Part 9

3K 269 45
                                    

Dibalik kaca transparan yang membatasi ruang perawatan intensif Park Bogum, Jungkook tersenyum sendu.

Tunangannya baru saja menjalani operasi terakhirnya tadi malam, tanpa dampinga Jungkook.

"Kamu hebat, Sayang." Batin Jungkook. Air mata tak kunjung berhenti mengalir dari kedua bola matanya, merasa senang karena mulai ditemukan perkembangan dalam kondisi kesehatan Bogum.

Belakangan ini Jungkook merasa harinya sangat berat walaupun kondisi keuangannya yang mulai stabil karena gaji yang ia dapat dari pekerjaannya mengasuh cucu Tuan Besar Kim sangatlah besar, ia bahkan bisa mulai menabung sekarang.

Namun Para Tuan Muda terus saja berulah, berulang kali menciptakan kekacauan hingga peringatan tegas yang dikatakan secara langsung oleh Tuan Besar Kim untuk membuatnya sadar akan posisi.

Pemuda manis itu sadar, harusnya ia tahu batasan. Harusnya ia tidak sejauh ini berdekatan dengan para pria tak terjangkau itu.

Karena itulah, untuk menenangkan dirinya, Jungkook mengambil cuti seminggu penuh tepat setelah mendapat peringatan keras dari Tuan Besar malam itu.



**



"Ada apa ini? Mana Jungkook?" Namjoon mengangkat alisnya bingung kala melihat belasan maid sibuk menata sarapan di meja makan.

Seojoon selaku kepala pelayan yang kini turut berada di ruang makan untuk mengawasi kinerja para maid, mendekat kearah Tuan Mudanya, "Jungkook sedang mengambil cuti kerja"

Hal ini mengundang beribu pertanyaan di kepala para tuan muda yang sudah berkumpul di meja makan.

"Berapa lama? Dan apa alasannya mengambil cuti?" Tanya Seokjin mewakili rasa penasaran saudara-saudaranya.

Seojoon menunduk hormat, "Maaf saya tidak bisa mengatakannya, Tuan. Jungkook sendiri yang meminta saya merahasiakannya"


Apa?


Jimin dan Taehyung menggeram kesal, ini pasti ada hubungannya dengan kekacauan yang telah mereka buat terakhir kali.

"Katakan saja, Tuan Park! Ini perintah!" Ucap Yoongi, si bibir besi yang selalu masa bodo dengan hal yang terjadi di sekitarnya pun kini merasa penasaran.

Namun kepala pelayan itu tetap memilih bungkam.

"Apa yang sebenarnya kau rahasiakan? Kami memerintahkanmu untuk mengatakan yang sebenarnya tentang Jungkook! Kenapa kau lebih patuh pada permintaan Jungkook ketimbang perintah kami? Sebenarnya tuanmu itu Jungkook atau kami!" Cerocos Namjoon yang kini dilanda rasa marah.

Hening sejenak, hingga sebuah suara menginterupsi, "Harusnya kalian sadar bahwa posisi kalian semua berbeda denga Jungkook, dan kalian tidak perlu terlalu dekat dengannya, dia hanyalah pelayan kalian!"


Sontak semuanya menoleh kearah sumber suara, tampak Tuan Besar Kim berdiri di ujung tangga, "Kakek!"


Hoseok maju mendekat kearah Kakeknya yang kini berjalan santai menuju meja makan, "Apa yang Kakek katakan pada Jungkook malam itu? Apa ini alasan Jungkook cuti bekerja hari ini?"

Namun Kakek tua itu memilih bungkam dan tersenyum misterius, membuat keenam cucunya merasa kesal seketika.

"Apa yang sebenarnya kalian cari dari pemuda miskin itu? Dia bahkan belum satu tahun bekerja disini, dulu kalian juga sangat membenci kehadirannya. Kenapa kalian semua sekarang malah mendambanya?" Tanya Kakek yang membuat keenam cucunya tersadar.

Mereka baru sadar bahwa semua saudaranya kini memberi perhatian berlebih kepada pemuda kelinci itu. Jadi, apakah mereka berenam akan mulai bersaing untuk memenangkan hati si manis mulai sekarang?


[To Be Continue]





i'm sorry guys, kali ini aku kesulitan menulis cerita ini karena tokohnya terlalu banyak, dan jalan cerita yang terkonsep terlalu singkat, jadi susah bgt masukin tiap tokoh kedalam cerita:(

maafkan aku yang masih amatir ini jika cerita yang kubuat tidak sesuai dengan keinginan kalian dan terlalu pendek isi tiap part nya:(

aku bakal usahain dan belajar buat mnjadi lebih baik selanjutnya.

terimakasih buat yang selalu menunggu cerita ini, i wuff u!

Kookie! [Jeon Jungkook X BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang