Chapter 23.1 Yang Patah-Hancur

2.8K 546 73
                                    

PDF tersedia. Harga 50rb. Minat DM ya. ^^

.

.

.

Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto.

Pairing : SasuFemNaru

Rated : M for abuse content

Genre : Hurt Comfort, Family, Tragedy, Angst, Romance

Warning : Gender switch, OOC, OC, typo(s)

Note : Dilarang copy paste baik sebagian maupun keseluruhan isi fict ini maupun fict milik saya lainnya!

Selamat membaca!

.

.

.

Secret

Chapter 23.1 Yang Patah—Hancur

By : Fuyutsuki Hikari

.

.

.

"Jangan salahkan dirimu atas keputusan yg salah. Setiap orang membuatnya. Jadikan mereka pelajaran tuk keputusanmu selanjutnya."
Unknown

.

.

.

Untuk beberapa saat Samui merasa ragu untuk mengetuk daun pintu kamar Naruto yang tertutup. Sekilas diliriknya Konohamaru yang berdiri tidak kalah gusa di belakangnya. Yang lebih muda memberi isyarat agar Samui segera mengetuk pintu. Keduanya sangat khawatir akan kondisi Naruto saat ini. Namun, keduanya juga sadar jika ada batas yang tidak bisa mereka langgar.

Meneguk air ludah dengan susah payah, akhirnya Samui berhasil mengumpulkan keberanian. Daun pintu pun diketuk. Satu kali. Dua kali. Tiga kali.

Lagi-lagi menoleh lewat bahu. Ekspresi gelisahnya bertemu dengan ekspresi khawatir Konohamaru. Keduanya terdiam, mengizinkan keheningan menguasai untuk beberapa saat.

"Bos, boleh kami masuk?" Konohamaru akhirnya bicara. Suaranya sedikit gemetar. Pria yang lebih muda itu kini berdiri tepat di samping Samui, berdiri dengan kepala menunduk, entah menatap apa?

Untuk beberapa saat tidak ada jawaban. Samui menempelkan telinga di daun pintu. Tidak terdengar apa pun di sana, hingga secara tiba-tiba daun pintu dibuka dari dalam. Ketiga manusia berbeda itu sama-sama terkejut, terlebih Konohamaru dan Samui yang keheranan saat melihat sosok bosnya sudah mengenakan setelah pakaian lari.

"Mau kemana?"

Naruto mengulum senyum simpul. "Lari." Ia menjawab pendek pertanyaan Samui. Telapak tangan kanannya menepuk bahu Samui, pelan. "Kalian boleh pulang hari ini!" tambahnya lalu menutup pintu kamarnya, pelan. "Café tutup saja hari ini." Tidak terdengar nada getir atau kesedihan dalam nada bicara Naruto saat bicara. Seolah pertengkaran menyakitkan yang terjadi beberapa saat lalu tidak pernah terjadi.

Wanita yang lebih tua itu terdiam beberapa saat. Sebuah masker hitam dikenakan dengan cepat. "Anggap saja bonus libur," ia berkata setelah selesai memasang masker. "Aku akan mengirim pesan jika situasi masih tidak kondusif besok."

"Bos, apa Anda baik-baik saja?" Samui lagi-lagi memberanikan diri untuk bertanya. Ia siap untuk menjadi pendengar atau memberikan bahunya untuk sekedar bersandar. Situasi yang dialami bosnya bukan hal kecil.

TAMAT - SecretSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang