Part 3

3.2K 246 6
                                    

Namjoon menghampiri Jungkook yang sedang membersihkan meja makan, “Hari ini apa jadwalmu, Jung?”

Jungkook menoleh dengan wajah polosnya, “Hari ini jadwal saya kosong, Tuan. Mungkin saya akan mencuci semua pakaian kotor Tuan Muda” Jawabnya pelan.


Namjoon terdiam.


Mata tajamnya tak henti menatap pemuda manis dihadapannya yang nampak jelas sok sibuk untuk menghindari tatapannya.


Malu-malu, eh?


Wajah cantik nan lugu yang entah bagaimana bisa menyihirnya, rona merah pipi yang kontras dengan kulit seputih susu dan bibir mungil yang sejak tadi digigit gigi kelicinya untuk mengatasi rasa gugup yang mendera, ahh.. namjoon tidak tahan!

Tangan besarnya tanpa sadar meraih kedua pipi bulat Jungkook, memaksanya untuk menatap langsung kearah mata tajamnya.


“T-tuan...”


Jungkook membelalak kaget kala wajahnya kini berjarak cukup dekat dengan Tuan Mudanya ini, jantungnya berdegup kencang hingga nyeri sekali.

Melihat wajah imut itu terkejut dengan tindakannya barusan, membuat Namjoon merasa luar biasa gemas.

“Aku baru menyadari ternyata kau secantik ini” Bisik Namjoon dengan deep voice-nya.

Jungkook menunduk malu, menghindari tatapan Namjoon, “S-saya laki-laki...”

Membuat pria tampan itu terkekeh pelan, hal yang jarang sekali terjadi mengingat kepribadian Namjoon yang selalu dingin dan jarang tersenyum.

“Aku tahu” Ujar Namjoon.

“Bisakah aku memintamu menemaniku bekerja hari ini?” Lanjutnya.

Pemuda manis itu sontak menatap Tuan Mudanya terkejut, “Menemani Tuan? Bolehkah?” Tanyanya dengan mata yang berbinar imut.

Membuat Namjoon menggigit pipi bagian dalam saking gemasnya, “Tentu”



**


Bangunan Universitas Seoul yang luas dan hanya bisa dimasuki oleh orang-orang yang beruntung saja, kini kaki Jungkook menapak diatas lantainya.

Merasa luar biasa bersyukur karena dirinya yang hanya lulusan SMA, kini bisa berdiri di tempat imiannya, walaupun hanya sebagai Asisten Tuan Besarnya.

Pancaran ekspresi bahagia Jungkook tak luput dari pengamatan Namjoon yang berdiri di sebelahnya, tak menyangka bahwa hal sekecil ini bisa membuat senyum di bibir mungil itu merekah.


“Kau senang?”


Pertanyaan Namjoon membuat Jungkook menoleh kearahnya cepat, menyadari kelengahannya dalam pekerjaannya, “Ah, maafkan saya, Tuan. Saya terlalu senang berada disini”

“Hei-hei, tak apa rileks saja. Aku akan mengajar di kelas sebentar lagi, kau mau ikut?” Tawarnya.

Dan tentu saja Jungkook mengangguk senang.

Perawakan tegas Namjoon kala memberi materi kuliah pada Mahasiswanya benar-benar memukau!

Pembawaannya yang santai namun tegas dalam waktu yang bersamaan memua siapapun tak akan melewatkan kesempatan untuk mendengarkan setiap kata dari pria tampan nan cerdas ini.

Cara bicaranya yang berwibawa, berbobot, dan tidak bertele-tele menarik pesona seluruh manusia yang berada di auditorium ini, termasuk Jungkook yang awalnya duduk canggung diantara para Mahasiswa itu, kini melongo takjub.

Hingga kelas berakhir, rasanya Jungkook tak mampu beranjak. Bahkan ketika Namjoon menyusulnya di bangku paling belakang, mengabaikan tatapan penuh tanya dari para Mahasiswanya yang juga masih betah berada disana.


“Mau terus disini?”


Jungkook terkekeh pelan, “Tuan Muda Namjoon benar-benar hebat!” Pujinya ceria, ia bahkan bengangkat kedua jempol tangannya untuk mengapresiasi kinerja Profesor Universtas Seoul ini.

Dan itu adalah hal yang belum pernah Namjoon dapatkan, bahkan dari keluarganya sendiri.


**


“Aku benar-benar tidak mengerti, tapi Jungkook benar-benar berbeda” Ujar Namjoon pada Lee Soo Hyuk, sahabatnya.

Setelah mengantarkan Jungkook ke Rumah utama, Namjoon bergegas mengunjungi Cafe milik sahabatnya itu untuk menceritakan keluh kesahnya, mengenai hatinya yang kini tak baik-baik saja kala menatap mata si manis Jungkook.


“Dia sangat cantik—tidak, dia luar biasa cantik. Kepribadiannya yang lugu dan apa adanya, aku benar-benar terpesona!”


Soo Hyuk terkekeh pelan, “Seorang Professor sepertimu bisa bucin juga ya, hahaha”

“Kau tidak tahu saja, mungkin jika kau bertemu dengannya, kau akan jatuh hati padanya juga—ah jangan, nanti kau jadi sainganku, no no no!” Cerocos Namjoon tak jelas.


Terkadang cinta bisa membuat seseorang paling pintar pun mendadak bodoh.



**


“Tuan Muda sudah pulang?”


Namjoon berjengit kaget ketika Jungkook muncul tiba-tiba dari balik sofa, apa yang dilakukan si manis selarut ini, ini bahkan hampir tengah malam dan Namjoon baru pulang dari Cafe Lee Soo Hyuk sejak sore tadi.

“Apa yang kau lakukan, Jung? Kau tidak istirahat?”

Jungkook tersenyum manis, “Tadi saya membantu Tuan Muda Hoseok merapihkan meja kerjanya dan beliau minta saya temani bekerja sebentar” Jawabnya.

“Ah! Tuan Muda Namjoon pasti belum makan malam, kan? Saya siapkan sekarang ya..” Lanjutnya kemudian bergegas menuju dapur.

Meninggalkan Namjoon yang masih berdiri kaku di Ruang tamu, isi kepalanya mendadak berperasangka buruk.

Karena Hoseok bukanlah seseorang yang suka jika pekerjaannya diusik orang lain, dia bahkan tidak mengizinkan saudara-saudaranya untuk memasuki ruang kerjanya.

Tapi dengan mudah dia membiarkan Jungkooknya yang manis memasuki ruang kerjanya, bahkan membantunya bekerja.






Apakah Hoseok juga menyukai Jungkook, seperti dirinya?












[To Be Continue]

Kookie! [Jeon Jungkook X BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang