05 ➢ Rasanya nyaman, tapi juga bisa jadi mematikan

3.9K 627 169
                                    

Akutagawa selesei menata barang-barang miliknya. Barang-barang milik nya tidak terlalu banyak, ia menatanya dengan rapi dan simpel.

Setelah selesai, Akutagawa berjalan pergi keluar kamar tanpa mengatakan apapun pada Atsushi yang masih berdiri di tempat.

Atsushi sadar dan buru-buru bergerak mengambil handphone, ia akan menelepon senior maniak perban itu dan meminta penjelasan.

Setelah beberapa saat, telpon tersambung, pihak lain berbicara terlebih dahulu, 【Yoo~ Atsushi-kun, ada apa?

Atsushi menjadi sedikit kesal karena nada tak berdosa orang ini, 【Kanapa Akutagawa jadi teman sekamar ku? apa maksudnya ini?! Dazai-san, ini sangat... sangat tidak bagus】

Dazai, 【Ahahha... tenang saja Atsushi-kun, bersamanya aman kok

Atsushi dalam hati, "Aman apanya?!"

Dazai melanjutkan, 【Kamu tidak perlu takut, lagi pula kamu kan kekasihnya, mana mungkin dia akan menyakiti kekasihnya sendiri

"Jangan bercanda, Akutagawa adalah iblis di masa depan!"

Atsushi menghela nafas, 【Dazai-san, aku harus bagaimana? apa di kamar Dazai-san ada tempat kosong? jika ada boleh ak—】

Ada suara teriakan dari pihak lain, bukan suara teriakan Dazai, 【WOI BANGSAT, NGAPAIN KAU DI SINI?! PERGI!!.... eh, galak banget... MINGGIR!! INI KASUR KU.... gak, gak, kamu tidur di atas.... GAK BISA GITU SIALAN, MINGGIR ATAU KU PUKUL KAU!!—

Telinga Atsushi sakit mendengar pertengkaran itu, itu terjadi cukup lama dan akhirnya Dazai berkata, 【Ah, gak ada tempat kosong di sini. Udah dulu ya Atsushi-kun, ada cebol ngamuk.... SIAPA YANG KAU BILANG CEBOL SIALAN?! HA— *tuut *tuut *tuut...

Sambungan terputus. Atsushi menghela nafas dan melempar handphone-nya di atas kasur, ia berjalan ke almari dan mengganti seragam dengan pakaian santai.

Setelah selesai, Atsushi duduk di kursi dan mulai mengerjakan tugas di meja belajarnya. Mulai sekarang ia akan menyesuaikan diri dengan Akutagawa, ia berharap tidak terjadi sesuatu yang tidak-tidak.

-
-
-

Hari sudah gelap. Atsushi masih dengan buku dan pena di atas meja belajarnya, di dekatnya ada jendela kecil. Dari jendela Atsushi dapat melihat bintang-bintang yang ada di langit malam yang terasa damai ini.

Pintu kamar terbuka dan Akutagawa langsung masuk dengan membawa teremos dengan kantung yang berisi botol air besar dan beberapa mie cup.

Akutagawa menyeduh mie cup yang baru saja ia beli, memakannya beberapa suap dan tiba-tiba ia mulai tertarik dengan apa yang bocah putih itu lakukan. Bocah putih ini terlihat sangat fokus pada bukunya. Akutagawa melirik dan ternyata Atsushi sedang mengerjakan soal.

Akutagawa dalam hati, "Momen langka..."

Itu bagus, lebih baik begitu ketimbang mengganggu dirinya di setiap detik.

Akutagawa selesei makan dan membuang wajah mie di tempat sampah. Lalu ia mengambil novel dari tasnya dan membacanya dengan posisi berbaring di atas kasur, kasur bawah milik Atsushi tepatnya.

Seluruh ruangan menjadi sunyi, hanya ada suara gesekan pena dan lembaran buku yang di balik. Keduanya fokus pada kesibukan masing-masing dan tidak memiliki minat untuk saling berinteraksi atau saling berbicara beberapa kata.

Akutagawa merasa ada sesuatu yang bergetar di dekat kakinya. Ia melirik kanan dan kiri, mencari sumbernya. Ternyata itu handphone milik Atsushi, awalnya Akutagawa tidak peduli, tapi ia mengambil handphone itu dan melihat layar wallpapernya. Macan putih kecil.

【BL】SHIRO and KUROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang