Taeyeon merasa terusik karena cahaya matahari yang masuk melalui celah jendela kamarnya. Gadis itu terduduk di ranjang dengan mata yang masih setengah terpejam. Tangannya menyingkap selimut, turun dari ranjang dan berjalan ke kamar mandi yang letaknya persis di sebelah tempat tidurnya. Yeoja bermarga Kim itu tinggal di Gashiwon yang terletak di Banpo-dong, Seocho-gu, Seoul. Gashiwon ini sama dengan kos-kosan apabila di Indonesia. Rata-rata kamarnya berukuran 2 sampai 3,5 meter dilengkapi beberapa furniture seperti meja, rak buku, tempat tidur, kulkas, televisi, penghangat ruangan atau AC, dan itu semua berukuran mini melihat luas kamarnya yang minim.
Taeyeon tinggal di Gashiwon untuk menghemat gajinya. Upah yang diterima dari pekerjaannya selalu dipotong apabila dia melakukan kesalahan, sehingga dia memilih tinggal di Gashiwon yang memang diperuntukkan untuk haksaeng yang merantau dan pekerja yang memiliki upah minim seperti dirinya. Dia juga harus menghidupi ibu dan adiknya yang berada di Incheon. Selain itu, Taeyeon juga bisa menghemat pengeluaran makannya karena pemilik Gashiwon selalu membagikan nasi dan kimchi gratis pada para penghuni.
Di tengah kegiatannya merapikan isi tas yang hendak dia pakai, ponsel yang dia letakkan di atas ranjang meraung-raung memanggil sang pemilik. Taeyeon mengerutkan dahi saat terpampang nomor asing yang menghubunginya. Dengan sedikit takut, dia mengangkat panggilan tersebut sambil berharap bukan rentenir yang tengah meneleponnya.
"Halo?"
"Taeyeon-ssi, ini aku!"
Mengerutkan dahinya, gadis itu kembali berucap, "Nuguseyo?"
"Jam makan siang, di Tavolo 24," kedua mata Taeyeon melotot.
"L-Leeteuk-ssi?" terdengar kekehan pria yang ternyata Leeteuk itu dari seberang.
"Iya! Kenapa suaramu seperti tikus terjepit?"
Taeyeon tergagap dan langsung berdehem ringan.
"A-ada apa, Leeteuk-ssi? Apakah bajumu perlu di-laundry?"
"Tidak! Aku hanya ingin kau mengetahui nomorku. Jangan lupa disimpan ya! Sampai jumpa lagi, Taeyeon-ssi!"
TUT
"Ha-halo? Leeteuk-ssi?" Taeyeon menatap ponselnya bingung. Namun kebingungannya sirna saat layarnya kembali berpendar dan menampakkan nama Manajer Jung disana.
"Mati aku!" berdandan secepat kilat, Taeyeon segera menyambar tasnya dan segera keluar dari kamarnya. Sedetik setelah pintu tertutup, pintu logam itu kembali terbuka, Taeyeon masuk lagi ke kamar mengambil slip on warna hitam polkadot putih yang berada di bawah meja. Dia hampir lupa tidak memakai alas kaki saat keluar kamar tadi.
"Bodoh kau, Kim Taeyeon!"
***
Leeteuk tersenyum setelah menghubungi Kim Taeyeon. Ah, kenapa hanya karena gadis itu dia jadi suka tersenyum seperti ini? Shindong yang melirik melalui kaca spion kecil sedikit bergidik melihat artisnya yang sepertinya masih kerasukan setan sejak kemarin. Yah, dia juga sedikit senang sih, setelah putus hubungan dengan Kang Sora, Leeteuk jarang tersenyum –kecuali kalau di depan kamera. Tapi kalau terlalu sering tersenyum, juga membuat Shindong merinding.
"Kau sebenarnya kenapa, Hyung? Dari kemarin tersenyum-senyum terus, bibirmu tidak kering?" Leeteuk melempar ponselnya ke samping jok yang ia tempati, tidak menggubris pertanyaan manajernya, pria yang memiliki lesung pipit itu malah memejamkan mata dan memosisikan joknya sedikit rendah.
"Tsk! Selalu saja menyimpan rahasia sendiri," gerutu Shindong lirih. Supir disebelahnya menahan senyum mendengar gerutuan tersebut sebelum akhirnya berekspresi datar lagi karena Shindong meliriknya dengan tajam seolah hendak mengulitinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOV3 5CENARIO [ON GOING]
FanfictionPark Jungsoo, atau lebih dikenal dengan nama Leeteuk di dunia showbiz. Di umurnya yang memasuki pertengahan kepala tiga, Leeteuk masih betah dengan kesendiriannya. Akankah dia menemukan skenario cintanya di umurnya ke-35?