Part 8

2.6K 228 15
                                    

Taehyung dan Jimin beserta belasan siswa lainnya yang turut tertangkap dalam razia tawuran remaja kini terpaksa harus mendekam di sel sementara kepolisian untuk menunggu tebusan dari wali mereka.

Keduanya kompak mendongak kala mendengar suara imut yang telampau panik milik Jungkook yang kini sedang berbicara dengan beberapa orang polisi di Kantor ini.

"Saya wali dari Kim Taehyung dan Kim Jimin" Ucap Jungkook memperkenalkan diri.

Pemuda manis itu datang bersama kedua kakaknya, Seokjin dan Hoseok yang kini berjalan pelan menuju sel mereka.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Seokjin pelan.

Taehyung menatap kedua kakaknya dengn perasaan takut dan bersalah, "Sekolah lain yang mulai, mereka menghina nama baik sekolah kami" Ucapnya terbata.

Jimin mengangguk setuju, "Kami harus memberi mereka pelajaran agar berhenti menghina Sekolah kami"

"Dan yang kau lakukan sekarang hanyalah menghina nama baik keluarga kita, bodoh! Kau pikir dengan menjadi remaja berandalan seperti ini kau akan baik-baik saja? Lihat keadaanmu sekarang, benar-benar mengerikan!" Sahut Hoseok dengan deep-voice nya, dia benar-benar kecewa pada kedua adiknya.

Keadaan Jimin dan Taehyung memang jauh dari kata rapih saat ini. Kemeja yang kusut dan lusuh, rambut acak-acakan, hingga memar yang menghiasi beberapa sisi wajahnya.

"Tidak perlu sok jagoan dengan alasan membela nama baik sekolah! Yang perlu kalian lakukan hanyalah belajar dengan baik agar berguna di masa depan dan bisa dibanggakan Kakek, dasar kalian berdua merepotkan!" Seokjin mengumpat kesal.


Keempat pria tampan itu menoleh kearah Jungkook yang kini berjalan pelan menghampiri mereka dengan didampingi salah satu polisi yang kini mulai membuka pintu sel untuk mengeluarkan Taehyung dan Jimin.

"Kedua adik kalian kami bebaskan secara bersyarat, wali harus tetap melapor perkembangan mereka berdua sebagai siswa teladan pada kami setiap satu bulan sekali" Ucap Polisi yang bertugas.

Jungkook mengangguk tegas, "Baik, Pak"



**



Suasana di dalam mobil benar-benar tegang. Hoseok yang bertugas mengendarai mobil, melirik sekilas kearah bangku belakang yang berisi Taehyung, Jimin, dan Jungkook.

Pemuda manis itu hanya diam semenjak keluar dari Kantor Polisi hingga saat ini, memilih mengalihkan pandangannya kearah luar jendela ketimbang menatap dua remaja nakal di sebelahnya. Hal ini membuat Jimin dan Tehyung merasa bersalah, mereka baru saja menciptakan masalah, pasti nanti Jungkook kena marah Kakek, pikir mereka berdua.

Dering ponsel Jungkook membuat keempat Tuan Muda itu menoleh bersamaan, Seokjin yang duduk di bangku depan bersama Hoseok bahkan hampir memutar tubuhnya untuk menghadap ke belakang jika saja mobil mewah sialan ini tidak melaju dengan kencang.

"Ya?" Sahut Jungkook kala mengangkat panggilan telepon di ponselnya.

Terlihat pemuda manis itu mengernyitkan alisnya, seolah tak setuju dengan apa yang dikatakan oleh lawan bicaranya.

"Aku baru bisa berkunjung ke sana akhir pekan, apa tidak bisa menundanya sampai aku bisa kesana?" Tanya Jungkook, "Aku benar-benar ingin berada di sisinya" Lanjutnya yang mengundang pertanyaan di kepala para Tuan Muda.



Di sisi siapa?



Baru saja Jungkook mengakhiri panggilannya, ia kembali mendapatkan panggilan telepon, dari Tuan Besar.

Ia pasti berada dalam masalah sekarang.

"J-jung? Siapa yang pertama menelponmu? Kau ingin berada di sisi siapa?" Jimin memberanikan diri untuk bertanya ketika Jungkook selesai dengan panggilan keduanya.

"Apa itu penting sekarang?" Jungkook kembali bertanya, kali ini dengan nada marah, namun tetap terdengar menggemaskan di telinga mereka.

"Jika aku tau kalian berdua membolos untuk tawuran seperti ini, lebih baik aku tidak memberikan kalian izin absen sekolah lagi sampai kapanpun, kalian benar-benar.... ah sudahlah!" Jungkook meremas rambutnya frustasi. Ia kesal sekali hingga ingin menggigit kepala kedua remaja di sebelahnya jika dia bisa.

Medengar eragan frustasi dari si manis membuat mereka berempat merasa bersalah bersamaan, pasti mengurus mereka susah sekali hingga Jungkook tertekan seperti ini.

Tepat ketika Jungkook berjalan memasuki pintu utama Mansion diikuti empat pria tampan di belakangnya, Seojoon menghampiri.

Berdiri tepat didepan Jungkook yang langsung menunduk takut.

"Tuan Besar memintamu untuk menemuinya sekarang juga"



Deg!



Jimin dan Taehyung refleks menggenggam tangan kecil milik Jungkook untuk menahan langkah pemuda manis itu.

"Biar kami yang menemuinya, kami yang berbuat, biar kami yang bertanggung jawab" Ucap Taehyung tegas.

Namun si manis hanya tersenyum miris, dan melepaskan cekalan kedua remaja itu di tangannya, "Ini tanggung jawabku yang lalai dalam menjaga kalian, ini jelas kesalahanku, aku layak dihukum"



**



"Bisa kau jelaskan?"

Jungkook menunduk dalam, menolak untuk menatap langsung kearah mata Tuan Besar yang ia yakini sangat marah dan kecewa saat ini.

"S-saya mohon, maafkan saya. Saya mengaku, Jimin dan Taehyung sering meminta saya untuk membuatkan surat izin palsu untuk membolos sekolah, tapi saya benar-benar tidak tahu kalau keduanya akan berakhir seperti ini, maafkan saya, Tuan" Lirih Jungkook.

Tuan Besar Kim seketika tertawa dengan wajahnya yang tetap menunjukkan amarah, "Siapa kau bisa memanggil cucuku yang berharga hanya dengan namanya saja? Meskipun kau dekat dengan mereka, kau hanyalah pengasuh mereka, kau harus tetap tahu batasanmu, sialan!"








[To Be Continue]

Kookie! [Jeon Jungkook X BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang