Angry 😡

159 9 2
                                        

Rea menyadari sebuah tangan menyentuh aset berharganya. Lagi-lagi ia merasakan kejadian yang sama seperti tadi pagi. Ia menatap tangan pemuda itu lalu sejurus kemudian menatap mata pemuda di depannya yang belum sadar telah melakukan kesalahan. Ia menatap nyalang ke arah pemuda di depannya. Namun bukannya menyingkirkan tangan laknatnya, Radityan masih terpaku menatap perempuan di depannya.

Ia pernah bertemu dengan gadis di depannya itu. Di dalam bus dengan kejadian yang sama-sama akward. Dia merasa dejavu mana kala tangannya tanpa sadar sedikit meremas gundukan milik wanita di depannya. Seakan menyadari ia pernah menyentuh benda berharga itu.

Tanpa babibu Rea menampar keras pipi pemuda itu, saat asetnya malah diremas oleh tangan laknat pemuda itu hingga meninggalkan bekas dan menendang tulang keringnya sehingga lengkap sudah balasan yang Tyan dapatkan. “Dasar cowok mesum” serunya. Lalu Rea pergi meninggalkannya.

Pemuda yang di sampingnya menatap miris kondisi temannya yang telah terkena batunya itu. Tyan hanya memekik kesakitan dan memegangi pipi juga tulang keringnya.

Ia mengeluh serta berucap, “Dia menendang di tempat yang sama”.  Walaupun dia kesakitan bibirnya masih mengulas senyuman memandangi kepergian gadis yang barusaja memberinya pelajaran 'etika kesopanan tangan laknat'.

“Tangan lo sih, cari gara-gara. Tau rasakan lo, siapa suruh cari musuh? Pakai dinikmati pula nangkringnya tuh tangan.” ucap Putra yang tak habis pikir sama kelakuan sahabatnya yang suka bikin masalah.

Radityan malah tersenyum seperti orang gila. Mungkin syaraf otaknya sedikit geser akibat tamparan keras Rea. “Asal lo tau aja, tangan gue kayaknya suka banget sama mainan barunya. Dia cewek yang gue ceritain tadi. Yang gue tolong di bus tadi pagi” jelasnya mengingatkan Putra akan cerita yang sudah dia sampaikan.

Mata Putra membulat mengingat cerita Tyan, ia tidak menyangka sahabatnya ini akan melakukan yang sama untuk kedua kalinya. “Yang lo pegang juga? Saat lo pakai seragam SMA?” pekik Putra tak percaya.

Tyan mengangguk dan tersenyum. “Oh tangan, lo kenapa bisa sih nakal kayak gini?” ia memandang tangan laknatnya.

Sebuah telunjuk menoyor kepalanya. “Sinting lo. Yuk balik, gue mo jemput Lia” seru Putra berjalan lebih dahulu meningalkannya.

Tyan sedikit terpincang-pincang mengikuti Putra di belakang.

Di sisi lain Rea uring-uringan, ia ngomel sepanjang jalan.

“Manusia terkutuk, kenapa sih ada dua makhluk yang membuat gue marah hari ini, melakukan hal yang sama lagi? Dasar cowok-cowok mesum” serunya.

Zizi tersenyum miris melihat sahabatnya yang sudah keluar tanduk evilnya. Seseorang memanggil Rea, namun Rea tak menghiraukannya, Zizi yang sempat menoleh. Mata Zizi membulat manakala ia tau, Cindy akan berbicara pada Rea. Ia menggelengkan kepalanya menyuruhnya agar tidak mendekatinya.

“Rea, dipanggil pak Doni” Zizi sudah memberi kode pada Cindy untuk tidak mengganggu Rea tetapi ia tetap tidak paham, tanpa alasan yang jelas Cindy kena bentak.

“Ngapain sih nyariin gue, yang perlu siapa yang suruh dateng siapa?” bentaknya. Selain Cindy beberapa orang yang mengajak dia bicara hari ini, ia marahi habis-habisan, apalagi anak buahnya yang melakukan kesalahan sepele. Ia akan menghukumnya untuk kerja lembur malam ini.

Sampai dia pulang pun emosinya masih tinggi. Wajahnya sungguh tak bersahabat, walau biasanya dia terlihat tak jauh beda dengan sekarang. Namun tetap saja, hari ini adalah yang terparah. Sampai Zizi tidak berani mendekatinya lagi.

Dimas yang ingin mendekatinya juga ikutan kena damprat. Dasar wanita, yang salah siapa yang dimarahi semua orang.

Oh ya, ada yang anehkah dicerita ini? Pada sadar nggak? Kenapa Tyan  bisa jadi anak SMA dan anak Kuliahan? Ada yang bisa tebak, sebenarnya dia itu Tyan atau Adit? Hayooo??? Jawabannya di part selanjutnya ditungguin aja ya, kapan Rya akan up...yang jelas seminggu sekali aja, biar nggak kayak minum obat ya...happy reading

Kakak Ngegas I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang