3

924 113 6
                                    

"Na, gamau bawa payung?" Ucap seorang pria manis, yang walaupun usianya sudah tidak lagi muda, namun masih terlihat cantik dan imut, yang merupakan ibu dari na jaemin yaitu na (dong) sicheng atau yang kerap disapa aunty winwin oleh teman-teman jaemin.

"Ngga ihh Bun, orang ini cerah kok, ngapain bawa payung."

Untung saja bunda jaemin modelan winwin, penyabar, lah kalo modelan Ten maknya echan, bisa habis si jaemin  digeplak pake Tupperware pink punya ten.

"Yaudah ya Bun Nana sekolah dulu, takut telat, bye love you bunda."

"Tapi payungnya," ucap winwin melihat punggung mungil putranya perlahan hilang dibalik gerbang.

"Udah lah babe biarin aja, mending kita balik ke kamar yuk," ucap Daddy jaemin a.k.a yuta, yang langsung mendapat tatapan sinis dari istrinya.

"Gaada kamar kamar, masih pagi, nanti dimakan ikan lele, udh sana mandi."

🌼🌼🌼

"GOOD MORNING EPRITING, PADUKA DATANG," semua yang ada di kelas menatap Jaemin dengan tatapan tajam.

Sementara jaemin yang mendapat tatapan tajam dari penghuni kelas hanya memasang muka watados dan berjalan santai ke bangkunya.

"Kok bisa gitu ya gua punya temen modelan kek jaemin, dikutuk gua keknya," ucap haechan saat jaemin baru mendudukkan pantat teposnya di kursi sebelah renjun.

"Heh! Lu mending mingkem deh ya Chan, bosen gua denger Congot jahanam lu ngebacot, lagian lu kek gapunya kelas aja, udh Sono lu balik ke kelas lu."

Yeji dan renjun yang melihat pemandangan didepannya hanya bisa menatap kedua makhluk Adam yang sedang adu mulut itu dengan tatapan datar.

"Kalian lama lama gua kawinin ya, berantem Mulu kerjaannya," ucap yeji yang sudah muak melihat perdebatan tidak penting dari jaemin dan haechan.

"Sorry nih ya, tapi jaemin bukan tipe gua, tytydnya kecil, gak kayak kak Mark," jawab haechan, yang membuat seisi kelas langsung memusatkan perhatiannya pada pemuda gembul itu.

"Apa kalian liat liat?! Ngefans kan kalian sama gua, ayo ngaku!"

Renjun yang ada disebelah haechan menggeplak belakang kepala haechan yang membuat haechan menatap kearah pemuda mungil itu dengan tatapan sinis.

"Apasih njun! Maen geplak geplak aja," ucap haechan yang tidak ditanggapi oleh sahabat sahabatnya.

"Eh tapi Chan, lu udh pernah liat tytydnya kak Mark?" Tanya Jaemin penasaran.

"Gila lu ya, belum pernah lah, gua ini masih sudcih."

"Udahlah, gaada gunanya ngomong sama bekicot modelan haechan," ucap renjun yang langsung membuka buku fisikanya.

"Bener sih, kacangin aja kacangin aja," tambah yeji.

🐶🐶🐶

"Udah dateng lu Jen," sapa seorang pemuda bertubuh bongsor yang tengah menghisap rokoknya.

"Hm, ada apa suruh gua kesini?" Jawab Jeno to the point, sementara yang ditanya hanya berdecih mendengar jawaban dari Jeno.

"Lu gak kasian apa hah liat jaemin? Dia udah berjuang buat lu, tapi lu apa? Lu bisanya nyakitin dia doang."

Bukannya menjawab pemuda bongsor---lucas--- itu pun melontarkan pertanyaan kepada yang lebih muda.

Jeno yang diberi pertanyaan seperti itu memutar bola matanya malas, Lucas adalah orang yang kesekian yang menanyainya prihal jaemin.

"Gua juga ga minta dia kayak gitu, dianya aja yang tolol."

Mark yang ada disamping Lucas tidak bisa menahan emosinya setelah mendengar jawaban dari adik brengseknya itu.

"Lah, terus ngapain lu terima jaemin dulu, kalo emang lu gabisa buka hati buat dia? Inget Jen karma ga bakal ketok pintu buat datengin mangsanya, jangan sampe pas lu kena karma lu larinya ke gua."

"Gua terima karena dia pinter, lumayan kan ada yang kerjain pr gua, lagian lu percaya gituan bang? Cih.

Kalian manggil gua kesini cuman buat ngomongin masalah yang gak penting ini? Sia sia waktu gua, oh iya dan bang Mark, jangan coba-coba buat nasehatin gua deh ya, gabakal mempan, lagian ini hidup hidup gua lu gausah ngatur ngatur gua, jadi mending lu diem aja, habisin tuh jus semangka lu, gua pamit bye."

Mark menatap tidak percaya pada adiknya, apakah itu benar Jeno adiknya? Kenapa sifatnya berbanding terbalik dengan dirinya yang notabenenya adalah kakak kandungnya sendiri.

Mark jadi berfikir apakah Jeno adalah anak angkat yang dipungut jaehyun dan taeyong di kolong jembatan, dia tidak berfikir bahwa adiknya akan sebrengsek itu.

Sekarang hanya tinggal kesadaran diri Jeno sendiri yang bisa merubah pemuda itu, sudah beribu-ribu nasihat yang Mark berikan kepada Jeno, tetapi adiknya itu masih saja seperti ini, Mark tidak tahu harus berbuat apa lagi, biarlah takdir yang akan mengatur semua.

🌼🌼🌼

14.30

"Weh anjim kok hujan sih, padahal tadi cerah, kok sekarang jadi hujan, mana deres lagi hujannya," gerutu jaemin yang sedang berdiri di pos satpam bersama ketiga sahabatnya.

"Emang lu gabawa payung?" Tanya haechan sambil memakan ice cream yang tinggal setengah.

"Engga:( nyesel gua ihh ga ikutin kata bunda."

"Kenapa ga minta pulang sama Jeno aja? Kalian kan pacaran," ucap renjun seraya melihat air hujan.

"Nah, betul tuh na, masa dia gamau sih anterin pacarnya," tambah yeji.

Jaemin yang mendengar saran dari renjun dan yeji pun berfikir, apakah dia harus chat Jeno? Ah, tapi selama ini jaemin sudah mengirimkan ribuan pesan kepada Jeno, namun Jeno tidak pernah membalas pesannya.

"WEH ANJING JAEM, ITU SI JENO BUKAN?! KENAPA DIA SAMA YIREN?!"

Mendengar teriakan heboh haechan, jaemin, renjun dan yeji langsung melihat kearah yang ditunjuk oleh lelaki gembul itu.

Dan benar saja disana terlihat seorang Lee Jeno yang menaiki motornya, diikuti oleh seorang gadis––wang yiren–– naik dibelakang Jeno.

Jaemin yang melihat pemandangan menyakitkan didepannya hanya bisa memandang dari jauh dengan pandangan yang tidak bisa diartikan.

"Awas aja si bangsat Jeno, besok gua bakal labrak dia," ucap yeji menggebu gebu, tidak terima sahabatnya disakiti.

"Gausah ji, gua gapapa."

Tbc

See u in the next chapter

Jangan lupa vote dan comment

Bulol [NOMIN]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang