulang kampung?!"
"Be, benar yang dikatakan Manajer Shin, Leeteuk-ssi!"
"Kenapa kau memanggilku formal lagi? Bukannya tadi saat di ruang tunggu kau sudah memanggilku 'oppa'?" Taeyeon tergagap.
"Bu, bukan seperti itu, Oppa!" Leeteuk tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOV3 5CENARIO [ON GOING]
FanfictionPark Jungsoo, atau lebih dikenal dengan nama Leeteuk di dunia showbiz. Di umurnya yang memasuki pertengahan kepala tiga, Leeteuk masih betah dengan kesendiriannya. Akankah dia menemukan skenario cintanya di umurnya ke-35?