Squishy

137 11 2
                                    

Rya mohon maaf jika ini cerita belum dapat feel karena tetiba idenya hilang, maapin penulis pemula masih butuh belajar lagi untuk menyampaikan ide.

#KakakNgegasILoveYou

Lea memekik. “Apa yang kakak lakukan sama pangeranku” ia menyentakkan tangan kakaknya hingga terlepas memeganginya.

Rea memekik, tak percaya Lea akan memanggil pria mesum tadi dengan panggilan pangeran. “Pangeran? Dia? Ayo pulang. Jangan dekati pria mesum ini” Rea kembali memegangi lengan Lea, berjalan meninggalkan Adit.

Bukannya mengikuti sang kakak, Lea malah mendorong Rea dan menghampiri Adit. “Kak Adit, maaf ya. Kakakku memang tukang marah. Galak pula. Jangan diurusin. Sakit nggak?” Lea berbisik kepada Adit. Ia melihat pipi Adit yang terkena tamparan kakaknya. Memerah dan meninggalkan bekas jemari Rea. Adit hanya tersenyum tipis serta menggeleng. Menganggap hal itu lumrah baginya.

“Lihat, gara-gara kakak. Pipi kak Adit jadi begini” kesal Lea. Dia terlihat sangat mengkhawatirkan Adit dibanding kakaknya sendiri.

Adit tersenyum tipis. “Kak Adit yang salah. Sudah bawa kamu ke sini nggak bilang-bilang. Apalagi kurang sopan tadi” ucap Adit menyadari kesalahannya.

“Apanya yang salah, aku yang mengajak kakak ke sini” bantah Lea.

“Kamu ikut pulang kakak sekarang atau kakak tingal kamu pulang sekarang?” bentak Rea. Ia sudah dibuat kesal dari tadi pagi, eh sampai malam pun dia masih dibuat kesal dengan pria yang sama.

“Lea pulang gih, sudah malam juga. Lain kali kalau kita ketemu, kita main lagi” bujuk Adit. Pria ini tergolong penyayang dan peduli dibandingkan pria yang mirip dengannya.

Lea pun akhirnya menurut, sebelum sang kakak murka padanya. Setelah berpamitan pada Adit, Lea pulang bersama sang kakak.

“Manis” ucap Adit menatap kepergian Rea dan Lea sambil mengelus pipinya yang masih terasa panas akibat tamparan Rea.

Di sisi lain, Lea berceloteh tentang Adit. Menceritakan kalau pangerannya itu baik, tidak seburuk yang dipikirkannya. “Diam nggak. Kakak tetep nggak suka sama anak itu. Jangan terlalu dekat sama orang asing, ngerti?”

“Ih, kakak jahat. Kak Adit itu baik tau. Dari pada kak Ricko aku lebih pilih kak Adit. Dia selalu bisa menghiburku dan jadi kakak yang baik untukku” ucap Lea. Matanya mulai berkaca-kaca.

 
Rea tak kalah kerasnya. “Ya sudah sana jadi adiknya saja”

“Ibu....kakak jahat” Lea menangis memasuki ruangan ibunya kemudian menghambur ke pelukan sang ibu dan mengadu sejadinya.

“Ibu...kakak jahat. Masa, aku nggak boleh sama kakak pangeran” Lea mengadu.

“Iya jelas nggak boleh” bentak Rea.

“Kamu kenapa sih, Rea? Lea udah kenal lama sama anak itu, lagipula dia baik kog” ucap ibunya.

“Nggak ada! Sekali Rea bilang nggak boleh ya nggak boleh. Lagian apa bagusnya bocah itu. Bocah mesum...” pekik Rea keki.

“Mesum? Bagaimana bisa?” sang ibu terkejut dengan ucapan Rea.

“Apa itu mesum bu?” tanya Lea polos.

“Adalah. Sudah malam bu, ibu istirahat. Rea juga harus berangkat pagi besok. Zizi minta bantuan buat jagain anak magangnya”

“Ya sudah, Lea juga besok sekolah. Sana kalian pulang, hati-hati di jalan”

“Ibu juga istirahat, kalau ada apa-apa panggil suster saja. Jangan ngelakuin sendiri. Eum...” pesan Rea. Walaupun ia mengatakannya dengan ketus tetapi ada kepedulian di setiap ucapannya.

Sebuah notifikasi handphone Rea berbunyi. Rea meraih handphonenya dari saku dan mengeluarkan benda persegi tersebut, kemudian membuka isi pesannya yang berbunyi. “Besok sore ada anak baru yang ingin belajar privat. Kalau bersedia balas ya?” Rea tersenyum. Ia mengetik balasan.

“Okey, boleh. Kelas berapa? Belajarnya di mana? Rumah atau ruang belajar?”

Sebuah pesan muncul lagi. “Anak SMA kelas dua. Orang tuanya menyarankan untuk belajar di rumah, agar lebih fokus”.

Rea membalas pesan itu, “baiklah, besok aku akan ke sana. Kirimkan saja alamat rumahnya”

“Ingat, jangan membuat masalah lagi” sebuah pesan masuk lalu diikuti pesan kedua yang berisi alamat yang dimaksud.

Rea membacanya tanpa berniat membalasnya. “Ibu, Rea pulang dulu” setelah mengatakannya. Rea dan Lea pulang.

❤️❤️❤️❤️❤️

“Selamat pagi, kami anak magang baru di sini. Mohon kerja sama dan bimbingannya” ucap Putra diikuti Tyan.

Zizi sebagai pembimbingnya tersenyum melihat dua pria muda di depannya. Ia membawa dua anak bimbingnya untuk berkenalan di setiap bagian pekerjaan mereka.

Setelah berkeliling menunjukkan beberapa ruangan dan berkenalan, Zizi menyuruh salah satu dari mereka ke bagian pemasaran. “Salah satu dari kalian pergilah ke bagian pemasaran, bertemu dengan manager Andrea minta laporan pemasaran yang perlu dicek dan yang lainnya ikut aku ke gudang bawa ini” seseorang dari mereka yang cepat tanggap langsung membawa kardus besar. Namun yang satu bukannya pergi ke bagian pemasaran, malah ikut di belakang Zizi.

“Sono ke bagian pemasaran, ambil laporannya”

“Dih...lo mah nyuruh aja” timpal yang lain.

“Lo aja yang nggak peka. Masa gue sudah bawa ini masih harus ngambil laporan?” timpal temannya.

Ia akhirnya pergi mengambil laporan ke bagian pemasaran.

“Permisi. Maaf, ruangan manager Andrea di sebelah mana ya?” ucapnya kepada salah satu pegawai.

Pegawai yang ditanya menolehkan kepalanya dan menjawab pertanyaan dari anak magang itu. “Di ujung lorong. Sebelum masuk ketuk pintu dulu. Jangan menyinggungnya atau siap-siap saja kamu kena omel. Memang mau ngapain?”

“Di suruh kak Zizi ngambil laporan pemasaran” jawabnya.

“Oh...ya sudah. Dia ada di ruangannya” jawab Cocky sambil tersenyum.

Mendengar peringatan barusan membuatnya menelan ludah, sedikit cemas akan nasibnya. Ia berjalan menuju ruangan tersebut dan mengetok pintu seperti pesan Cocky tadi. “Masuk” suara seorang gadis padahal ia berpikir kalau managernya seorang pria. Ia memasuki ruangan tersebut. Seorang gadis cantik berkacamata duduk di bangku manager, ia tengah sibuk dengan tumpukkan laporan di atas mejanya.

“Maaf, saya kemari karena perintah kak Zizi untuk mengambil laporan pemasaran” ucap Adityan.

Gadis itu menatap pria yang berdiri di depan pintu yang tidak berani mendekatinya. Ia tersenyum, kemudian mencari dari tumpukkannya dan menemukan laporan yang dimaksud. Ia berdiri dan berjalan menghampiri Adityan. “Ini, Zizi pasti sudah...BOCAH MESUM?!” pekik Rea ketika mendapati wajah pemuda itu dengan jelas.

“SQUISHY!?” pekik Adityan keceplosan.

#KakakNgegasILoveYou

Alur masih lambat, tunggu aja moment-moment mereka ya, tunggu part manis diantara mereka. Terima kasih untuk yang mau nungguin ini cerita...happy reading. Jaga kesehatan kalian semua.

Kakak Ngegas I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang