Bab 14. Rapuh

7.7K 1K 173
                                    

PDF tersedia. Harga 50rb. Minat DM ya

.

.

.

Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto.

Pairing : SasuFemNaru

Rated : M for abuse content

Genre : Hurt Comfort, Family, Tragedy, Angst, Romance

Warning : Gender switch, OOC, OC, typo(s)

Note : Dilarang copy paste baik sebagian maupun keseluruhan isi fict ini maupun fict milik saya lainnya!

Selamat membaca!

Secret

Chapter 14 : Rapuh

By : Fuyutsuki Hikari

"Hidup adalah sebuah tantangan, maka hadapilah. Hidup adalah sebuah nyanyian, maka nyanyikanlah. Hidup adalah sebuah mimpi, maka sadarilah. Hidup adalah sebuah permainan, maka mainkanlah. Hidup adalah cinta, maka nikmatilah."

(Bhagawan Sri Sathya Sai Baba)

.

.

.

Naruto membawa Sasuke ke rumahnya, malam ini. Wanita itu melepas mantel yang dikenakannya lalu menggantungnya di dalam lemari sementara Sasuke memilih untuk duduk bersila di depan televisi. "Kau mau teh panas?" tawar Naruto, memutus keheningan canggung di dalam ruangan bertemperatur hangat itu. "Atau segelas kopi?"

Sasuke tidak menjawab, membuat Naruto menghela napas keras karenanya lalu bergerak turun ke lantai satu untuk membawa minuman dan beberapa makanan ringan. Percuma mengajak bicara Sasuke, pria itu masih marah besar dan tidak ada yang bisa dilakukan oleh Naruto untuk meredakan kemarahan pria itu.

Wanita itu hanya bisa menunggu hingga emosi Sasuke kembali stabil. Naruto melamun singkat. Ia memutuskan untuk membuat cokelat panas untuk keduanya. Berharap minuman itu bisa melonggarkan syaraf-syaraf Sasuke yang menegang karena marah. "Untukmu," ujarnya saat kembali ke lantai dua dimana kamarnya berada.

Ia menyodorkan satu gelas besar cokelat panas ke Sasuke sementara pria itu terus mengganti-ganti saluran televisi dengan ekspresi bosan. "Jika kau masih bersikap seperti ini sebaiknya kau pulang!" kata Naruto tanpa menatap pria di sampingnya.

Sasuke mendelik, lalu meletakkan remote televisi di tangannya ke atas meja. Pria itu masih tidak mengatakan apa pun dan memilih untuk menyesap cokelat panasnya pelan.

"Aku tidak memasukkan banyak gula ke minumanmu," ujar Naruto seolah tahu apa yang ada di dalam benak Sasuke. "Aku tahu kau tidak suka makanan dan minuman manis," sambungnya saat Sasuke tidak menjawab.

Naruto menjeda untuk mengambil menghela napas panjang. "Jadi, apa yang mau kau bicarakan?" tanyanya datar. "Naruto berdecak, terlihat kesal karena Sasuke kembali mengabaikannya, "Ini sudah larut malam," ujarnya, mengingatkan. Namun Sasuke bergeming. Dengan santai pria itu menyesap cokelat panas miliknya, lalu menyandarkan punggungnya pada kaki ranjang di belakangnya. "Sasuke?!" bentak Naruto gemas.

Wanita itu merebut gelas mug dari tangan Sasuke lalu meletakkannya di atas meja. Naruto menghela napas kasar, menatap lekat pria di hadapannya yang balas menatapnya dengan satu alis terangkat. "Kenapa kau tidak pulang saja?"

"Kenapa aku tidak boleh menginap di rumah kekasihku?" balas Sasuke tanpa ekpresi. Pria itu mengangkat sudut mulutnya tipis saat melihat ekspresi Naruto yang terbelalak kaget. "Kenapa kau harus berekspresi seperti itu?" tanyanya masih dengan nada yang sama. "Bukankah kita sudah resmi menjadi sepasang kekasih?"

TAMAT - SecretSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang