05 : Hujan darah

34 3 26
                                    

Pov Reyna.

Mengemudi dengan kecepatan standar lebih baik di tengah derasnya hujan di sore ini. But, kejadian tidak mengenakkan dipinggir jalan membuatku sesegera mungkin menepi dan menghentikan kendaraanku.

Apa yang mereka lakukan disana?

Aku lekas turun dari mobil memastikan tidak terjadi apa-apa pada ibu itu.

"Hai, ada yang bisa gue bantu?" sapaku pada kedua pria bejat didepan sana membuat mereka menoleh menatapku samar serta sinis.

Si pria jangkung tersebut tersenyum lalu perlahan berjalan kearahku dan yang satu lagi pria sedikit kekar tetap ditempat menahan ibu itu agar tidak kabur.

"Ikut abang yuk dek?" tutur sijangkung menampilkan smirknya.

Pria tersebut menggenggam erat pergelangan tanganku sesegera mungkin aku menepis kasar genggamannya.

KRRTT...

BUGGG!

Dengan sekali serangan pria bejat itu tergeletak diaspal yang basah. Tapi tidak semudah itu, ia kembali bangkit melakukan penyerangan.

BUGGG!

Kedua kalinya dia tersungkur lemah dengan darah yang bersimbah di wajahnya yang tampak mengenai pakaian sekolahku.

Sedangkan didepan sana, terlihat si pria kekar tengah menatapku dengan tatapan tajam dan tetap kekeh menahan ibu itu agar tak melarikan diri.

"pergi saja nak tidak usah menolong ibu nanti kau terluka!" pekik ibu itu kesakitan.

"Lumayan menantang." tatapku ke pria yang bertubuh sedikit kekar didepan sana.

Tut tut tut

"Cari mati nih anak!" serga pria itu melepaskan genggamannya pada ibu dan berlari mendekatiku dengan wajah yang penuh amarah.

"Tolong, ada pelecehan di jalan jalur lingkar secepatnya kesini!" jeritku dengan sekuat tenaga menahan serangan pria itu.

Laporan dilaksanakan pihak kepolisian segera ketempat kejadia...

Tut tut

Awhh..

Ponselku terlempar jauh dari jangkauanku, pria itu melayangkan pukulan di pelipisku, rasa sakitnya lumayan membuat urat diseluruh tubuhku menegang seketika pandanganku terlihat buram.

Flashback on.

"Terlahir dilingkungan yang keras memang sulit. Kau harus kuat." ibu, memeluk erat tubuhku.

...

"the first international taekwondo match champion is Reyna Elvaretta!" seru saboeum.

Aku memenangkan pertandingan taekwondo seinternasional setelah mendapat sabuk hitam dikelas latihanku. Memenangkan olimpiade Ini sudah menjadi rencanaku sebelumnya.

Hal itu menandakan Reyna Elvaretta si anak haram bukan lagi gadis yang lemah dan cengeng melainkan hebat dan cerdas!

Flashback off.

Bak hujan darah, air hujan dan darah kompak mengalir begitu deras membuat seluruh pakaian sekolahku basah kuyup dan berarakan.

Sejenak mengumpulkan tenaga dan kembali melawan pria tersebut.

"Mati lo bajingan!!"

BUGGG!

KRRTT...

BRUKK!!

Amarahku seketika merambak keseluruh saluran penghubung nafasku. Aku melayangkan beribu-ribu pukulan mengenai pria bertubuh kekar itu membayangkan dia adalah kumpulan manusia jahannam yang dulu menghinaku dan sekarang mereka sudah tergeletak lemah dihadapanku!

Through the skyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang