01. Lee Felix

654 52 3
                                    


"FELIX !!"

Teriak seorang wanita berumur, melayangkan penghapus papan tulis ke atas kepala orang yang seenaknya tidur di saat pelajaran.

"Eunggh,"

Merasa tidurnya terganggu, Felix melenguh lalu mengusap kepala bagian belakangnya. "Hoaam, apa sih sayang.." menguap, lalu mengucek matanya untuk memperjelas pengelihatan.

"Bilang apa kamu tadi?! Sayang-sayang! Keluar, cuci muka, hormat bendera sampai jam saya habis!" Perintah guru tersebut.

Dia tidak galak, namun tegas. Ramah pada semua orang, namun ketika ada yang menyalahi aturan.. dia akan langsung mengambil tindakan! Panggil saja dia, Bu Seulgi.

Felix yang nyawanya baru terkumpul tidak merespon, hanya memandang kedepan sambil mengerjap mata.

Dia bingung , kenapa dia tiba-tiba ada di kelas? Padahal tadi dia ada di taman deket rumah, duduk santai dan makan es krim sama pacarnya.

Bukannya melaksanakan perintah Bu Seulgi, Felix malah bertanya, "pacar saya mana bu?" Tanya nya polos. Percayalah, bahwa Felix tidak sepolos yang di lihat. Guru itu geram, mengelus dadanya.. sabar!

Sebelum Bu Seulgi melanjutkan ucapanya, Seungmin, selaku teman sebangkunya angkat bicara, "Lix, lu di suruh cuci muka, hormat bendera sampe jam Bu Seulgi selesai. Ya salah lu, tidur di kelas." Felix cuma ber'oh' ria dan menganggukkan kepalanya beberapa kali.

Felix berdiri dari duduknya, berjalan ke arah Bu Seulgi

"Maafin Felix ya Bu.. tadi malem kurang tidur, gara-gara nongkrong terus mikirin si dia yang enggak ada kabar. Bu Seulgi nggak kasian gitu? Jadi,  jika ibu masih memiliki hati yang woah.. ibu harus maafin Felix, ya Bu? Ya ya ya.." ucap Felix penuh permohonan, dengan menyatukan kedua telapak tangannya.

Mana Felix puppy eyes lagi -!!

"Gila! Bisa-bisanya lu Lix," komentar salah satu murid. Namun, tidak Felix hiraukan.

Bu Seulgi tersenyum, di pikiran Felix udah seneng. Ternyata, segampang itu bujuk guru, batinnya. Baru aja mau seneng—

Pletak!

"Duh! Kenapa saya di geplak sih bu? Saya punya salah apa coba?"

Felix mengerucut bibirnya, berlagak sok sedih. Memang nggak punya sopan santun bocah ini?! Teman-teman sekelasnya yang sudah hafal sifat Felix pun hanya menggelengkan kepala. Tak habis pikir!

"Lucu juga," gumam seseorang disertai dengan kekeh-an ringan. Lelaki itu diam-diam tersenyum, lebih tepatnya seringai.

Masih dengan mengerucutkan bibirnya, Felix pasrah. Bu Seulgi tetap menyuruh Felix melakukan perintahnya tadi. Jika tidak mau, ia akan di hukum membersihkan toilet selama tiga hari.

Felix yang tak suka hal kotor pun menyetujui pilihan pertama.

Dengan langkah berat, Felix mulai berjalan meninggalkan kelas. Sebelum benar-benar sampai di luar–

"Makanya! Kalo tidur jangan di kelas! Mana mimpi di kira asli lagi?!" Felix hafal suara siapa itu, ia hanya mencibirnya dalam hati. Dia kesal, apa salahnya sih mikirin si ayang mbeb (?)


°°°


Disinilah Lee Felix berada.

Dihari menjelang siang ini, yang sudah di katakan panas. Berdirinya mulai gelisah, menggerak-gerakkan kakinya, sesekali menurunkan hormatnya karena mulai kebas.

Tobat -HyunlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang