12 ➢ Pukul dan Cakar

3.4K 507 147
                                    

Permainan basket selesai dan Atsushi juga sudah selesai mandi.

Jumat ini ia akan menumpang lagi di tempat Akutagawa karena tidak ada tempat lain yang bisa menumpang dirinya dan dia juga tidak ingin pergi ke rumah si ibu.

Demi menghindari masalah dan terjerumus ke dalamnya.

Sebenarnya ia merasa tidak enak sih pada Akutagawa, ia ingin membalasnya, tapi dengan apa? di traktir di kantin juga pria berambut hitam itu hanya membeli sandwich atau minuman dan terkadang ia tidak membeli apa-apa.

Atsushi bingung sendiri....

Atsushi dan Akutagawa keluar dari gerbang sekolah sekitar pukul 5 sore. Langit sudah berwarna orange dan lampu di jalanan sudah menyala.

Mereka langsung berjalan ke halte bus terdekat dan naik bus sampai ke apartemen Akutagawa.

Mereka berdua beruntung karena mendapat bus yang tidak terlalu ramai penumpang. Biasanya jam-jam pulang kerja seperti ini akan sangat ramai dan berdesak-desakan.

Atsushi bertanya-tanya, "Kira-kira, kapan nilai ujian akan keluar?"

Jenjang beberapa saat kemudian, Akutagawa menjawab, "Seminggu, mungkin"

"Oh...."

Tidak ada percakapan lagi dan 15 menit kemudian mereka sampai di halte terdekat dengan apartemen Akutagawa, mereka harus berjalan kaki sekitar 10 menit.

Sesampainya di apartemen Akutagawa, Atsushi duduk di sofa ruang tengah lalu mulai mengambil buku tugas dan mengerjakan tugas rumah akhir pekan.

Akutagawa selesai mengganti seragamnya lalu pergi ke ruang tengah untuk belajar dan membantu Atsushi mengerjakan soal.

Ia hanya membantunya sedikit, bocah putih ini sangat pintar dalam waktu yang singkat.

Atsushi berinisiatif bertanya, "Hey, kau berbaik hati membantuku mengerjakan PR dan memperbolehkan ku menumpang di tempat mu. Lalu... aku harus membayar mu dengan apa?"

Jari-jari ramping dan panjang milik Akutagawa berhenti. Mata gelapnya melirik bocah putih dengan ekspresi kaku di hadapannya yang menunggunya memberi jawaban.

Akutagawa membuka mulutnya, "Entahlah"

"Bisakah kau memberi jawaban yang spesifik?" Atsushi tidak puas dengan jawaban seperti itu.

Akutagawa, "......." merepotkan.

Ia menundukkan kepalanya dan menopang dagunya, raut wajahnya terlihat begitu serius dengan mata gelapnya yang mengarah ke bawah.

Atsushi di hadapannya dengan jari-jari tangannya yang bermain dengan penanya. Menunggu jawaban dengan begitu sadar.

Bulu mata pria berambut coklat itu naik, sepasang mata hitamnya menatap bocah putih di hadapannya dengan sedikit ragu-ragu (walau keraguan itu tidak terlihat sedikit pun di eskpresi wajahnya yang terlihat dingin dan datar) dan akhirnya ia menurunkannya kembali.

Sejujurnya ia tidak ingin menodai kepolosan orang lain.

Atsushi masih dalam posisi yang sama.

Akhirnya Akutagawa mengangkat kepalanya dan menatap sepenuhnya bocah putih itu. Ekspresinya tidak berubah, ia berkata, "5jt cukup, mungkin..."

Atsushi, "......."

"!!!" GILA!

Atsushi membenamkan kepalanya di atas meja. Meratapi nasibnya sebagai bocah dengan keperluan seadanya yang tiba-tiba di peras oleh iblis hitam.

Dan... ia heran kenapa Akutagawa meminta uang? dia tidak seperti seseorang yang kekurangan uang.

Ia mencengkram erat pena di tangannya lalu mengangkat kepalanya dan menatap pria berambut hitam di hadapannya yang memasang ekspresi yang begitu membosankan tetapi baginya itu menyebalkan.

【BL】SHIRO and KUROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang