Pukul 08.00 waktu setempat, terlihat Ten yang sedang duduk di atas kursi yang menghadap ke cermin; lelaki manis itu sedikit memoles wajahnya untuk menambah kesan cantik meskipun tanpa make up saja dia sudah terlihat cantik.
Ten menghela napasnya saat kepala Lucas menyumbul pada pintu kamarnya--kamar lain yang ada di apartement Lucas yang sedang ia tempati. "Bukankah sudah kukatakan jika mau masuk kau harus mengetuk pintu terlebih dahulu?! Bagaimana jika kau masuk aku sedang telanjang?!"
Lucas terkekeh, "Jika seperti itu, maka suatu keberuntungan untukku." ucapnya yang kemudian dihadiahi dengan lemparan sebotol minyak wangi kaca yang langsung ditangkap dengan mudah oleh lelaki itu, "untung saja tidak pecah.."
"Sialan!!"
"Aku masuk ya?" ucap Lucas, Ten hanya mendengus.
Di iyai ataupun tidak lelaki menyebalkan itu pasti akan menerobos masuk.
Lucas mendudukkan tubuhnya di atas kasur, ditaruhnya sebotol minyak wangi tadi di atas meja nakas. Mata besarnya ia arahkan pada cermin yang sedang menampilkan sesosok lelaki mungil yang masih sibuk dengan wajahnya, "Ten.."
Terlihat punggung mungil itu berbalik, menatap Lucas yang sedang tersenyum bodoh ke arahnya, "Apa?!"
"Kau cantik, hanya saja bukan milikku." puji Lucas dengan nada sedihnya.
Ten menatap lelaki itu dengan heran. Namun, pada detik berikutnya ia tersenyum sambil melebarkan kedua tangannya ke samping. "Astaga Luke, kemari sayangku, biar kupeluk.." ucapnya masih dengan senyuman manis yang sontak membuat Lucas bangkit dari duduknya, "Benarkah?" tanya Lucas dan Ten hanya mengangguk.
Lelaki itu berjalan mendekat ke arah Ten yang masih duduk dengan tangan yang terbuka kesamping. Niat awal Lucas yang mau memeluk lelaki mungil itu terhenti saat tangan Ten yang tadinya melebar untuk memeluk tubuh tingginya kini beralih untuk memukul belakang kepalanya.
Plak!
"Di dalam mimpimu, sialan!" makinya setelah memukul kepala Lucas. Lelaki kecil itu berdiri, sedikit menertawakan Lucas yang meringis karena pukulannya yang tidak main-main. "astaga, maaf aku sengaja Luke."
"Aku tahu. Dan lihat saja nanti, akan kubuat kau mendesah dengan keras karena perbuatanmu ini!" ancam Lucas membuat Ten memutarkan bola matanya jengah."Hentikan ucapan kotormu itu! Ayo pergi, aku ingin menemui bayi kecilku yang lucu!" ucap Ten dengan senyum manisnya.
Kedua lelaki berbeda tinggi badan itu melangkah keluar, meninggalkan kamar apartement menuju besment. Ten hanya menunggu Lucas yang sedang mengambil mobilnya yang terparkir di blok yang paling ujung.
Ten tidak mau repot-repot melangkah mengikuti Lucas dan lebih memilih untuk memainkan ponselnya untuk mengabari Taeyong jika 20 menit lagi ia akan menjemput sehabatnya itu dan tentunya sambil membawa barang curian yang ia dan Lucas ambil semalam.
Lucas sengaja menekan klakson untuk mengagetkan si manis yang asik memainkan ponselnya. Namun, bukannya mendengar umpatan atau pukulan seperti biasa, Lucas malah terkejut saat melihat Ten yang tersenyum kearahnya.
Lucas menaikan satu alisnya kearah lelaki manis itu, "Ohhh.." ucapnya setelah melihat Ten yang menunjukkan layar ponselnya dari luar mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Thief『JOHNTEN』
Short Story❝This is my job and i like it❞ ➤ BXB || GAY || HOMO || YAOI ➤ JOHNTEN + JAEYONG ➤ MATURE - FRIENDSHIP ➤ HOMOPOBIC (❓) GET OUT (❗)