Sekitar pukul 18.30 malam, Vina dan Andra baru saja jalan pulang dari pantai. Vina sengaja pulang agak malam, karena ia ingin melihat matahari terbenam lebih dulu. Baru setelah itu, mereka kembali pulang ke rumah.
Di tengah perjalanan, mereka diguyur hujan. Untungnya, mereka berkendara dengan memakai mobil, jadi tidak akan basah karena terkena air hujan.
Namun, hujan besar ini menjadi penyebab alasan kemacetan pada malam ini. Memang tidak macet total sih, melainkan para pengendara harus melajukan kendaraannya dengan perlahan.
"Kamu lapar, Vin?" Andra sekilas melirik Vina yang tengah menatap keuar, menatap sekitaran jalanan yang dipadati oleh kendaran-kendaraan.
Vina segera menoleh dan menatap Andra. "Enggak Yah."
Andra mengangguk samar. Sebelum berjalan untuk pulang, Andra sempat meminta Vina untuk makan dahulu. Karena jarak antara pantai ke rumah mereka dapat ditempuh paling cepat selama dua jam, ditambah sekarang macet dan hujan. Itu pasti akan memengaruhi jam laju mereka. Maka dari itu, Andra takut Vina kelaparan.
Vina terdiam sebentar, lalu meminta sesuatu ke Ayahnya. "Ayah, boleh matiin aja acnya? Aku mau buka jendela soalnya."
"Oke ya sudah." Tangan Andra terulur untuk mematikan ac, dan membuka jendela bagian kanan serta kirinya.
Vina kembali menyenderkan kepalanya ke jok mobil, sambil menatap ke arah luar. Gadis itu menghirup napas dalam dan menghembuskanya perlahan.
Petrichor. Aroma alami yang dihasilkan ketika air hujan mengenai tanah. Aroma yang terasa sangat menenangkan bagi beberapa pendapat orang, dan Vina termasuk salah satunya.
"Aroma hujan?" tanya Andra tiba-tiba. Dan dibalas gumaman singkat dari Vina karena tidak paham dengan arah pembicaraan Andra.
"Hujan datang mencumbu tanah, lalu kembali bercinta dengan pelangi. Hujan datang dibenci, hujan pergi dicari," ucap Andra dengan intonasu yang sengaja dialun-alunkan seperti sedang membaca suatu puisi.
Sementara kening Vina berkerut tanda bingung, sangat tidak asing dengan kata-kata tadi.
"Mukanya enggak usah bingung kayak gitu dong." Andra tertawa dan mengusap wajah Vina. "Itu dua baris sajak yang pernah enggak sengaja Ayah baca dari bukumu."
Oh, pantas. Vina berucap dalam hati. "Pantesan aja."
"Ngantuk, Yah," gumam Vina pelan.
"Ya, tidur. Nanti kalau sudah sampai Ayah bangunin."
Vina tidak menyahut, gadis itu memejamkan matanya, dan segera terlelap dalam tidurnya.
Andra yang melihat itu segera membenarkan posisi Vina agar leher gadis itu tidak sakit saat bangun.
[ G E M I N I ]
Kembali pada hari Senin, dan kembali pada rutinitas Vina sebagai seorang siswi, meski terkadang rasa kantuk dan malas lebih mendominasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMINI
Teen FictionOneDream_id : Gemini A Story by: @Nurhalizaputri_27 Zodiak Gemini identik dengan tali persaudaraan yang kuat atau dengan saudara kembar. Sama seperti kisah ini, kisah seorang gadis yang bernama Delvina Alreondya Renanthera. 17 tahun ia hidup denga...