Cekrek
"Ih Vano ulang ulang, belum siap." ujar Hana.
Cekrek
"Lucu nih mirip shinchan." gelak tawa Devanno melihat candid Hana tengah mengerucutkan bibirnya.
"Kok shinchan sih?" tanya Hana menghentak-hentakkan kakinya dipasir.
"Trus apa, si unyil?" tawa Devanno lagi membuat Hana berbalik badan membelakanginya.
"Masih mau foto gak? kalau udah gue mau balik." sambung Devanno menempelkan wajahnya dipundak gadis yang membelakanginya.
"Yaudah sekali lagi, tapi yang bagus cara fotonya!" ketus Hana berbalik badan menghadap kearah Devanno.
"Lo kira gue photografer? mana gue tau kalau itu jelek." ketusnya menempel kamera disalah satu matanya.
Cekrek
"Nah itu cantik!" seru Hana gemas mencubit pipi Devanno. "Lagi dong Van, tapi gue maunya kita berdua yang foto."
"Gak. Gue lapar." tolak Devanno memberikan kamera itu pada Hana lalu berjalan menjauh.
Hana hanya diam tak berekspresi menatap pundak pria itu yang kian menjauh.
Devanno menghentikan langkah lalu berbalik badan. "Mau ikut?"
Hana tersenyum dan mengulurkan kedua tangannya kedepan.
Devanno sadar akan kode Hana—ia kembali mendekati gadis itu lalu menggendongnya dan membawanya kesekumpulan anak muda dipinggir pantai.
"Lo yakin masih tahan liat dia?" tanya Clarissa menatap Reyna penuh rasa iba.
"Cuma ini doang? hah gak ngaruh." jawabnya tersenyum miring.
"Dari mata lo aja udah keliatan." jelas Clarissa datar.
Reyna mengalihkan pandangan kearah sahabatnya dan berkata. "Artinya?"
"Lo suka sama Vano?" tanya Clarissa.
"Kira-kira aja, makan yuk?" ucap Reyna mengalihkan pembahasan.
Clarissa berdehem dan memutar bola matanya malas. "Kalau pun lo beneran suka sama dia, gue juga gak akan kaget."
"Maksud lo?" tanya Reyna tak mengerti.
"Wajar aja banyak yang suka, orang dia world wide handsome." jawab Clarissa cekikikan.
"Gayaan world wide handsome, ceweknya aja masih kalah sama gue." angkuhnya sembari berlalu pergi.
Clarissa terpaku dengan ucapan Reyna, ia hanya menatap heran gadis itu lalu menyusulnya.
"Jadi lo beneran suka sama Van...?!" teriak Clarissa membuat Reyna sontak membungkam mulut Clarissa.
"Berisik, lo gak liat mereka ada disana?!" tegas Reyna sedikit menurunkan volume suaranya.
"Ya maaf gue kaget aja, seorang Reyna yang sarkas plus judes bisa suka sama cowok." ejek Clarissa terkekeh.
"Apa kabar yang bilang gue gak akan kaget." Reyna menyinyirkan bibirnya kesal.
"Oi, ngapain lo berdua disana?" panggil Davenno melihat kedua gadis itu tengah berselisih.
Sontak keduanya terdiam dan saling menukar pandangan.
Hana berdiri dan melihat intens keduanya. "Itu bukannya anak baru itu yah?"
"Ngapain dia disini?" sambung Devanno.
"Tau, jangan-jangan mau cari masalah lagi." gumam Devian.
"Sini lo pada." perintah Davenno dan menyiapkan dua kursi kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Through the sky
Teen Fiction⚠️ Bukan kisah tentang Bad boy & Bad girl ⚠️ Bukan kisah tentang Cool boy & Cool girl ⚠️ Bukan kisah tentang benci menjadi cinta "Kita adalah orang asing dan selamanya akan seperti itu." berlalu pergi meninggalkan perempuan yang baru saja turun dari...