Kereta melaju membelah padatnya Perfektur Tokyo yang nampak megah dengan deretan gedung-gedung tinggi menuju dataran tinggi Jepang. Begitu memasuki Perfektur Gunma, rapatnya bangunan dan perkotaan yang didominasi jalanan besar mulai berkurang, berganti dengan rumah-rumah penduduk dan lahan hijau.
Di hadapanku, Takahashi-san masih tertidur pulas memeluk tas peralatannya. Gerbong yang tak begitu ramai memberi kami ruang untuk meletakkan barang bawaan kami yang tak muat dimasukkan dalam bagasi. Terutama koper yang kubawa. Walau terlihat rempong, Takahashi-san hanya membawa koper kecil yang diisi beberapa lembar pakaian hangat dan jaket tebal. Perlengkapan lain yang tak memakan tempat ia taruh dalam tas punggung kecil yang ia letakkan di depan dada. Jangan tanya kenapa aku bisa tahu. Kami berdua terpaksa mengatur ulang barang bawaan di kantor siang tadi agar semua peralatan terpacking dengan aman.
Aku sendiri membawa koper besar milikku dan satu koper kecil yang kupinjam dari kantor, juga satu tas peralatan yang biasa kubawa kemana-mana. Jangan salah, pakaian yang kubawa tidak sebanyak itu. Koper besar yang kubawa justru berakhir kugunakan untuk menyimpan peralatan, sedangkan pakaianku sendiri kumasukkan dalam koper kecil, yang bahkan masih menyisakan ruang yang cukup untuk diisi oleh-oleh.
Kulihat jam tangan analog di pergelanganku. Kendati tak menampakkan wajahnya sedari siang, menurut waktu yang ditunjukkan saat ini, seharusnya matahari akan terbenam sebentar lagi. Menurut jadwal, kami akan tiba di stasiun Jomokogen dalam kurang dari tiga puluh menit. Dari sana, pihak penginapan akan menjemput kami ke lokasi.
Netraku menerawang pada pemukiman kecil yang kami lewati. Beberapa orang berlalu lalang dengan pakaian tebal, melewati blok-blok pertokoan. Di kejauhan sana, anak-anak berlari kecil dari tempatnya bermain, berhambur pada para ibu yang memanggil mereka untuk makan malam. Senyum cerah itu, aku tidak tahu akan memiliki kesempatan untuk melihatnya di tempat ini. Kilasan momen yang hilang dalam detik berikutnya bersama dengan laju kereta. Pada saat itu, cahaya lampu-lampu kota mulai menyala. Matahari yang tak menampakkan wujudnya itu barangkali sudah tenggelam jauh, beralih menjadi hari yang baru di bagian lain bola bumi.
Dan di antara remang cahaya, gumpalan-gumpalan kapas mulai nampak menyelimuti rumput dan pucuk-pucuk daun. Bersama dingin yang kian merasuk tulang, derak rel kereta mengantar kami pada episode baru. Yang layarnya masih putih bersih, menunggu untuk diputarkan adegan berikutnya. Dari situ aku tahu, kami sudah memasuki area Kota Minakami.
***
"Irasshaimase~"
Suara hangat dari pelayan penginapan menyambut kedatangan kami di pintu masuk. Sembari melepas sepatu, pelayan lain datang membawakan barang bawaan kami. Koper-koper kami dibawa masuk, begitu juga dengan tas milik Takahashi-san. Aku menolak saat salah satu dari mereka menawarkan untuk membawakan tas peralatanku. Ia menunduk dan membawakan barang kami yang lain.
Mereka mengangkat koper kami, alih-alih menyeretnya dengan roda. Keningku berkerut. Apakah memang begitu peraturannya? Menelan pertanyaanku, aku mengikuti apa yang dilakukan Takahashi-san. Menyimpan sepatu dan memilih ukuran sandal. Kepalaku sudah menyiapkan beberapa pertanyaan untuk nanti.
Setelah mengenakan sandal yang disediakan, kami di antar menuju kamar kami. Mataku terbuka lebar mengitari penginapan yang akan kami tinggali selama beberapa hari, menangkap dan mengolah setiap objek yang berada dalam jangkauannya, setiap sudutnya. Jika aku masih berada di negaraku, mungkin aku akan dikatai orang ndeso yang terkagum-kagum melihat barang mewah. Meski sekilas yang nampak justru sebaliknya. Datang dari padatnya Tokyo dengan segala kemegahannya menuju sudut lain negara Jepang yang asri dengan penginapan tradisionalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hana ga Saku Toki [When the Flowers Bloom]
RomanceMenjadi fotografer andal adalah impiannya, tapi menjalin kerjasama dengan band metal dan menyelami dunia kelam industri rock Jepang sama sekali tidak ada dalam daftar keinginannya. Alina Citra, terbang ke Jepang untuk menjalani magangnya sebagai mah...