Rea, gadis berumur 29 tahun. Diumurnya yang hampir berkepala tiga ini belum juga memiliki pendamping hidup. Jangankan pendamping hidup, dia belum memiliki hubungan dengan lawan jenis atau dapat disebut pacar. Bagaimana dia bisa memiliki pacar, hidupnya hanya ia fokuskan untuk mengejar karier demi ibunya yang sakit dan kedua adiknya yang masih bersekolah. Ayahnya pergi meninggalkan mereka. Jadilah, Rea sebagai anak pertama, bertugas menjadi tulang punggung bagi keluarga mereka. Dari pagi jam 3 ia sudah bangun, mempersiapkan sarapan untuk kedua adiknya dan dirinya sendiri, lalu mempersiapkan keperluan yang harus ia bawa ke rumah sakit untuk sang ibu. Baru setelah itu, ia mengantar kedua adiknya untuk bersekolah dan kemudian dia pergi bekerja.
Ia bekerja di salah satu perusahaan ternama dan bersyukurnya dia mendapatkan posisi yang cukup nyaman, sebagai manajer pemasaran. Sebagai pegawai tetap dengan gaji yang cukup tinggi, membuatnya cukup untuk membiayai keluarganya.
Namun ia tidak hanya bekerja untuk perusahaan itu, dia juga bekerja pada hari liburnya. Dia akan bekerja sebagai guru privat dan sorenya ia akan bekerja di cafe milik sahabatnya. Walau lelah, ia tetap harus bekerja demi ketiga keluarganya.
Di pagi hari yang gerimis tipis, Rea yang biasanya menaiki motornya ke kantor memilih menaiki angkutan umum, karena motor yang ia gunakan dipakai oleh sang adik untuk magang. Maklum anak kelas dua sudah waktunya bagi mereka untuk magang. Demi menghemat biaya, Rea memilih mengalah dan membiarkan sang adik menggunakan motornya.
Ketika di dalam angkutan umum, Rea memilih duduk di bangku paling ujung dekat dengan pintu keluar. Seorang pelajar SMA yang mungkin seumuran dengan Ricko, adiknya tiba-tiba duduk di sampingnya bersama beberapa temannya, sehingga mau tak mau Rea terpojok. Mereka seperti habis lari maraton, melihat cara mereka masuk bus tadi.
"Kampret bener tuh cewek, dicolek bentar teriak-teriak sampai se-RT denger, untung kita cabutnya cepet, kalau nggak bisa dihajar masa kita" ucap salah satu bocah.
"Lo sih, tangan nggak bisa dijaga. Nyolek ya langsung sasaran. Untung nggak kena gampar. Lain kali di sekolahin tuh tangan" sahut bocah di samping Rea.
"Cakep bro, sexy pula. Toel dikit nggak rugilah. Kirain demen, taunya jejeritan" sahut yang lain.
Tiba-tiba bus berhenti mendadak, Rea tanpa persiapan, jangan sampai dia terjungkal ke depan, itu tidak lucu. Namun sebuah tangan menahan tubuhnya agar tak terjatuh. Ia terkejut, bukan karena dia mau terjatuh namun sebuah tangan yang tanpa sengaja menyentuh benda berharga miliknya.
"Enggak papa kan?" tanya anak SMA yang barusaja menyelamatkan tubuhnya tetapi juga tak sengaja melecehkannya.
Rea menatap bocah di sampingnya dengan tatapan horor. Ia tak percaya bocah itu tak sadar sedang menyentuh bagian terlarang. Rea mendorong tangan bocah itu dan segera setelah itu, ia memilih berpindah tempat tanpa mengucapkan terima kasih, malahan sempat menendang kaki bocah itu. Lalu memilih turun saat bus berhenti di salah satu halte.
Bocah SMA itu terkejut, kesakitan pasti namun karena tendangan tersebut membuatnya menyadari kalau tangannya barusan menyentuh barang terlarang. "Pantas saja beda rasanya" ucapnya pada diri sendiri. Tiba-tiba dia tersenyum senang.
"Ada apa'an, Dit? Ngapain tuh cewek sampai dia kabur gitu?" tanya Juki.
"Tangan gue ngelakuin pelanggaran" ucapnya sambil memandang tangan kirinya yang barusan melakukan pelanggaran.
"Apaan? Tangan lo ngapain?" tanya Mino.
"Gue nggak sengaja nyentuh boobs milik tuh kakak" jujur Adit
"Eh...dasar, tadi nyuruh nyekolahin tangan gue. Malah sekarang lo megang boobs tuh cewek" protes Juki.
"Nggak sengaja tadi. Tapi lumayan juga size nya, empuk lagi. Jadi pengen megang lagi" ucapnya dengan tampang mupeng.
Seketika ketiga temannya menoyor kepalanya. "Bangs*t" pekiknya tertahan.
"Nggak hanya tangan lo, mulut lo kudu di sekolahin" ucap Doni.
"Kalau tadi kalian ngerasain rasanya juga pengen lagi, lo" ucapnya membela diri. Ia kembali melihat tangannya yang barusaja memegang barang berharga milik seseorang. Ia kembali tersenyum seperti orang bodoh. Bodoh.
#####
Hello...apa kabar, Rya kembali dengan cerita kakak dan dedek gemes...bedanya ini kakak ngegas sama bocah KPK ini maksud bukan Komisi Pemberantas Korupsi...KPK di sini berarti Kurang Peka Kuadrat...yes...pokoknya si dedek Kurang Peka pake bangetz...penasaran kelanjutannya?? Hohoho...Rya kibar bendera mo berlayar sama team baru...yang mau ikut berlayar...gih mampir, di like masukin list daftar bacaan kalian biar nggak ketingalan update dari Rya, ya. Sekian permintaan dan penyambutan kapal baru...semoga suka, happy reading.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Ngegas I Love You
RomanceBocah SMA ketemu Kakak ngegas? Penasaran? baca aja ya...