05: Yes or Yes?

73 10 3
                                    

Sudah satu minggu lebih Sayla tinggal di apartemen.

Itu artinya sudah satu minggu lebih Sayla tidak tinggal di kostan.

Ketika pekan ujian dimulai, Sayla akan selalu membutuhkan banyak waktu sendiri. Hal itu ia lakukan untuk menenangkan pikirannya dan belajar dengan giat tanpa terganggu bising orang lain.

Sebelumnya Sayla pasti akan melarikan diri ke apartemen milik Bundanya yang selalu kosong tanpa penghuni, namun ternyata baru-baru ini Bundanya memberikan satu unit apartemen baru bertipe studio untuknya di satu gedung yang sama dengan milik Bundanya.

Kalau disuruh memilih antara kostan dan apartemen, Sayla tidak akan bisa memilih. Akan ada masa dimana Sayla butuh waktu sendirian, namun akan ada juga masa dimana Sayla membutuhkan orang lain.

Terlebih Sayla memang suka sendirian namun ia tidak suka kesepian.

Maka tinggal dikostan akan lebih menyenangkan, begitu pemikiran Sayla dulu.

Dulu sebelum akhirnya Migu memacari teman satu kostnya, tetapi Migu tak mau lepas menempeli Sayla. Jelas hal itu menjadi prahara antara Migu dengan kekasihnya, namun Migu memilih untuk terus bersama dengan Sayla. Karena katanya, Sayla mengerti Migu lebih daripada kekasihnya.

Tentu saja kekasihnya itu marah besar ke Sayla. Jadilah hubungan antara kekasih Migu (dimana teman satu kost Sayla) dengan Sayla berakhir canggung.

Tetapi sekarang sudah lebih baik. Karena baik Sayla maupun teman satu kostnya itu sudah tidak berhubungan dengan Migu lagi.

Serius, setelah apa yang Sayla lakukan dengan Migu tempo hari, Sayla merasa menyesalinya karena hubungannya menjadi canggung. Makanya Sayla memilih untuk menghindarinya terlebih dahulu.

Tetapi menghindari Migu adalah suatu hal yang salah. Karena jelas-jelas Migu pasti akan menemukannya dimanapun Sayla bersembunyi.

"Bunda yang ngasih tau?" tanya Sayla begitu lelaki jangkung bernama Migu muncul dibalik pintu apartemen nya.

Migu melepas jaket yang ia kenakan, menyimpannya asal di meja kemudian duduk disofa layaknya rumah sendiri. Sayla sendiri hanya menatap lurus Migu dan yang ditatap hanya menyengir dan mengerangkan badannya malas.

"Siapa lagi," jawaban dari Migu membuat Sayla memutar bola mata malas dan berjalan menuju kasurnya enggan untuk sekedar mengobrol dengan Migu.

Bunda Sayla memang kenal dekat dengan Migu. Karena Bunda Sayla dan Mami Migu berteman sejak kuliah dulu. 

"Sa, sini dulu ah. Lo jangan ngehindarin gue gitu," rengek Migu.

Sayla yang melihat Migu merengek seperti itu membuat kekesalannya semakin menjadi-jadi. "Lo emang nggak berfikiran kita bakalan jadi canggung?" tanya Sayla yang dibalas gelengan dari Migu.

"Apa yang harus di canggungin, Sa? Gara-gara kita ciuman? Please lah, hal kayak gitu jangan bikin lo ataupun gue jadi canggung dan ngejauh satu sama lain."

Mata Sayla menyipit memperhatikan Migu yang dengan santainya berbicara seperti itu. Tak lama Sayla mendecih, "Cih, ini yang gue gasuka dari lo, Kak. Selalu menganggap remeh," ketusnya.

Migu bangkit dari duduknya hendak mendekat kearah Sayla, namun Sayla mencegatnya.

"No no no, jangan harap lo bakal duduk deket gue yang ada we ended up do that thingy again," Migu menghembuskan nafasnya kasar dan mengusak rambutnya frustasi.

"Gue tuh bukan menganggap remeh. Tapi bukannya lo juga nggak ngerasa keberatan pas kita pertama kali kissing? Jadi ya gue pikir lo baik-baik aja dengan itu." Jelas Migu sembari berdiri.

orange; aska & sayla.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang