Tobat -Hyunlix

14. Truth or Dare

"Hai kakak-kakak!" Seru seorang lelaki manis, serta melambaikan kedua tangannya.

"Yoo!?" Jawab Haechan.

"Hai Jeongin," Seungmin

"Halo dedek gemes," Sunwoo.

Changbin hanya tersenyum, dan Felix tak menjawab di rangkulan Changbin.

"Mau ke kantin ya kak?"

"Ho'oh, ngikut kagak?"

"Duluan aja kak, entar gue nyusul sama kak Han, bang Lino, kak Mark juga" jawab Jeongin.

"Hah, Mark ikut?" Tanya Haechan.

"Kata bang Lino sih gituu"

Sunwoo merangkul pundak Haechan, "ada hubungan apa lo sama si cowok Canada?"

Haechan mengangkat bahunya ,"nggak ada, cuma kakel sama adkel"

Mata Sunwoo memicing, "gue nggak percaya, lo sering keluar bareng Mark lho"

"Gue juga. Mark suka sama lo, Chan." Sambung Seungmin.

Sementara Felix yang tau hubungan apa diantara Mark dan Haechan pun hanya diam.

Haechan membuang muka, "u-udah ayo, keburu kantin penuh"

"Kita duluan ya, Jeong" ucap Seungmin pada Jeongin. Dibalas anggukan olehnya.

Mereka berlima melanjutkan perjalanan menuju kantin. Sesekali Sunwoo menggoda Haechan pasal Mark.

.

.

.

"Yang di tunggu-tunggu dateng juga akhirnya," celetuk laki-laki yang paling tua.

Di depan mereka berlima, sudah berdiri tiga laki-laki tampan. Siapa lagi kalau bukan Hyunjin, Bangchan dan Jeno.

Yang barusan berbicara tentu saja Bangchan. Hyunjin bersidekap, sementara Jeno menyenderkan punggungnya di tembok kantin serta melihat ke layar ponsel.

Haechan yang berdiri paling depan pun menjawab, " yang kalian maksud kita? Ngapain nungguin kita? Mau nyari masalah lo? Bukannya lo anak IPS ya? Ngapain lo kesini?" Cerocosnya . .

"Liat diri lo dulu, anjir. Lo juga anak IPS, ngapain ke sini?" Balas Bangchan.

"Kalian anak kelas sebelah kan?" Tanya Sunwoo. Bangchan dan Jeno mengangguk, walau Jeno masih menatap layar ponsel.

Kenapa Jeno selalu menatap ponselnya? Alasannya hanya satu nama, yaitu Lee Jaem-eh.. Na Jaemin.