Setelah mengantar Ten pulang ke apartementnya, kini mobil Johnny kembali membelah padatnya jalanan Seoul untuk menuju rumahnya.
Butuh waktu 50 menitan untuk sampai kerumahnya. Entah Johnny yang terlalu baik atau hanya ingin modus, yang jelas ia sudah menyukai lelaki cantik itu sejak pertemuan pertamanya.
Ia rela jauh-jauh hanya untuk mengantar Ten pulang, padahal dirumahnya masih ada sang putra yang memerlukan pengawasannya.
Setelah memasukkan mobil kedalam garasi, Johnny langsung saja melangkahkan kakinya masuk kedalam rumahnya.
Sepi dan gelap, itu yang Johnny rasakan ketika memasuki rumahnya.
Hei, bagaimana tidak? Ini sudah memasukki tengah malam, putranya pasti sudah tidur. Dan para maid? Mereka juga pasti sedang beristirahat.
Langkah lebarnya ia bawa menuju salah satu pintu yang tak jauh dari pintu kamarnya. Tangannya terjulur untuk membuka knop pintu itu secara perlahan. Netranya menangkap sosok remaja yang bergelung pada selimut, wajah damainya membuat sudut bibirnya terangkat.
Perlahan ia menghampiri ranjang sang putra, tangannya kembali terjulur untuk membenarkan selimut dan rambut yang sedikit menutupi wajah manisnya. "Maafkan Appa, Haechanie..." ucapnya lirih.
***
Dilain tempat, lebih tepatnya diapartemnet Ten dan Taeyong. Lelaki manis nan cantik itu; Lee Taeyong, ia mengandap-ngendap menuju kamarnya. Takut jika menganggu sang maung yang mungkin sudah tidur dikamarnya.
Cetak!
Matanya membulat begitu mendapati lelaki manis nan cantik yang lainnya yang tak lain adalah Ten tengah duduk diatas ranjangnya sambil menatap tajam kearah Taeyong. "Dari mana saja kau?" tanyanya. Mata setajam silet itu terus memperhatikan wajah sang sahabat lekat-lekat.
"Kau tau ini pukul berpa Lee?" tanyanya lagi. Lelaki lebih pendek itu mengahampiri yang lebih tinggi yang masih saja terdiam sambil mengelus dadanya.
Bagaimana tidak? Tadi saat Taeyong menyalakan lampu kamarnya ia melihat Ten duduk tenang sambil melototi dirinya.
Mata Ten menyerngit bingung begitu mendapati bercak keungunan pada leher jenjang sang sahabat. "Kau kenapa?" tanyanya panik.
"Apanya?" bukannya menjawab Taeyong malah balik bertanya saat Ten mengecek seluruh tububnya.
"Kau kecelakaan saat pulang kemari?" tanyanya lagi.
Mendengus, "Kecelakaan apanya, aku baik-baik saja Tenie. Apa maksudmu berkata seperti itu?" ucapnya Jengah.
"Lehermu? Kau digigit serangga?"
Sial! Bagaimana Taeyong bisa lupa jika tadi siang ia sempat melakukan hal bejad bersama kekasihnya itu. Dan sialnya lagi, lelaki tampan itu malah meninggalkan jejak pada lehernya.
Taeyong sudah mengeluarkan sumpah serapah untuk merutuki dirinya dan kekasihnya itu. Ia bodoh! Sangat bodoh!
"Tae? Kau digigit serangga?" tanya Ten lagi saat yang ditanya tidak menjawab pertanyaannya tadi.
Mengerjap, "Ya— haha. Aku... Aku digigit serangga." ucapnya gagap.
Ten bodoh? Atau apa, bukankah itu sudah jelas sebuah kissmark?
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Thief『JOHNTEN』
Short Story❝This is my job and i like it❞ ➤ BXB || GAY || HOMO || YAOI ➤ JOHNTEN + JAEYONG ➤ MATURE - FRIENDSHIP ➤ HOMOPOBIC (❓) GET OUT (❗)