Sudah hampir setengah jam siswa itu duduk di jok motornya yang terparkir di parkiran sekolah. Matanya sibuk lirik ke sana ke mari dan wajahnya tampak sangat cemas. Dilihatnya ponselnya yang bertuliskan angka 07.15, lima belas menit lagi jam pelajaran pertama akan dimulai, tapi ia belum juga beranjak dari situ.
Tak tahan terus menunggu, siswa itu menelpon seseorang.
“Halo, Kak. Kakak di mana?”
“Ini baru sampai gerbang. Ada apa Mail?”
“Aku kesitu, ya.” Mail langsung mematikan panggilannya, bergegas berlari menyusul Gretel ke gerbang.
Dengan napas tersengal-sengal Mail tiba di depan cewek yang sedari tadi ia tunggu. Gretel heran melihat Mail berlarian seperti itu dan juga tatapan aneh dari siswa-siswi yang lewat di sekitarnya.
“Capek?”
“Iya,” jawab Mail yang masih membungkuk mengatur napasnya, lalu kembali berdiri.
"Adik-kakak ternyata sama saja, nggak ada yang bener," kata seorang siswa berambut cepak pada temannya berbadan gendut sambil lewat di dekat Mail dan Gretel. Keduanya melirik Gretel seperti orang mengejek.
Gretel yang merasa dilihat, emosi dan membentak kedua siswa itu. "Maksud kalian apa?!" tanyanya meninggikan suara dan masih berdiri di tempatnya.
"Udah, Kak. Jangan cari ribut. 'Ntar ada guru yang liat." Mail mengingatkan sembari memegang bahu gadis itu.
Kedua siswa itu mengabaikannya dan pergi.
"Woi, kalian mau kemana? Aku belum selesai ngomong!"
Gretel ingin menyusul dua siswa itu. Namun, Mail menahannya dengan mencengkeram kuat tangan gadis itu agar tidak pergi.
"Udah, Kak, biarin aja mereka. Nggak penting juga."
"Sebenarnya ada apa, sih? Kenapa anak-anak natap aku kayak gitu? Memangnya ada yang salah dengan penampilanku sekarang, Il?"
"Nggak, Kak. Hanya ...." Mail tidak sanggup melanjutkan ucapannya. Ia takut Gretel akan meledak saat mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
"Hanya apa?" tanya Gretel ingin tau. "Jawab, Mail."
"Anu ... Gimana ya?" Mail menggaruk leher bagian belakangnya yang tidak gatal.
"Mail, please, jelaskan apa yang sebenarnya terjadi."
"Kakak udah cek grub sekolah? Di situ Kakak akan tau apa yang sebenarnya terjadi."
Gretel yang sangat penasaran langsung merogoh saku roknya dan mengeluarkan benda pipih itu. Ia memeriksa grub kelasnya terlebih dahulu. Sekatika seluruh tubuhnya membeku dengan mata terbuka sangat lebar.
Sungguh, ini diluar kendalinya. Bagaimana bisa foto yang disembunyikannya bisa tersebar dengan cepat. Padahal yang tau dia memiliki foto itu hanya ia, kembarannya, dan Miko. Kedua cowok itu takkan mungkin menyebarkan aib mereka sendiri. Itu pun jika bisa dimusnahkan agar dunia tidak ada yang melihatnya. Terus siapa yang menyebar foto itu? Kepala Gretel pusing dan ia sekarang memikirkan Hansel.
"Kakak baik-baik saja, kan? Apa benar Bang Hansel seperti itu?" Mail spontan menepuk-nepuk mulutnya. Dalam keadaan seperti ini tak harusnya ia bertanya hal itu.
"Hansel. Dia bilang mau ke rumah temennya dulu. Mungkin dia ke rumah Miko. Aku harus mengabarinya," ucap Gretel dalam hati dan mencoba menelpon Hansel. Sialnya ponsel kembarannya itu tidak aktif dan membuatnya sangat khawatir.
Mail hanya diam memperhatikan Gretel yang tampak cemas. Gretel tampak menghubungi seseorang, tapi tidak diangkat sehingga membuatnya mengeluarkan sumpah serapah.
"Kakak nelpon siapa? Bang Hansel, ya? Bagaimana diangkat?"
"Jangan banyak nanya, deh," jawab Gretel ketus karena bawaan kecemasannya.
Mail langsung mingkem dan hanya memperhatikan gerak-gerik gadis di hadapannya tanpa suara.
Gretel juga mencoba menelpon Miko. Hasilnya sama tidak diangkat. Gretel sungguh bingung. Ia harus bolos untuk mencari saudara kembarnya atau pergi ke kelas untuk belajar dan juga mencari tau siapa dibalik semua ini. Gretel terus berpikir hingga bel berbunyi, tapi ia tidak mendengar itu karena hanyut dalam pemikirannya.
Mail ingin pergi ke kelas. Namun, ia bingung dengan Gretel yang masih diam. Haruskah ia bicara, tapi takut dibentak gadis itu lagi. Hingga akhirnya pak satpamlah yang menegur mereka.
"Kenapa kalian masih di sini? Bel sudah berbunyi, pergilah ke kelas," pinta Pak Jono setelah selesai menutup gerbang.
Gretel hanya diam dan ia pergi menuju gedung IPS, tanpa mengajak Mail jalan bersamanya, sehingga juniornya itu menatap heran dan menyusulnya.
***
Ditempat lain Hansel tampak luntang-lantung di jalan. Ponselnya sengaja ia matikan karena terus dihantui rasa takut dan marah.
Pagi tadi Miko menelpon Hansel dan memberi tahu bahwa foto itu telah tersebar. Foto mereka sedang berciuman dan itu dipotret langsung oleh adik kembarnya sendiri yang sedari dulu menyimpan dendam padanya. Foto itu dimanfaatkan untuk mengancam Hansel dan menjadikannya pelayan adik kembarnya sendiri. Seminggu terakhir Gretel mulai berubah. Namun, itu tampaknya tidak menghilangkan dendamnya sama sekali. Hansel yakin Gretellah yang telah menyebar foto itu karena hanya dia yang memilikinya.
Kini cowok ramah itu tak berdaya. Motornya sengaja ditinggalkannya di sebuah mini market. Ia terus berjalan tanpa arah dengan pikiran tak karuan. Ia risih dengan komentar teman-temannya yang menjadikannya cowok yang hina. Namun bukan itu yang bikinnya resah dan takut, melainkan reaksi orang tuanya nanti jika tau anak kesayangannya itu ternyata tidak normal. Bisa-bisa dia diusir mengingat Gretel yang pernah diancam akan diusir jika masih berulah di sekolah. Ia putus asa dan berakhir duduk termenung di bawah pohon rindang di dekat perumahan warga.
***
Gretel tidak memperdulikan ucapan teman-temannya tentang saudara kembarnya. Bahkan dari mereka juga mengejeknya. Ucup, Akbar, dan Evelin hanya terdiam memperhatikannya dari kejauhan. Mereka sebagai mantan teman ikut sedih, tapi tidak bisa melakukan apa pun mengingat mereka tidak berteman lagi.
Gadis itu tidak konsentrasi untuk belajar. Pikirannya hanya tertuju pada saudaranya itu. Ia menyesal karena memilih masuk ke kelas. Harusnya ia bolos saja dan pergi mencari Hansel.
Saat jam istirahat Gretel sungguh tidak tenang. Ia ingin bolos dan manjat lewat tembok samping sekolah. Sayangnya Mail mengetahuinya dan mencegatnya. Mereka sampai adu mulut dan kali ini Mail menang berkat ancaman video. Gretel terpaksa nurut dan tak mau menambah-nambah masalah.
Tersebar sudah foto Hansel dan Miko. Katanya bukan Gretel yang sebar. Kira-kira siapa ya? Penasaran?
Ikuti kisahnya terus ya.
.
.Terima kasih sudah mampirr
Jangan lupa vote dan komennya ya😄
KAMU SEDANG MEMBACA
Apology
Teen FictionHansel dan Gretel, saudara kembar yang memiliki sifat yang sangat berbeda. Hansel yang nyaris sempurna, baik, pintar, ramah. Sedangkan, Gretel yang bandel, tukang bully, suka buat onar. Mereka bersaudara dan sama-sama anak orang tua mereka, tetapi h...