05. Telepon

303 45 2
                                    


Halo!!




₍ᐢ˶• ˔ กᐢ₎











"WOEEE, KIM SUNWOO!" Tebak, siapa dia? Tentu saja, Lee Haechan.

"Tungguin gue napaa!! Kagak setia kawan lu, Woo!" Lanjutnya, masih dengan suara yang ditinggikan.

Dan tentu saja, seorang Kim Sunwoo di depan sana tetap melanjutkan langkahnya menuju gedung IPA.

Dengan terburu Haechan memasukan alat tulis beserta buku-buku ke dalam tasnya. Tidak lupa mengecek uangnya, apakah sudah dia bawa, dan tentu saja sudah di kantong celananya.

Jam pelajaran bahasa, dari Pak Sehun telah selesai. Bel telah berbunyi beberapa menit sebelum Pak Sehun mengakhiri pembelajaran.

"Berisik, Chan! Nggak usah bacot," itu Renjun, dia merasa terganggu dengan teriakan Haechan.

Ingatlah, Lee Haechan.. masih ada banyak orang yang berada di kelas. Jangan seenaknya, atuh.

"Bodok! Serah gue dong.. mau bacot atau kagak, itu hak gue," balas Haechan dengan muka tengil andalannya. 

Haechan melangkahkan kakinya, berniat menyusul Sunwoo. Belum sempat dia keluar kelas, ucapan Renjun membuatnya berhenti melangkah.

"Jadi ketua kelas bisa kagak sih, coret ni bocah dari daftar kelas," sindir Renjun tak kalah sinis.

Haechan berbalik, menghadap Renjun dengan tatapan nyalang. Tetapi tatapan santai yang Renjun berikan kepada lawan bicara.

Haechan geram, dia meraih kerah baju Renjun, supaya yang lebih tua berdiri. Tapi Renjun segera menepis tangan Haechan.

Tersenyum miring. Lalu Renjun mengusap kasar kerah baju itu, seolah-olah ada kotoran yang menempel di bajunya.

Haechan memutar bola matanya malas. Tiba-tiba bayangan sebungkus batagor dan jus jeruk terlintas di otaknya. Dengan samar, Haechan meringis pelan.

"Nggak usah bawa-bawa ketua kelas, buat balas dendam ke gue." Ujar Haechan menekan kata 'ketua kelas' sambil menunjuk nunjuk wajah Renjun.

Kemudian, pergi begitu saja.

Siswa siswi di kelasnya sudah tidak kaget lagi melihat Huang Renjun dan Lee Haechan berdebat. Sudah menjadi tontonan, hampir setiap hari. Ya, mereka hanya menonton. Tetapi jika sudah adu jotos, baru mereka turun tangan.

°°°

Haechan berlari tanpa memperdulikan sekitar, tali sepatu yang terlepas pun tidak dia hiraukan.

Sampai Haechan hampir terjatuh, dengan terpaksa dia berhenti sejenak untuk membenarkannya.

Sekarang dia sudah berada di kawasan jurusan IPA. Melanjutkan berlari. Saat di belokan menuju kantin, tidak sengaja Haechan–

Bruuk!

–menabrak tubuh seseorang, lebih tepatnya seorang lelaki. Tanpa memperdulikan dan melihat terlebih dahulu, Haechan memarahi orang tersebut.

"DUH! Kalo jalan liat-liat dong!" Bentaknya dengan nada jengkel. Berjongkok, membersihkan kotoran di sepatunya, karena tidak sengaja terinjak waktu bertabrakan tadi, "kotor kan, njir." Desisnya pelan.

Wait, bukannya Haechan yang bersalah disini. Right?

"Maaf, maaf, gue nggak sengaja tadi. Ada yang luka atau apa? Gue bakal tanggung jawab." Suara orang itu, seharusnya Haechan yang mengatakan itu.

Tobat -HyunlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang