Menghela napas, Ten berjalan menuju ruangan atasannya. Sebenarnya, Ten terlalu malas untuk bertemu sang atasan yang sempat mencuri dan mengambil alih kepemilikan hatinya.
Tapi bagaimanapun, ia harus bertemu dengan atasannya itu. Mungkin saja atasannya sedang menyiapkan hadiah besar; misi pencurian yang lebih gila dan lebih menyenangkan dari misi lamanya.
"Selamat pagi!" sapaan itu membuat Ten menoleh. Mengangguk tanpa tersenyum ataupun membalas sapaan tadi. Ia kembali melanjutkan langkah kakinya.
Ten terkenal angkuh dihadapan tim lain yang bekerja di agennya. Tapi tidak, jika ia bertemu dangan sahabatnya; Lee Taeyong. Ia akan berubah menjadi sosok yang hangat bak seorang kakak, ayah, dan juga ibu untuk sahabatnya itu.
Kini, Ten sudah berhenti berjalan tepat dihadapan dua pintu berwarna coklat; pintu ruangan atasannya. Tanpa mengetuk ia langsung mendorong kedua pintu itu.
"Bajingan!" pekiknya. Ten langsung membalikkan tubuh saat matanya melihat pemandangan yang menjijikkan.
Salahkan kebiasaan buruknya yang selalu melenggang masuk kedalam ruangan sang atasan tanpa mengetuk pintu.
"Ahh! Jaehh— AHH! P-pelanh pelanh!"
Menghela napas, Ten kembali berbalik menatap seseorang yang tidak menghentikan aktivitas panasnya meskipun Ten ada disana.
Atau mungkin mereka tidak sadar?
Entahlah!
Ten berjalan, menarik lelaki cantik dibawah kukungan atasannya. "Berhenti!" ia mendorong tubuh atasannya. "Cepat pakai pakaianmu!" ucapnya geram.
Plak!
"Kau menyuruhku kesini sedangkan kau?" ia melirik atasan dengan tatapan membunuh. "Asik menggempur lubang sahabatku, apa kau gila Jung?!" teriaknya diakhir kalimat.
Yang diteriaki hanya bungkam sambil merapihkan tataan pakaiaanya yang lusuh. Sedangkan sahabatnya; Teyong, ia terus menunduk, takut dengan amukan Ten yang mungkin akan menghabisi atasannya kapanpun.
"Dan kau, Lee—" Ten menatap tubuh telanjang Taeyong. Mengambil pakaian Taeyong yang bercecer guna menutupi tubuh telanjang itu. "Bukankah sudah kukatakan jangan pernah memberi keperjakaanmu pada bajingan ini!"
Ten marah, bahkan sangat marah.
Sahabatnya ini terlalu polos dan tolol.
Taeyong dengan cuma-cuma memberikan keperjakaanya pada sang atasan, yang sialnya tidak memiliki hubungan apapun selain hubungan pekerjaan.
Ten sampai menampar sang atasan karena saking kesalnya. Ten berani karena ia benar.
Oh ayolah! Jung Jaehyun itu pria brengsek! Ten tau semua sifat busuknya. Ia tidak ingin sahabatnya terjerumus hanya karena godaan atau kata-kata manis yang dilontarkan Jung sialan Jaehyun.
Setelah Taeyong memakai pakaiannya, Ten langsung menarik tangan sahabatnya itu untuk berdiri dibelakang tubuhnya. Melindunginya dari hormon berjalan Jung Jaehyun yang siap menerkam Taeyong kapan saja.
Setelah amarah Ten mereda Jaehyun langsung melempar sebuah berkas kearah Ten, yang langsung di tangkap dengan mudah oleh jemari lentiknya.
"Misi pencurian kali ini adalah gelang bermotif har—"
"Kau tidak perlu memberitahukannya." ucapnya sebelum melengang keluar sambil menarik tangan Taeyong, meninggalkan Jaehyun yang mulai mengeluarkan seluruh sumpah serapah karena Ten menganggu aktivitas panasnya bersama Taeyong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Thief『JOHNTEN』
Short Story❝This is my job and i like it❞ ➤ BXB || GAY || HOMO || YAOI ➤ JOHNTEN + JAEYONG ➤ MATURE - FRIENDSHIP ➤ HOMOPOBIC (❓) GET OUT (❗)