KPDP

110 5 2
                                    

Mereka berdua akhirnya sampai di rumah Rea. "Kakak tinggal di sini?" tanya Tyan mengamati bangunan tempat tinggal Rea.

Gadis itu mengangguk. "Eum...gih pulang sana" usirnya, tak berniat menyuruhnya mampir. Karena ia yakin jika ia menawarkannya, bocah itu akan dengan senang hati mengiyakan.

"Jahat bener, ditawarin mampir kek, minum gitu, kan haus" rengek Tyan berharap mendapat kebaikan dari Rea untuk mampir masuk ke rumahnya.

Rea merogoh saku celananya. Ada uang 10ribu. Ia mengeluarkan uang itu kemudian menyodorkan pada Tyan dan menyuruh untuk memegangnya. "Beli minum di mini market depan tadi. Thank you" Rea melenggang berjalan memasuki halaman rumahnya.

Tyan memandangi uang 10ribu ditangannya dengan pandangan penuh kekecewaan. Namun entah memang Tyan yang terlalu berani atau memang dia benar-benar menyukai perempuan yang barusan meninggalkannya. Ia memandang punggung gadis itu sambil tersenyum seperti orang gila, kemudian berteriak kencang. "Kakak kita pacaran mulai sekarang" serunya hingga beberapa orang yang berjalan di situ menoleh ke arahnya.

Rea yang mendengarnya seketika menoleh dan kaget, ia tak habis pikir bocah yang mengantarnya pulang barusan mengajaknya pacaran. Ia ingin mengamuk saat itu juga dan menghujaminya dengan beberapa tendangan atau pukulan tapi Tyan sudah lebih dulu memasuki mobilnya dengan penuh kemenangan.

"Bocah itu, seenak jidatnya ngaku-ngaku pacaran. Dipikir gue mau apa?" ucapnya keki.

"Mau apa kak? Eh, kaki kakak kenapa?" tanya Ricko membukakan pintu untuknya.

"Kaki kakak kesleo tadi" jawab Rea sekenanya, padahal pemuda di depannya mengkhawatirkan kakinya. "Lea mana?"

"Sudah tidur. Tapi baik-baik saja kan? Besok kuantar kakak kerja aja kalau gitu" ucap Ricko cemas dengan kondisi sang kakak.

Rea tersenyum. "Eiii...besok juga sudah sembuh. Kamu kan juga harus berangkat pagi, kalau nganterin kakak nanti kamu telat lagi" tolak Rea. Ia hanya tidak ingin menyusahkan sang adik dengan keadaannya. Lagipula luka kecil ini dia bisa mengatasinya.

"Tapi kan kak..."

"Udah, kamu sudah makan? Kalau belum kakak buatin makan malam"

"Aku sudah masak tadi, kakak yang sudah makan belum? Kupanasin sayurnya?"

"Nggak usah, tadi kakak ditawari makan di tempat kerja. Ya sudah kalau gitu, kakak ke kamar dulu. Jangan begadang" pesan Rea memperingatkan sang adik.

"Iya. Kakak juga istirahat" ucap Ricko.

Keesokkan harinya Ricko berangkat seperti biasa bersama Lea mengantarkannya ke sekolah. Sedangkan Rea masih di rumah mempersiapkan keperluan sang ibu yang harus dibawanya ke rumah sakit. "Hari ini pengeluaran bertambah. Seandainya Zizi datang ke sini" Rea keluar rumah setelah menyelesaikan persiapannya.

Namun ketika ia membuka pintu, ia dikejutkan dengan kehadiran bocah yang semalam mengantarnya pulang. "Morning kakak pacar" sapa Tyan penuh senyum di bibirnya.

Sapaan barusan berhasil membuat bola mata Rea membulat sempurna. "Ngapain lo ke sini bocah?" ketus Rea.

"Dih, sama dedek pacar kog ketus gitu? Dedek pacar ke sini mau jemput kakak pacar kerja, jadi kita bisa berangkat bareng, yuk"

"Otak lu geser ya, gih sono berangkat sendiri. Gue masih ada urusan, sono pergi" usirnya. Ia berjalan melewati Tyan menuju halte.

"Dibilang bareng dedek pacar" Tyan tiba-tiba mengangkat tubuh Rea ala bridal dan membawanya masuk ke mobilnya. Rea sempat memekik dan melawan, tetapi usahanya sia-sia, Tyan berhasil membawanya masuk dan duduk di kursi di sampingnya dan memakaikan seatbelt untuknya.

"Kakak pacar duduk diam di sini, dedek pacar bakalan anterin kakak pacar. Kakak pacar mau kemana?" tanyanya.

"Mau ke rumah sakit" sahutnya.

"Okey, kita ke rumah sakit" Tyan bersiap menyalakan mobilnya. "Tunggu, rumah sakit yang mana?" tanya Tyan menoleh kembali padanya.

"Yang lo gue tampar" jawab Rea tanpa rasa bersalah pernah melakukannya.

Tyan mengerjap, tidak pernah merasa kalau dia pernah di tampar di rumah sakit. bola mata itu berkedip lucu, tak paham. Namun beberapa menit kemudian dia sadar dan mengingat kejadian saat Adit yang dikira dirinya ditampar karena tak sengaja mengambil sticker di baju Rea. "Aaa....yang waktu itu" ucapnya mengerti. Ia kemudian teringat, Adit juga dirawat di sana. "Kakak serius mau ke sana?" tanyanya.

"Iyalah. Gue harus bawain baju ganti ibu ke rumah sakit" terang Rea. Namun di sisi lain Tyan cemas, bagaimana kalau mereka bertemu dengan Adit di sana.

"Okey, kita berangkat" ucapnya sedikit terpaksa.

#KakakNgegasIloveYou

Hellooo...apa kabar kalian semua? Rya harap kalian dalam kondisi sehat. Jika ada yang sakit semoga lekas sembuh ya. Jaga kondisi kalian ya, hari ini musim tidak menentu dan penyakit semakin aneh-aneh saja. Jangan stress, jaga pola makan dan tidur kalian, jangan lupa ingat protocol anjuran pemerintah ya. Stay healthy readers....love you all.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 11, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kakak Ngegas I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang