6

1K 18 5
                                    

Hay Hay ,

***

Dahlia bingung, kenapa kedua wanita didepan nya itu hanya diam tak menanggapi ancaman nya. Apakah mereka takut? Sepertinya.

"Siapa yang ingin kau hancurkan Lia?"

"What? Suara itu , matilah kau lia" runtuk Dahlia dalam hatinya.

***

"Sama sama" ucap Mr. Grat lalu melenggang pergi meninggalkan Dahlia yang masih kesal dengan perlakuannya.

"Inginku berkata kasar" ucap Dahlia lalu beranjak ke kelasnya.

Sesampainya dia di pintu kelasnya, dia berhenti sejenak kemudia berbalik arah menuju tempat untuk menenangkan diri nya.

***
Dahlia POV

"Aku ga tau harus gimana lagi, aku capek, aku pengen bebas " air mataku meluncur begitu saja di pipi mulusku itu.

Aku lelah sama keadaan ini, aku pengen teriak sekencang kencangnya untuk sekedar meringankan beban di bahu ku.

Perlahan aku memejamkan mataku, hingga aku pun tidur dengan posisi yang kurang nyaman.

Dahlia POV end.

"Ck, ternyata disini dia, sedang tertidur pulas rupanya" ucap lelaki itu  sambil membopong tubuh Dahlia menuruni rooftop dengan hati hati.

Di koridor, semua menatap dirinya yang sedang menggendong cewek populer itu.

Ada yang menatapnya dengan tatapan heran, ya. Siapa yang tak heran jika seorang pangeran sekolah sedang membopong tubuh seorang gadis paling cantik di sekolah itu.

Semua murid menatap nya memuja , betapa tampan dan romantis menurut mereka. Ahh, benar benar couple goals  bukan?

Richard berjalan menuju kelas Dahlia dengan pandangan lurus.

"Dahlia kenapa?" Tanya Zara dengan pandangan ke arah Dahlia.

"Tidur" singkat. Ya sesingkat itu Richard menjawab pertanyaan itu. Karena tak terbiasa ramah kecuali untuk orang orang istimewa baginya.

Dia memasuki kelas itu dan mendudukkan Dahlia di kursi dan memeluk kepala gadis itu.

Siapa Dahlia baginya?

Bagi Richard, Dahlia adalah seorang gadis yang spesial dan paling utama setelah ibunya.

Dia mencintai Dahlia?

Ya, bahkan lebih dari kata cinta. Rasa yang begitu besar dia miliki setelah mengetahui tentang gadis itu.

Gadis cantik dengan pesona yang tak sanggup lagi dia tolak bagaimana pun dia menyangkal.

"Kau tau Dahlia? Jika kau diambil Tuhan sekali pun, aku tak akan pernah bisa. Kau duniaku dan jangan pernah untuk mencoba melepaskan diri dariku" bisik Richard pelan.

***
Flashback on

"Kau tak paham bagaimana perasaan yang aku miliki" ucap seorang wanita itu dengan sedih.

"Ya, aku bahkan tak ada niat untuk tahu perasaan mu bagaimana" ucap pria itu acuh.

"Kau tak bisa mengabaikan ku, bagaimana pun aku sedang mengandung anak mu" wanita itu kini menatap marah ke pria itu.

"Itu bukan anakku, kau dan aku tak pernah melakukan hubungan seks, jadi jangan membual" ucap pria itu tajam.

"INI ANAKMU BAJINGAN" teriak wanita itu .

"Sudah kubilang Nora, itu bukan anakku, aku akan menuntut mu jika kau membual lebih dari ini" ucap pria itu lalu menghisap rokok nya.

"Apa tak ada sedikitpun perasaan mu padaku?" Tanya wanita itu, Nora  dengan tatapan sendu.

"Tidak, dan tidak akan pernah " ucapan itu meluncur dengan mulusnya.

"Kenapa? kenapa tidak ada? Apa yang kurang dariku?" Tanya Nora dengan tangisan nya.

"Kau kurang banyak, bahkan disetarakan pada potongan kukunya yang dibuang pun kau tak pantas" ucap pria itu tajam.

"Kau semenjijikan itu jika kau mau tau" lanjutnya.

Nora tersenyum pedih, kenapa dia harus sehancur ini baru bertemu dengan pria ini.
Dia menyesal. Sangat menyesal karena memilih keputusan bodoh yang membuat dirinya tak berharga lagi.

Nora mengusap perutnya dan memejamkan matanya. Kali ini dia benar benar merasa tak ada harga diri lagi.

Dia membuka mata dan menatap pria didepannya.

"Aku akan pergi dari hidupmu" ucap nya pelan .

Pria itu membuka mata dan menatapnya heran.

"Aku akan pergi dari hidupmu selamanya, tapi izinkan aku memberi tahumu satu hal" ucap Nora , dadanya terasa sesak saat tekadnya akan menyuarakan kebenaran yang terkubur apik.

Sedangkan pria tadi, dia diam . Menatap Nora dengan penuh tanya .

"Mereka" ucap Nora dengan menunjuk perutnya yang menonjol  besar.

"Mereka?" Bingung pria itu dengan alis yang bertaut.

Nora mengangguk.

"Mereka kembar, mereka hadir karena ketidak sengajaan ayahnya sendiri" ucap Nora , dia tak sanggup lagi.

Dia mengambil nafas dan menghembuskan nya kasar.

"Pergilah ke Niall, jika kau ingin tau kehadiran mereka, aku tak memaksa. Jika kau tak peduli aku tak masalah jika harus merawat mereka sendirian." Ucap Nora dan melangkah pergi. Meninggalkan pria itu yang masih dilanda kebingungan.

***

Tak jelas? Ya maap, ini ceritanya masih rumpang tapi memang gini konsepnya.

Babay

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

D'BartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang