End

1.4K 186 16
                                    

Jungsoo pun masuk kedalam ruangan itu membuat jihoon semakin mengeratkan tangan nya pada soonyoung.

"Tenang, saya kesini untuk meminta maaf kok. Besok saya harus di eksekusi. Setidak nya saya udah bertemu kalian untuk terakhir kali nya" ucap lelaki itu sadar akan tatapan anak anak itu.

"Sekarang kalian hidup dengan baik kan?" Tanya nya lagi dengan pandangan redup. Tak ada yang ingin menjawab ucapan nya itu.

"Halo, jisoo" ucap nya menyapa jisoo yang kini sedang berada di samping seokmin dan memautkan jari jari nya pada jari seokmin.

Bukan nya menjawab, jisoo malah membuang pandangan nya ke arah lain.

Jungsoo hanya tersenyum pahit, lalu menatap seorang gadis yang berada di atas ranjang rawat inap nya dan menatap dirinya tajam.

"H-hay jihoon" ucap nya lagi. Jihoon benar benar dibuat marah dengan adanya lelaki itu. Cengkraman pada tangan soonyoung menguat.

"Berhenti basa basi. Lo ga liat jihoon takut?" Tanya seungcheol yang mulai jengah dengan adanya lelaki itu.

Jeonghan mendekat pada lelaki itu.

"Kita udah maafin semua kesalahan lo. Tapi semuanya ga akan sama seperti dulu" ucap jeonghan.

"Ga" sanggah soonyoung. Semua menatap ke arah soonyoung. Begitu pun jihoon.

Soonyoung menunduk, lalu mengadah. Menahan air matanya agar tidak terjatuh.

"Bagaimana pun, gue ga bisa maafin lo yang dengan mudah nya merebut mahkota jihoon" ucap nya sambil menatap jungsoo tajam walaupun kini matanya berkaca kaca.

Jungsoo masih menatap soonyoung. Ia tau, soonyoung memang sesayang itu pada gadis itu.

"Harusnya, jihoon yang memberikan mahkotanya. Bukan direbut" ucap soonyoung Yang benar benar menahan tangisan nya sampai wajah nya memerah.

"Soon..."

Soonyoung membeku. Lalu menatap jihoon yang kini menatap nya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"J-ji, tadi.. tadi kamu-"

"-gue udah maafin lo. Apa yang jeonghan bilang betul. Semua ga akan sama seperti semula. Gue udah ga sedih kok dengan kehilangan nya keperawanan gue yang lo ambil secara paksa" ucap jihoon ringan namun tatapan matanya tetap menatap jungsoo tajam.

"Setidaknya, lo mati besok" lanjut jihoon. Soonyoung masih menatap jihoon tak percaya.

Semenjak kejadian di sekolah itu, jihoon tidak pernah mengeluarkan suaranya. Sedikit pun.

Sampai 3 bulan ia tetap menutup mulut nya seakan akan tidak ingin berkomunikasi. Kini, kehadiran penjahat yang membuat nya bungkam selama 3 bulan dapat membuat jihoon berbicara lagi.

Jungsoo tersenyum. Lalu menatap hui, kino, dan jinho.

"Saya tenang sekarang. Kita bisa kembali ke sel" ucap jungsoo tenang dengan senyuman nya yang ia kembangkan.

Lalu jungsoo dan ketiga pengabdi negara itu pun beranjak dari ruangan itu. Namun jungsoo menghentikan langkah nya saat berada di ambang pintu.

"Tenang soon. Saya ga mengeluarkan nya didalam. Dia ga akan hamil anak ku" ucap jungsoo sambil menatap soonyoung.

Sedangkan soonyoung kini sudah menatap tajam lelaki itu. Tanpa disadar, satu tetes air mata turun membasahi pipi indah sang pemilik. Soonyoung kembali menangis.

Jungsoo pun pergi diikuti tiga orang pengabdi negara yang sekarang dekat dengan ke 14 anak itu.

Mingyu pun mendekat pada soonyoung dan mengelus pundak nya. Sedangkan tangan soonyoung masih dicengkram oleh jihoon.

[✔️]Experiment SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang