Aska Hanandi adalah anak bungsu dari seniman terkenal Hanandi Sutopo.
Bukan hanya lukisan yang Hanandi ciptakan, namun beberapa karya lainnya seperti; patung, pajangan, karya arsitektur dan karya seni lainnya.
Karyanya yang selalu ditunggu-tunggu para penikmat seni didalam negeri maupun luar negeri itu membuat namanya semakin banyak dikenal oleh orang lain.
Tak terkecuali Sayla.
Sejak pameran pertama yang digelar oleh Hanandi, Sayla selalu menghadiri dengan harapan bisa melihat seniman favoritnya itu secara langsung. Ya, hanya dengan melihatnya dari kejauhan membuat Sayla senang bukan main.
Lelaki berumur 47 tahun yang banyak dikenal dengan nama T.O.P ini sudah membuat Sayla jatuh untuk menyukai seni. Sayla jadi senang menggambar, melukis ataupun hanya sekedar melihat-lihat karya seni orang lain.
Dan Sayla belum mengetahui kalau Aska yang dia sebut tampan dan ingin selalu dilihatnya itu adalah anak kandung dari seniman favoritnya.
"Ciyeee selingkuh dm-an sama siapa nih," ucap Radin tiba-tiba merebut ponsel Aska.
Panik, Aska langsung berusaha merebutnya kembali walaupun sulit karena Radin lebih gesit darinya. Setelah ponselnya berhasil diamankan kembali, Aska mendelik kearah Radin yang tengah menyengir menampakan jajaran giginya yang rapi.
Radin ikut duduk disamping Aska dengan wajah tengilnya. Keduanya baru selesai melakukan UTS kali pertamanya didunia perkuliahan, itu artinya minggu depan perkuliahan diliburkan bagi mahasiswa Seni Rupa karena pekan ujian sudah selesai lebih awal.
Baru saja duduk, Radin tiba-tiba kembali berdiri membuat Aska menoleh keheranan.
"Gue yang pesen, mau nitip apa?" tawar Radin sembari mengikat rambut hitamnya dicepol keatas.
Aska melirik sekitar mencari-cari menu dikantin yang sekiranya menarik perhatiannya untuk dinikmati siang ini. pilihannya tertuju pada batagor kuah yang sampai sekarang belum ia coba nikmati.
"Batagor kuah," kata Aska memberikan selembaran uang berwarna biru.
"Minumnya?" tanya Radin, "Air mineral dingin."
"Nitip tas," pesan Radin menyampirkan totebag-nya ke leher Aska dengan asal-asalan.
Aska sedikit mendengus dibuatnya, namun ia sama sekali tidak mengubah posisi totebag bergambarkan gitar dan inisial R.N di pojok kiri bawah yang dimana sebagai ciri bahwa totebag tersebut milik Radinka Nandini.
Ponsel Aska bergetar menandakan adanya notifikasi masuk,
ah dia lagi. Batin Aska.
Itu notifikasi masuk dari Sayla, semenjak beberapa minggu lalu, gadis dengan mata belo itu rajin mengiriminya pesan di DM instagram. Ntah untuk apa tujuannya namun Aska sedikit risih.
Mengingat Aska pernah berfikiran bahwa Sayla adalah gadis yang dia cari. Walaupun seharusnya Aska tidak harus merasa kesal ataupun risih karena Sayla tidak salah apapun.
Itu hanya asumsinya saja. Bukan salah Sayla.
saylakathr
jangan lupa makan siang, askaaa!Aska meletakan ponselnya asal tanpa membalas telebih dahulu. Semenjak pertemuan terakhirnya di gazebo FEB waktu itu, Aska belum pernah menemui Sayla lagi. Walaupun Sayla berkali-kali mengajaknya untuk sekedar makan siang bersama, Aska selalu menolaknya dengan alasan, saya bareng temen, yang tak lain dan tak bukan adalah Radin.
KAMU SEDANG MEMBACA
orange; aska & sayla.
JugendliteraturBanyak kata yang belum sempat Aska ucapkan kepada Sayla dikala senja terakhir mereka. started: January 2021.