Selamat siang^^
---
Hari Minggu. Hari dimana banyak orang yang menggunakan hari itu untuk beristirahat dari kesibukan mereka selama seminggu ini.
Seperti berjalan-jalan untuk reflesing. Atau hanya bersantai dirumah, berkumpul dengan keluarga. Ah–hari weekend.
Tetapi seorang pemuda sepertinya tak menikmati hari Minggu kali ini. Hari ini tak ada satupun temannya yang mau menemaninya main ke luar.
Tentu saja dia tak dapat terus di rumah, seorang diri. Ia pasti boring jika di rumah seharian. Tak ada yang istimewa dari rumahnya.
Felix sudah menelpon semua temannya, dan semuanya tidak bisa.
Haechan? Ia pulang ke rumahnya, tak lagi menginap di kos-kosan Sunwoo.
Seungmin? Ke tempat bimbel, katanya.
Ryujin? Felix tak mau jika hanya berdua.
Dan Sunwoo? Tak ada satu pun telponnya yang di angkat.
Menghela nafas lelah, membanting tubuhnya ke kasur. Siapa lagi yang akan dia ajak main kali ini. Mingyu? Oh tidak, jangan dia. Felix mengusap kasar wajahnya.
Bagaimana jika ia mengajak Hyunjin saja? Ide yang bagus.
Membuka ponselnya, mencari kontak bernama Hyunjin. Lalu, segera ia telpon orang itu. Baru saja ia menempelkan di telinganya, Hyunjin langsung mengangkatnya.
"Halo? Kenapa Lix?" Awalan Hyunjin di seberang sana.
"Oh, ada acara kagak?" Felix memejamkan matanya, berharap Hyunjin tak ada acara.
"Nggak ada, mau maen? Ke rumah gue aja sini." Membuka matanya, lalu duduk kembali.
"He'em, bosen gue di rumah. Siapin makanan yang banyak ya, oke bye!"
Menyambar jaket dan kunci motor. Dengan senang, Felix mengendarai motor di tengah-tengah pengendara lainnya. Sesekali bersenandung kecil.
Lampu merah menyala, begitu pula dengan Felix yang menghentikan motornya. Matanya menangkap sosok Seungmin di luar toko depan.
Saat lampu sudah kembali berwarna hijau, Felix segera menjalankan motornya ke tempat dimana Seungmin berdiri.
Seungmin yang mendengar suara motor berhenti di dekatnya pun langsung menoleh, "oh..Felix," menggaruk tengkuknya dengan senyum canggung.
"Ngapain Lix kesini?" Lanjutnya bertanya.
"Hem, seharusnya gue yang tanya. Lu kenapa di sini?" Menyilangkan tangan didada. Tetapi Seungmin tidak menjawab.
"Siapa ya, yang satu jam lalu gue telpon bilangnya ke bimbel?" Lanjut Felix dengan nada menyindir.
"Eh, gue emang mau ke bimbel. Gue mampir ke sini, teman gue ada yang nitip, ah iya.." Felix semakin memandanginya dengan tatapan mengimitasi.
"Oh oke, gue duluan." Felix hampir meninggalkan tempat itu, tetapi ia teringat satu hal.
Kembali menatap Seungmin, "motor lu mana?"
"Gue naik bus, soalnya mot–"
"Segini cukup kan?" Ada suara lain dari arah toko. "Oh? Siapa tuh, Min?" Tanyanya waktu melihat Felix.
"Eluu.." Felix menunjuk wajah lelaki itu. "Temennya Hyunjin yang ke gedung IPA itu kan?"
"Lah, elu siapa?"
"Ya, elu yang siapa?" Felix beralih atensi ke Seungmin, "terus dia siapa lu?"
Mengerutkan keningnya, pasalnya Seungmin tak pernah menceritakan keluarganya. Mungkin dia salah satu saudaranya kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Tobat -Hyunlix
FanfictionKisah mereka berawal dengan perantara seorang adek ❝Bang, pacaran kuy!❞ -Lee Felix ❝Lo masih punya adek gue, anjir!❞ -Hwang Hyunjin *** [WARN] ʙxʙ ʙᴏʏʟᴏᴠᴇ ʜʏᴜɴᴊɪɴ!ᴛᴏᴘ ғᴇʟɪx!ʙᴏᴛᴛᴏᴍ ʙᴀʜᴀsᴀ ɴᴏɴ ʙᴀᴋᴜ ʙᴀɴʏᴀᴋ ᴋᴀᴛᴀ ᴋᴀsᴀʀ Jangan salah lapak Homophobic harap...