Part 8

1.5K 193 2
                                    

Ponsel digenggaman Haechan selalu saja berdering dan menerterakan satu nama yaitu, Seo Johnny.

Ya, Haechan menyimpan kontak ayahnya dengan nama sang ayah tanpa embel-embel ayah mauppun appa.

Setelah panggilan telefon mati, Haechan langsung saja memppower off kan ponselnya kemudian ia simpan pada tasnya.

Saat ini Haechan dan Jaemin sedang bersama didalam rumah kediaman Na, lebih tepatnya sedang bermalas-malasan diatas kasur empuk milik Jaemin.

"Huah! Aku sangat kesal!"

Jaemin yang baru saja masuk kedalam kamar sambil membawa nampan berisikan kue kering dan 2 gelas jus jeruk menoleh kearah Haechan. "Lagi? Sekarang apa lagi yang membuatmu kesal Haechanie?" ia menaruh nampan itu diatas nakas tepat disamping kasur.

Membalikkan tubuh, kini tubuh Haechan tengkurap dengan wajah yang ia tenggelamkan pada bantal. "Aku merindukan Eomma..." mengangkat kepala, dengan mata yang mulai berkaca-kaca. "...aku merindukannya, dan itu membuatku kesal Na..."

Jaemin yang sadar langsung saja mendekap tubuh yang lebih gembul darinya.

"Ibu Mark, dia mengucapkan kata yang tidak ku sukai. Ia juga membentak ayahku, padahal itu kesalahanku," melepaskan pelukan. Dipegangnya kedua bahu yang lebih kurus, "Tidak, ini bukan kesalahanku. Melainkan kesalahan Mark, ya ini kesalahan Mark. Aku akan benar-benar membunuhnya jika dia berani menggangguku lagi," tegasnya.

Jaemin tidak bisa apa-apa jika lelaki gembul ini sudah bertindak. Haechan pernah seperti ini sebelumnya, dan ini kembali terulang namun hanya ia, Haechan dan sang korban yang tau permasalahan yang sebenarnya.

Pernah dulu lebih tepatnya 3 tahun yang lalu, saat keduanya masih menginjak pada bangku junior high school. Haechan memukul seseorang bahkan lebih parah dari pukulan yang terdapat diwajah tampan Mark. Hanya karena orang itu berkata "Aku menyukaimu Haechan."

Ia tidak akan memukul atau berbicara pada siapapun jika tidak terlalu penting, terkecuali dengan Jaemin karena lelaki manis itu temannya sejak kecil. Namun ia akan sangat marah jika mendengar ucapan 'aku menyukaimu' atau setelah tertangkap ia disuguhkan pertanyaan atau bentakan dari orang tua korban 'kedua orang tuamu tidak mengajarimu sopan santun ya?' karena jika ia marah ia akan melupakan sopan santun.

"Huh! Kurasa aku mengantuk!" ucap Haechan pada akhirnya. Ia hanya ingin tidur sebentar, semoga saja saat ia bangun semua masalah itu sudah hilang. Ya, semoga saja.

Mengusak gemas surai milik Haechan lalu menaikkan selimut sampai sebatas bahu, "Tidurlah, aku tau kau lelah. Jusnya akan ku taruh kebawah lagi," ucap Jaemin ia pun keluar kamar dengan nampan yang berisikan gelas dan makanan yang masih belum disentuh sedikitpun oleh Haechan. Ia akan membiarkan sahabatnya tidur.

Sebelum menginjakkan kaki pada anak tangga terakhir hati Jaemin mencelos begitu matanya menangkap sosok yang tak asing berjalan bersama ayahnya, "Mommy?"

***

Setelah menghabiskan semua makanan Ten ingin pulang dan beristirahat pada kasur empuk yang ada dikamar apartementnya. Namun, saat Ten masuk matanya malah melihat sepasang kekasih yang sedang duduk diatas sofa yang ada diruangan tengah.

"Kau sudah pulang Tenie?"

Ten mendengus, "Pertanyaan bodoh, jika aku ada disini berarti aku sudah pulang," jawab Ten ketus saat Taeyong berusaha berbicara padanya.

Ten memalingkan muka saat matanya kembali melihat wajah berantakan dan mata sembab dari sahabatnya itu. Hati Ten terasa diremas, "Aku akan pergi. Nikmatilah waktu kalian," ucap Ten. Namun sebelum tangannya memutar knop pintu, tangannya malah ditahan.

Little Thief『JOHNTEN』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang