Aset

114 9 4
                                    

Jantung Rea mengalami kegaduhan akibat tindakan spontan Tyan yang terlampau berani kepadanya. Ia berseru dan mencak-mencak dibuatnya. Semua orang yang masuk ke ruangannya kena damprat. Siapapun itu, pasti kena omel olehnya.

Tak elak juga Zizi yang barusaja tiba di kantornya kena omel. "Lo lagi, ngapain ke sini? Gara-gara lo, gue jadi kena sial. Bocah yang lo suruh ngambil laporan tadi sudah melakukan hal yang menyebalkan apalagi lo liat kaki gue, gara-gara dia jadi kayak gini" ia menunjukkan kakinya yang dibalut.

Walaupun sebenarnya Zizi tidak bersalah, tetapi ia mau meminta maaf dan merasa bersalah atas apa yang menimpa temannya satu itu. "Sorry, gue juga nggak tau kalau tuh anak bakalan bikin masalah kayak gini. Kaki lo gimana? Nanti pulang gue anter deh" ucapnya.

"Harus itu...pokoknya lo mesti ikut tanggung jawab" ketusnya.

Zizi mau tak mau menerima konsekuensinya. Walaupun sebenarnya dia juga tidak ada hubungannya dengan kecelakaan yang di alaminya.

"Lo sekarang mo makan nggak?" tanya Zizi ragu-ragu.

"Maulah...lo yang traktir tapi" ucapnya tanpa dosa.

Zizi tersenyum kecut merespon ucapan Rea. "Ya sudah, ayo berangkat" ajaknya. Zizi berjalan menghampiri Rea yang jelas butuh bantuannya. Daripada nanti Rea marah kalau dia kurang peka, mending dia mengambil inisiatif sendiri untuk membantunya.

Mereka akhirnya pergi ke kantin untuk makan siang. Memilih tempat paling ujung paling dekat dengan pintu keluar agar perjalanan Rea tidak terlalu merepotkan. Zizi membantunya mengambil makanan untuknya.

Namun ketika mereka sedang menikmati makan siang mereka. Dua makhluk yang seharusnya tidak di situ malah menghampirinya. "Siang kak Zizi" sapa Putra menyapa mentornya.

"Oh, iya siang. Kalian juga makan di sini juga?" tanya Zizi berusaha ramah.

"Iya, boleh kita gabung di meja kakak?" Belum juga Zizi menyahut pertanyaan Putra. Makhluk Tuhan paling seksi sudah duduk manis di depan Rea. Ia meletakkan nampan makanannya.

"Bagaimana kaki kakak? Sudah mendingan?" tanya Tyan tidak mempedulikan wajah heran Putra dan Zizi. 

"Baik. Aa..." seketika Rea memukul kening Tyan dengan sendok makannya. "Lain kali jika kau melakukan hal yang melewati batas kuberi nilai minus di laporan magangmu" ucap Rea memperingatkan Tyan.

Putra yang barusan bergabung duduk di sampingnya terkejut melihat sahabatnya dipukul oleh wanita di depannya. Tyan memandang keki Rea. Ia tidak suka aset berharganya dipukul sembarangan orang. "Bocah sepertimu harus diajari tata krama"

"Kakak sepertimu harus diajari menjaga tangannya. Kakak mesti menghormati aset berharga milik orang lain. Tidak asal main pukul saja. Kalau aku gagar otak gimana, kalau aku sakit dan lumpuh gimana gara-gara kakak memukul kepalaku? Apa kakak mau bertanggung jawab kalau nanti akan terjadi apa-apa denganku?" ujarnya.

Rea menganga mendengar ucapannya. "Bocah aneh" celetuknya sambil tertawa sinis.

Mata Tyan menatap tajam ke arah Rea. Ia terlihat serius dengan ucapan yang baru saja keluar dari mulutnya. "Serius tau. Dan lagi, memukul orang lain itu suatu tindakan pidana. Mau kulaporkan polisi?" ancamnya.

"Kenapa sampai lapor polisi? Nggak aneh-aneh deh ya...udah dimaafin aja, Rea emang gini orangnya" pinta Zizi yang tidak mau masalah sepele seperti ini dibawa sampai ke kantor polisi. Zizi malah terlihat cemas sendiri sedangkan orang yang akan dikasuskan malah terlihat santai memakan makan siangnya. 

"Tapi kepalaku ini merupakan aset berharga bagi keluargaku, kak" ucap Tyan serius.  

"Okey, kalau aku sudah memukul aset berhargamu aku minta maaf. Lalu bagaimana denganmu, kau menyentuh aset berharga orang lain dan seolah kau tidak pernah melakukan kesalahan sama sekali. Apa perlu aku memotong tanganmu karena menyentuh aset orang lain. Dan tindakanmu tadi di ruanganku, apa perlu aku juga melaporkannya ke polisi? Kau pilih sendiri, apa yang berhubungan dengan aset ini perlu berurusan dengan polisi?" ucap Rea tegas. Tyan tak mampu menanggapi ucapan Rea, ia hanya mampu tersenyum dan diam menikmati makan siangnya. Sedangkan dua makhluk yang bersama mereka harus menerima kenyataan telah dibuat bingung oleh orang-orang yang sendang membahas tentang aset mereka masing-masing.


#Kakakngegasiloveyou

Maafin Rya yang ngaret banget Rya mesti berjuang melawan diare. Jadi mau nggak mau melewatkan cerita kapal baru Rya. Semoga fans dari kapal baru Rya masih ada ya? Okeylah...Rya kemungkinan akan gantiin part yang terlewat, jadi selamat membaca. Happy reading. Semoga kalian selalu sehat dan penuh kebahagiaan. 

Kakak Ngegas I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang