Pagi kembali menyapa. Rutinitas seperti biasa pun harus segera di laksanakan, walau terkadang tubuh terasa sangat berat dan malas untuk bangun, itu lah yang tengah di rasakan oleh Xavian. Membuka mata perlahan, tangan kanannya mengambil jam weker berwarna hitam yang ada di atas laci samping tempat tidurnya.
"Jam setengah enam," gumam nya. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali, lalu bangun terduduk di atas tempat tidurnya.
Setelah itu Xavian memilih untuk segera pergi ke kamar mandi dan bersiap untuk berangkat sekolah.Setengah jam kemudian Xavian sudah siap dengan seragam SMA Andromeda yang sudah melekat di tubuh, dengan tas yang berada di pundaknya. Ia berjalan menuju meja makan. Disana, sudah ada ke dua orang tuanyaㅡAdimas & Faraㅡ yang tengah duduk dengan nasi goreng serta segelas air putih di hadapan.
"Ayo makan dulu, Vian," ajak Fara, sang Bunda.
Xavian menganggukan kepalanya, ia langsung mengambil tempat, dan ikut sarapan bersama kedua orangtua nya itu. Usai sarapan Xavian langsung berpamitan, dan pergi berangkat sekolah.
Sesampainya di sekolah Xavian langsung memakirkan motornya du parkiran Andromeda. Setelah itu ia berjalan menuju kelasnya, berjalan dengan sangat santai, jam masuk sekolah masih lama, mungkin masih ada waktu untuk ia melanjutkan aktifitas menggambar yang belakangan ini tengah ia gemari.
Saat ia berjalan di koridor lantai 2 tiba-tiba saja ada seseorang yang menarik pergelangan tangannya. Ia hampir jatuh tersungkur tadi, rasanya ia ingin mengumpat saja.
"Anjㅡ"
"Lo kelas XI IPS 2?" tanya laki-laki yang memiliki postur tinggi badan yang sama dengannya.
"Ya."
Terlihat anak laki-laki yang tidak Xavian tahu namanya itu mengeluarkan sebuah gelang dari saku celananya. "Gue nitip ini. Tolong kasih ke Vina."
Xavian menerima gelang tersebut. "Lo dapat gelang ini dari mana?" tanya Xavian.
"Dua hari yang lalu gue enggak sengaja ketemu Vina di taman, kayaknya gelang ini punya dia, karena gue nemuinnya di tempat dimana gue ketemu dia."
"Oh, oke thanks," ujar Xavian.
Laki-laki itu mengangguk, lalu segera berlenggang pergi meninggalkan Xavian.
Begitu pun dengan Xavian, ia segera meneruskan langkahnya menuju kelas. Sesampainya, Xavian mendapati Vina yang sudah berada di kelas sambil menulis sesuatu di atas bukunya.
Segera Xavian mendekatinya. "Vin, benar ini punya lo?" Xavian menyerahkan gelang tadi ke hadapan Vina.
Sementara sang gadis menoleh, dan mendapati salah satu benda miliknya. "Iya!" Dengan segera Vina mengambil gelang itu. "Terima kasih banyak, Vian. Kamu nemu ini dimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMINI
Teen FictionOneDream_id : Gemini A Story by: @Nurhalizaputri_27 Zodiak Gemini identik dengan tali persaudaraan yang kuat atau dengan saudara kembar. Sama seperti kisah ini, kisah seorang gadis yang bernama Delvina Alreondya Renanthera. 17 tahun ia hidup denga...