07 : Dendam?

12 3 41
                                    

Drrtt.. Drrtt..

Reyna terbangun merasakan getaran pertanda ada yang menelfon dan sekilas melirik Davenno masih terlelap disampingnya.

Sembari mengangkat telefon ia berdiri dari ranjang tersebut dan membuka tirai hingga memancarkan mentari pagi dikamar hotel.

"Halo, ngapain nelfon ganggu orang tidur aja." ucap Reyna dengan seseorang diseberang sana.

"Datang kesini cuma mau tidur? Daripada hari lo gak guna mending sekarang siap-siap kita kepantai, gue tunggu didepan kamar lo."

Tut tut

Reyna menutup telefon secara sepihak membuat Clarissa menyinyirkan bibirnya.

"Nyenye ganggu orang tidur, bilang aja ganggu lagi enak-enak." tukas Clarissa bernada malas.

....

Ceklek

Pintu terbuka menampakkan orang-orang berlalu lalang dilantai 4 tepat dimana kamar Reyna berada—ia pun segera meraba ponselnya berniat ingin menelfon Clarissa, belum sempat memencet tombol telfon tiba-tiba saja Clarissa sudah ada disamping Reyna sambil meminum softdrink digenggamannya.

"Kayak lagi nyiapin nasi kuning pengajian aja, lama amat." ketus Clarissa terus menyeruput softdrink—tidak ada respon dari Reyna.

"Btw semalam berapa ronde?" tanya Clarissa cekikikan sambil mengedip-ngedipkan matanya kearah Reyna.

Reyna meletakkan jari telunjuk didagu seolah mengingat-ingat kejadian semalam. "Lima."

hal itu membuat Clarissa membelalakkan matanya tak percaya.

"Beneran, lo main sama kakak gue?!" teriak Clarissa.

"Menurut lo, muka gini mirip cewe gratisan?!" pekik Reyna balik tak kalah heboh.

"Eh kok ngamok?!" desis Clarissa menatap tajam temannya.

"Tarik sist!" seru Reyna mengangkat tangannya.

"Salah server edan." cerocos Clarissa meninggalkan Reyna dibelakang sana.

Keduanya sampai dipinggir pantai—sudah begitu banyak orang lokal maupun turis berjemur ditengah teriknya matahari pagi. Itu mungkin terlihat asik bagi si turis tapi tidak dengan Reyna...

"Bukannya gue kampungan yah, tapi semuanya pada kayak ikan kering gitu dong haha." kelakar Reyna menatap orang-orang disekitarnya.

Clarissa tengah menyeruput minumannya hanya menaikkan alis tak menggubris celotehan gadis itu.

"Terserah dia mau ngapain, gila urusan amat." jelasnya jutek sembari melangkahkan kaki menuju bibir pantai—Reyna hanya menatap sinis punggung wanita itu yang kian menjauh.

....

Hoammm!

Pria itu meregangkan badannya yang baru saja terbangun, sementara matanya mencari-cari seseorang yang semalam bersamanya.

Dimana dia?

Ia kemudian berdiri dan melangkahkan kaki menuju wc.

"Harusnya kalian gak pernah ketemu, ini mungkin bukan kebetulan. Tapi, selamat bermain-main didunia Aldebaran." gumamnya tersenyum licik pada dirinya sendiri didepan kaca.

Kring.. Kringg..

Ia memalingkan pandangan kesamping dan segera mengambil ponsel.

"Hm?" tanyanya pada seseorang diseberang sana.

"Ham hum, ngapain lo ninggalin gue diclub semalam?"

"Salah sambung mas ini warung nasi padang."

Through the skyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang