Part 2

3.7K 258 2
                                    

Keenam pria tampan yang berdiri disana menatap bingung pada pemuda bertubuh kecil dan pendek yang wajahnya luar biasa memerah malu karena berhadapan langsung dengan cucu-cucu Tuan Besar Kim yang sangat tampan.

“Ada apa ini, Kek?” Tanya Namjoon, mewakili rasa penasaran saudara-saudaranya.

Tuan Besar Kim merangkul pundak sempit Jungkook dengan hangat dan mengajaknya untuk mendekat pada keenam cucu laknatnya.


“Semuanya, Perkenalkan dia adalah Asisten sekaligus Pengasuh baru kalian. Namanya Jeon Jungkook. Dan Jungkook, mereka adalah cucu-cucu saya, Namjoon, Seokjin, Yoongi, Hoseok, Jimin, dan Taehyung”



Krik! Krik!



Keenam pria tampan itu terlihat masih sangat terkejut dengan kalimat Kakeknya, apa tadi? Pengasuh?

Dua pemuda yang masih memakai seragam SMA terlihat berbisik usil di ujung barisan, tampak seolah merencanakan sesuatu sembari cekikikan tidak jelas. Ya, mereka berdua adalah Taehyung dan Jimin.


“Tapi, Kek. Kami semua sudah dewasa, kami bisa mengurus diri kami sendiri!” Ucap Namjoon kesal.


Pasalnya ini bukan kali pertama kakeknya mencarikan asisten sekaligus pengasuh untuk mereka berenam, walaupun semua pengasuh terdahulu memilih mengundurkan diri karena tidak tahan dengan bullyan Jimin dan Taehyung, hal inilah yang membuat Namjoon, Seokjin, Yoongi, dan Hoseok bersyukur memiliki dua adik usil seperti itu.


“Kakek hanya ingin ada yang membantu mengurus semua keperluan kalian!”


Hoseok yang sedari diam mulai membuka suara, “Tapi kami berenam, Kek. Sedangkan dia sendirian. Apa bisa dia melayani kami semua?”


“Pasti bisa!” Jawab Tuan Besar Kim mantap.

“Tapi Kek--” Keluh Seokjin tertahan.

“—Ini perintah!” Sela Kim Soo Hyun mutlak.

Kalau sudah begini, mereka bisa apa?



**


Keenam pria tampan itu kini sedang berjalan bersama di ruang keluarga setelah keluar bersama dari ruangan Kakek.

Di belakang, terlihat Jungkook yang sedang berjalan canggung mengikuti mereka.

Tadi Kakek sempat memberi perintah kepada mereka untuk menunjukkan Kamar tidur yang akan ditempati Jungkook selama bekerja di Rumah ini.

Hoseok dan Seokjin melirik kearah Jimin dan Taehyung, seolah memberi kode rahasia yang hanya diketahui mereka berenam, untuk memulai aksi ‘pembullyan’ kepada siapapun yang berani bekerja pada Kakek untuk mengatur-atur mereka berenam.

Jimin tersenyum miring, diikuti Taehyung yang langsung menghampiri Jungkook, “Kami berdua yang akan mengantarkanmu ke Kamarmu” Ucapnya riang, kemudian menoleh kearah Kakak-kakaknya, “Kalian semua langsung ke Kamar saja, biar aku dan Jimin yang mengurus dia”

Jungkook hanya menurut kala tangannya digandeng untuk mengikuti langkah Tuan Muda dihadapannya.

“Ngomong-ngomong, namaku Taehyung, dan yang berjalan didepan kita namanya Jimin.” Ucap Taehyung tiba-tiba.

Jungkook tersenyum tipis dan mengangguk, “Namaku Jungkook”

Jimin menoleh ke belakang, “Ah, berapa usiamu?”


“Dua puluh satu tahun”


“Wah kau ternyata lebih tua dari kami!” Seru Jimin lucu.


Dan sampailah mereka bertiga di sebuah ruangan yang terletak di belakang Rumah utama, Gudang.


“Nah, Kak Jungkook tidur disini ya..”


Hah?


Mata bulatnya menatap tak percaya kepada dua Tuan Muda yang malah tersenyum manis di hadapannya, “S-saya benar-benar harus tidur disini?” Tanya Jungkook pelan.

Setitik rasa nyeri merayap diarea hati Taehyung, ada rasa tak nyaman ketika melihat ekspresi sedih dari wajah Jungkook ketika mengetahui bahwa dirinya harus tidur di Gudang malam ini, tapi apa maksudnya?


**


Jungkook meringis pelan ketika kakinya tak sengaja tergores tumpukan kayu yang berada di sisi kanan tempat ia berbaring.

Di lantai yang dingin dan hanya beralaskan kain tipis yang ia temukan di tumpukan barang milik Gudang ini, Jungkook mulai membaringkan badan mungilnya dengan menggunakan tas berisi pakaian miliknya yang ia bawa sebagai bantalan.

Tak apa, dia sudah terbiasa tidur kedinginan di lantai Rumah Sakit, memiliki alas dan kain tipis untuk ia jadikan selimut saja Jungkook sudah bersyukur.

Baru saja ia hendak memejamkan mata bulatnya yang lelah, ia kembali harus terjaga kala seorang pria memasuki gudang dan menatapnya gusar, “Aku tidak percaya mereka berdua benar-benar menyuruhmu tidur di Gudang!” Bisiknya kesal.


Jungkook menatap salah satu Tuan Mudanya dengan perasaan takut, apakah dia melakukan kesalahan? Kenapa dia terlihat sangat kesal?


Pria itu mengulurkan tangannya, “Ayo, tidur di ruanganku saja!” Ajaknya ramah.


“T-tuan...”




***


Pagi itu suasana Meja makan terlihat berbeda dari biasanya, menu yang biasanya selalu sandwich, sereal, dan makanan untuk sarapan lainnya, kini dipenuhi makanan rumahan yang pastinya jarang sekali ditemui enam Tuan Muda tampan ini.

Eung? Apa ini? Sup?” Tanya Hoseok kebingungan.

Seokjin memanggil Park Seojoon, seorang Kepala pelayan di rumah ini, “Mr.Park, ada apa dengan sarapan hari ini? Apa pelayan yang biasanya sedang sakit?” Tanyanya.

Seojoon tersenyum tipis, “Tuan Besar memerintahkan Jungkook untuk mengurus semua keperluan kalian berenam, kami para pelayan hanya mengurus pekerjaan rumah” Jawab Seojon sopan, kemudian langsung ngancir pergi karena takut ditanya-tanyai lagi.


Hah?


“Silahkan duduk di kursi masing-masing” Ucap Jungkook yang baru saja keluar dari dapur sembari membawa beberapa mangkok nasi.

Tanpa sadar, Namjoon, Seokjin, Yoongi, Hoseok, Jimin, dan Taehyung menurut. Mereka mulai mengambil posisi duduk masing-masing sembari masih menatap kebingungan pada menu sarapan hari ini.

“Kami biasanya sarapan sereal!” Jimin merengek kesal.

“Mulai hari ini saya akan memastikan Tuan Muda makan sayur dan makanan sehat yang lainnya” Jawab Jungkook sembari membagikan mangkok nasi masing-masing.

Taehyung menggeram kesal, “Aku tidak suka sayur!” Pekiknya, kemudian menoleh pada mangkok nasi milik Yoongi yang terdapat sebuah telur ceplok diatas nasi, hanya di mangkok Yoongi.



“Kenapa yang itu ada telurnya?!”


Jungkook yang sedang menuangkan air putih di gelas milik Namjoon, menoleh malu-malu kearah Yoongi, “Karena Tuan Muda Yoongi baik sekali, beliau meminjamkan sofa ruang kerjanya untuk saya tidur semalam”

Rona kemerahan seketika muncul di area pipi hingga telinga Yoongi, begitu kontras dengan kulit putih pucatnya.

“Apa maksudmu?” Tanya Namjoon yang sejak tadi diam dan mengaduk sup miliknya.

“Semalam Tuan Muda Taehyung dan Tuan Muda Jimin menyuruh saya tidur di Gudang, lalu Tuan Muda Yoongi--”

“Tunggu!” Sela Namjoon tajam, kemudian menatap kedua adik kecilnya yang kini berpura-pura sibuk dengan sarapannya.

“Kalian boleh saja berbuat jahil untuk membuat Jungkook tidak betah bekerja disini, tapi jangan keterlaluan, mengerti?” Lanjutnya yang seketika diangguki kedua adiknya, mereka berdua takut pada Namjoon omong-omong.






Dan Jungkook baru sadar jika semalam ia baru saja dikerjai oleh dua bocah kampret ini.






[To Be Continue]

Kookie! [Jeon Jungkook X BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang