Sesampainya di rumah, Vina langsung berganti pakaian. Lalu pergi ke dapur, untuk membantu kegiatan yang sedang Ayahnya lakukan, memasak.
Ayahnya yang sedang memakai apron bermotif bunga-bunga itu belum menyadari kedatangan sang putri."Pakai apron aja enggak bisa, Ayah gaya-gayaan sih. Udah enggak usah masak, kita beli di luar aja," ajak Vina.
"Jangan. Kasian kamu makan makanan cepat saji terus." Andra mengangkat buku masakan yang sudah ia beli tadi. "Nih, sudah ada buku masakan, tinggal nyontek saja." Perlahan tangan Andra membolak-balikan buku masakan tersebut, sesekali mengangguk-menganggukan kepalanya ketika mulai paham akan penjelasan dibuku.
Setengah jam yang Vina lakukan hanya duduk dan memperhatikan Ayahnya yang sibuk menyiapkan makanan. Begitu juga dengan Andra, setengah jam ia gunakan hanya untuk membolak-balikkan buku tersebut.
"Ah, Ayah pusing!!" sesal Andra.
"Ada apa gerangan, Om? Teriak-teriak aja, kayak orang depresi," sahut anak laki-laki di belakang Vina. Ayah dan anak itu kompak menoleh ke sumber suara dan mendapati seorang Xavian disana.
Vina menghampiri anak laki-laki tersebut, lalu menginjak kaki Xavian yang kini tidak terbaluti sandal apapun. "Enggak sopan ya. Bukannya ketok dulu! Malah nyelonong masuk aja."
Xavian meringis, kaki yang terinjak tadi ia angkat sebelah. "Sshh ... sakit Vin, elah."
Andra menoleh sebentar lalu tertawa melihat Xavian. Dan kembali menatap beberapa sayuran dihadapannya.
"Vina." Andra membalikkan badannya menghadap Vina dan Xavian, lalu mengangkat dua sayuran yang akan ia olah nantinya. "Diantara dua sayuran ini, yang mana paprika?"
"Itu tomat dua-duanya, Om. Cuma beda warna doang, yang kanan tomat merah, yang kiri tomat hijau," ucap Xavian sambil menunjuk ke bahan makanan yang Andra genggam di tangan kanan dan kirinya.
Vina melangkah mendekati Andra, lalu mengecek persediaan makanannya yang ada di kulkas. Setelah mendapatkan bahan yang Vina maksud, ia langsung memberikannya pada Andra. "Ini paprika, Ayah."
"Oh." Andra mengambil paprika dari tangan Vina. Lalu memotongnya, kembali pada tujuan awal, Andra fokus pada bahan masakannya.
Vina melangkah ke tempatnya semula, disamping Xavian. "Kamu ada apa ke sini?"
"Hm? Enggak tau. Mau main ke sini aja sih, bosen dirumah terus." Xavian berdiri menyandar pada dinding disana.
"Yakin Om Andra bisa masak, Vin?" bisik Xavian setelah menarik Vina untuk berdiri lebih dekat dengannya.
"Yakinlah. Seenggaknya masakan Ayah bisa dikonsumsi dengan baik. Dibandingkan daging sapi lada hitam yang waktu itu kamu buat!" sergah Vina, cepat.
Teringat pada kejadian beberapa bulan lalu, dimana Vina, Xavian, Andra dan ke dua orang tua Xavian, menghabiskan malam pergantian tahun. Saat itu, Xavian dipinta untuk menjaga daging sapi yang tengah dimasak diatas grill oleh Fara ㅡBundanya Xavian.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMINI
Teen FictionOneDream_id : Gemini A Story by: @Nurhalizaputri_27 Zodiak Gemini identik dengan tali persaudaraan yang kuat atau dengan saudara kembar. Sama seperti kisah ini, kisah seorang gadis yang bernama Delvina Alreondya Renanthera. 17 tahun ia hidup denga...