♊ ㅡ Ø9 Filosofi.

667 111 5
                                    

Jarum jam menunjukkan pukul 21

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jarum jam menunjukkan pukul 21.00 malam, namun Vina belum tidur sampai sekarang. Xavian sudah kembali ke rumahnya sendiri sejak satu jam yang lalu. Ah, lebih tepatnya, diusir oleh Vina.

Posisi Vina sekarang tengah berbaring di atas tempat tidur, rasa ngantuk tak kunjung datang. Tangannya meraih ponsel, membukanya dan mengetikkan sesuatu disana.

'Makna Bunga Tulip.'

Banyak orang yang mengagumi kecantikan bunga ini, mulai dari wanita, pria, tua, muda, hampir semua menyukai bunga tulip. Meskipun bukan bunga paling mewah di kebun, keindahan dan keanggunan tanaman tulip yang sederhana ini memiliki arti simbol seperti berikut ini:

1. Sempurna, cinta abadi antara pasangan atau anggota keluarga.

2. Kasih sayang yang tak terhingga, cinta yang ditolak atau dikembalikan.

3. Penghargaan dan keagungan.

4. Kelimpahan dan kemakmuran.

Bunga tulip putih.
Karangan bunga ini cocok bagi anda yang ingin mengucapkan permohonan maaf atau menunjukkan rasa simpati atas meninggalnya seseorang. Tak hanya itu, Andra juga bisa memberikan karangan bunga tulip putih sebagai buket bunga du acara pernikahan, karena melambangkan kesucian dan ketulusan cinta.

Sengaja Vina mencari arti dari bunga tulip putih itu, selain karena memang ia ingin tahu artinya, dan juga ia merasa bosan saat ini. Vina berniat ingin menunggu Andra sampai pulang saja, sekiranya ia sudah ngantuk pasti ia akan tidur.

Vina terus men-scrool layar ponselnya yang menampilkan pengertian, arti, makna, filosofi, hingga asal muasal bunga tulip tersebut. Ia terkikik geli kala memahami arti dari bunga itu.

"Ya ampun, kalo aku punya Bunda, Ayah bakal sebucin ini kali, ya?"

Benar kata Xavian, Ayahnya terlalu girly.

[ G E M I N I ]

"Vina. Hey, bangun." Vina merasakan ada pergerakan disamping tempat tidurnya. Tubuh Vina bergeliat kala ia rasakan ada sesuatu yang dingin mengenai kulit pipinya.

Perlahan Vina mengerjapkan ke dua matanya, dan menoleh ke sebelah kanan. "Bangun, udah jam berapa ini?"

Dan, ternyata itu Andra yang sudah rapi dengan pakaian khas kantorannya, rambutnya masih sedikit basah, pasti benda dingin yang tadinya menyentuh pipinya Vina itu tangan Andra.

"Kamu semalam tidur jam berapa? Tumben baru bangun jam segini." Andra berdiri dan menyibak selimut Vina.

Semalam, Vina tidur sekitar jam setengah dua belas malam. Ia benar-benar menunggu kepulangan Andra dengan bermain ponsel.

GEMINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang