Dihari Minggunya saat weekend, Vina dan kedua sahabat karibnya itu berniat untuk hunting atau pergi jalan-jalan santai dimall yang berada didekat tempat tinggal mereka.
Vina, Delyra, dan Mira, sudah janjian pada hari Minggu, pukul setengah sepuluh pagi, berkumpul dirumah Vina.
Jujur saja, Vina sedikit malas jika keluar seperti ini. Namun, setelah mengingat-ingat jika hari ini pun ia tidak ada kerjaan, akhirnya gadis itu memilih mengiyakan saja ajakan dari kedua temannya.
Perihal Andra, Vina selalu menghubungi Ayahnya itu, entah mengirim pesan atau sekedar menelepon. Tapi, jawaban Andra tetap sama, dia akan pulang jika pekerjaannya telah selesai.
Huft, baiklah, Vina memahaminya. Tidak ingin mengingat perihal kapan Ayahnya pulang, yang berujung akan membuatnya sedih kembali. Vina lebih memilih untuk segera bangkit dari posisi ternyamannya, yaitu rebahan. Dan bergegas pergi ke kamar mandi, untuk membersihkan diri dan menyiapkan diri.
Usai sesi bersih-bersih ala Vina, gadis itu beringsut ke meja riasnya. Memoles sedikit bedak, dan memberikan polesan lip tint tipis di bibirnya, merapikan tatanan rambut sesaat, lantas Vina segera berdiri dan mengambil tas kecilnya. Lepas itu turun ke bawah untuk menunggu Delyra dan Mira.
"Mana sih mereka?" gumam Vina sambil membuka pintu rumahnya lebar.
Tengok ke arah kanan serta kirinya, masih sepi, dan Vina yakini kedua manusia yang sedang ia tunggui itu pasti belum sampai.
Vina kembali masuk dan duduk di sofa ruang tamunya. Gadis itu membuka ponsel, dan mengirimi pesan ke Delyra juga Mira.
"Halo ayang."
Bukannya Delyra dan Mira yang datang, melainkan sosok laki-lai bertubuh tinggi besar, alias Xavian, yang masuk ke dalam rumah Vina.
Tentang panggilannya barusan untuk Vina, Vina biarkan saja bagai angin lalu, memang dasar Xavian, terkadang jadi anak baik, anak jahil menjurumus ke jahat, dan sekarang sepertinya sedang mode anak hilang.
Lihat saja, pagi-pagi sudah bertamu ke rumah orang.
"Ngapain kesini pagi-pagi, Vian?" tanya Vina dengan nada sedikit ketus.
Sementara Xavian, laki-laki itu malah langsung duduk disamping Vina, sembari menyalakan televisi. "Main."
"Aku mau pergi," ucap Vina.
"Pergi kemana?"
"Pergi keluar, sama Dely dan Mira."
"Oh, ya udah sono, gue disini jadi pengasuh Libu dan Lichan untuk beberapa jam ke depan," jelas Xavian.
"Ya udah bagus, tapi enggak kugaji," cetus Vina.
"Boleh aja, gue numpang rebahan, jajan, dan mabar disini," balas Xavian.
"Kenapa enggak di rumahmu sendiri aja sih?"
"Malas ah, ada Tante Fira. Itu bumil satu kalo ngidam suka ngadi-ngadi, masa dateng-dateng minta gue bikin seblak kuah sambel kacang, dipikir seblak masih sodaraan sama siomay kali," intonasi bicara Xavian menjadi sedikit meninggi. Oh, lagi ngambek dia, pikir Vina.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMINI
Teen FictionOneDream_id : Gemini A Story by: @Nurhalizaputri_27 Zodiak Gemini identik dengan tali persaudaraan yang kuat atau dengan saudara kembar. Sama seperti kisah ini, kisah seorang gadis yang bernama Delvina Alreondya Renanthera. 17 tahun ia hidup denga...